Michael Sianipar Tegaskan Anak Muda Perlu Diberi Ruang Politik
Rabu, 15 Maret 2023 - 13:59 WIB
JAKARTA - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Ekonomi Kreatif dan Digital Michael Victor Sianipar menyebut anak muda akan sulit terjun ke dunia politik jika tidak diberikan ruang. Menurutnya, struktural perpolitikan harus dibenahi.
"Saya berargumen, kalau struktur tidak diperbaiki ya percuma, kalau ruang tidak pernah dibuka akhirnya hanya menjadi komoditasnya saja," ujar Michael dalam Konferensi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang diselenggarakan Center For Strategic And International Studies (CSIS) di Gedung Pakarti Centre, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2023).
Michael menegaskan, anak muda sebenarnya bisa mewakili suaranya sendiri. Namun, hal itu terganjal dengan antrean panjang di dunia politik. "Saya relatif bisa sampai titik ini dan juga pernah di pemerintah karena beruntung, akses," ucapnya.
Untuk diketahui, Michael terjun ke dunia politik pada 2012 sebagai asisten kampanye selama pemilihan gubernur 2012, sebelum menjadi Asisten Personal di Balai Kota.
Dia sempat bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Michael menjabat sebagai Ketua DPW PSI Jakarta. Kemudian, dia berlabuh ke Partai Perindo.
Michael pun mengkritisi sistem yang akan diterapkan pada Pemilu 2024. Menurut dia, kalau sistem proporsional tertutup diterapkan akan sangat merugikan. Hal ini berpotensi pada pemuda yang lahir dari kalangan biasa saja.
"Tapi banyak pemuda yang lahir bulan dari keluarga ningrat di dalam sistem tertutup berapa banyak ruang yang diberikan. 2024 ini untuk siapa, kalau itu untuk generasi yang muda banyak, artinya ada proses," ucapnya.
Michael pun kembali menegaskan agar anak muda diberikan ruang. Dia mencontohkan Uni Emirat Arab (UEA) yang memberikan ruang bagi pemuda. Padahal, UEA bukan negara demokrasi seperti Indonesia.
"Menteri Pemuda yang benar-benar Pemuda (Menteri Pemuda UEA Shamma Al Mazrui). Saya harap Indonesia seperti itu. Terus juga Menteri AI (Artificial Intelligence/kecerdasan buatan) di Uni Emirat Arab namanya Omar (Omar bin Sultan Al Olama) umurnya 27, tahun saat ditunjuk sebagai menteri," jelasnya.
"Saya berargumen, kalau struktur tidak diperbaiki ya percuma, kalau ruang tidak pernah dibuka akhirnya hanya menjadi komoditasnya saja," ujar Michael dalam Konferensi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang diselenggarakan Center For Strategic And International Studies (CSIS) di Gedung Pakarti Centre, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2023).
Michael menegaskan, anak muda sebenarnya bisa mewakili suaranya sendiri. Namun, hal itu terganjal dengan antrean panjang di dunia politik. "Saya relatif bisa sampai titik ini dan juga pernah di pemerintah karena beruntung, akses," ucapnya.
Untuk diketahui, Michael terjun ke dunia politik pada 2012 sebagai asisten kampanye selama pemilihan gubernur 2012, sebelum menjadi Asisten Personal di Balai Kota.
Dia sempat bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Michael menjabat sebagai Ketua DPW PSI Jakarta. Kemudian, dia berlabuh ke Partai Perindo.
Michael pun mengkritisi sistem yang akan diterapkan pada Pemilu 2024. Menurut dia, kalau sistem proporsional tertutup diterapkan akan sangat merugikan. Hal ini berpotensi pada pemuda yang lahir dari kalangan biasa saja.
"Tapi banyak pemuda yang lahir bulan dari keluarga ningrat di dalam sistem tertutup berapa banyak ruang yang diberikan. 2024 ini untuk siapa, kalau itu untuk generasi yang muda banyak, artinya ada proses," ucapnya.
Michael pun kembali menegaskan agar anak muda diberikan ruang. Dia mencontohkan Uni Emirat Arab (UEA) yang memberikan ruang bagi pemuda. Padahal, UEA bukan negara demokrasi seperti Indonesia.
"Menteri Pemuda yang benar-benar Pemuda (Menteri Pemuda UEA Shamma Al Mazrui). Saya harap Indonesia seperti itu. Terus juga Menteri AI (Artificial Intelligence/kecerdasan buatan) di Uni Emirat Arab namanya Omar (Omar bin Sultan Al Olama) umurnya 27, tahun saat ditunjuk sebagai menteri," jelasnya.
(zik)
tulis komentar anda