Anas Urbaningrum Bebas, Bisakah Bikin Demokrat Melorot?
Rabu, 12 April 2023 - 06:49 WIB
Anas Urbaningrum (tengah) saat keluar dari Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/4/2023). Foto/Antara
Lalu, apakah dengan keberadaan Anas di PKN bisa membuat suara Partai Demokrat melorot?
“Ekspektasinya dari banyak orang yang tidak suka Demokrat tentu keluarnya Anas dari penjara dan kemudian Anas masuk ranah politik dengan modal finansialnya dari hasil tindakannya itu sangat mungkin diharapkan untuk membuat Demokrat melorot,” kata Analis Komunikasi Politik Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo kepada SINDOnews, Selasa (11/4/2023).
Namun, kata dia, kebanyakan pemilih Partai Demokrat memilih partai berlambang bintang mercy itu karena figur atau ketokohan SBY, bukan karena figur AHY atau program partai tersebut. “Pertanyaan saya, apakah Anas itu bisa mengalahkan karismanya SBY? Kalau enggak, tentu akan susah untuk kemudian bisa membuat Demokrat melorot atau menggerogoti elektabilitas Demokrat,” tutur mantan Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI ini.
Kunto menilai kehadiran Anas di PKN cuma bisa mengganggu Demokrat sehingga grogi atau salah langkah. Namun, menurut dia, agak sulit untuk membuat elektabilitas Demokrat melorot.
“Kedua, apakah masih banyak loyalisnya Anas di Demokrat? Untuk bisa Anas punya power menggerogoti Demokrat, kalau ternyata enggak, ya susah tuh, kalkulasinya dari mana toh Demokrat sekarang juga berkurang sejumlah perolehan suaranya, 2014 dia turun, 2019 dia juga turun lagi,” imbuhnya.
Dia melihat semua yang ada di Demokrat saat ini merupakan loyalis SBY. “Yang oportunis sudah keluar semua sehingga kalau ada PKN di situ, menggerogoti Demokratnya dari mana? Saya belum ketemu tuh rumusnya, kecuali memang Anas punya senjata rahasia yang disimpannya,” pungkasnya.
Hal senada dikatakan oleh Analis Politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Power Ikhwan Arif. “Bebasnya Anas Urbaningrum secara tidak langsung bisa mengganggu Partai Demokrat, Demokrat bisa saja terganggu apabila Anas Urbaningrum melakukan manuver politik terhadap Partai Demokrat,” kata Ikhwan Arif kepada SINDOnews, Selasa (11/4/2023).
Lalu, apakah dengan keberadaan Anas di PKN bisa membuat suara Partai Demokrat melorot?
“Ekspektasinya dari banyak orang yang tidak suka Demokrat tentu keluarnya Anas dari penjara dan kemudian Anas masuk ranah politik dengan modal finansialnya dari hasil tindakannya itu sangat mungkin diharapkan untuk membuat Demokrat melorot,” kata Analis Komunikasi Politik Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo kepada SINDOnews, Selasa (11/4/2023).
Namun, kata dia, kebanyakan pemilih Partai Demokrat memilih partai berlambang bintang mercy itu karena figur atau ketokohan SBY, bukan karena figur AHY atau program partai tersebut. “Pertanyaan saya, apakah Anas itu bisa mengalahkan karismanya SBY? Kalau enggak, tentu akan susah untuk kemudian bisa membuat Demokrat melorot atau menggerogoti elektabilitas Demokrat,” tutur mantan Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI ini.
Kunto menilai kehadiran Anas di PKN cuma bisa mengganggu Demokrat sehingga grogi atau salah langkah. Namun, menurut dia, agak sulit untuk membuat elektabilitas Demokrat melorot.
“Kedua, apakah masih banyak loyalisnya Anas di Demokrat? Untuk bisa Anas punya power menggerogoti Demokrat, kalau ternyata enggak, ya susah tuh, kalkulasinya dari mana toh Demokrat sekarang juga berkurang sejumlah perolehan suaranya, 2014 dia turun, 2019 dia juga turun lagi,” imbuhnya.
Dia melihat semua yang ada di Demokrat saat ini merupakan loyalis SBY. “Yang oportunis sudah keluar semua sehingga kalau ada PKN di situ, menggerogoti Demokratnya dari mana? Saya belum ketemu tuh rumusnya, kecuali memang Anas punya senjata rahasia yang disimpannya,” pungkasnya.
Hal senada dikatakan oleh Analis Politik dan Direktur Eksekutif Indonesia Political Power Ikhwan Arif. “Bebasnya Anas Urbaningrum secara tidak langsung bisa mengganggu Partai Demokrat, Demokrat bisa saja terganggu apabila Anas Urbaningrum melakukan manuver politik terhadap Partai Demokrat,” kata Ikhwan Arif kepada SINDOnews, Selasa (11/4/2023).
tulis komentar anda