Longsor Natuna, BNPB: 15 Orang Meninggal, 35 Hilang, dan 1.300 Mengungsi
Kamis, 09 Maret 2023 - 06:50 WIB
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan data per 8 Maret 2023 sebanyak 15 orang dinyatakan meninggal dunia, 35 orang hilang, dan 1.300 orang mengungsi akibat bencana tanah longsor di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna , Kepulauan Riau, pada Senin 6 Maret lalu.
“Korban meninggal dunia dalam bencana tanah longsor di Kecamatan Serasan ada sebanyak 15 orang. Bagi 35 warga yang masih dinyatakan hilang ini kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk ditemukan,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangannya, Kamis (9/3/2023).
Sebelumnya, berdasarkan data per Rabu 8 Maret 2023 dini hari, jumlah pengungsi sebanyak 1.216 jiwa yang terbagi di empat titik lokasi. Adapun rinciannya sebanyak 219 jiwa di PLBN Serasan, 215 jiwa di Puskesmas Serasan, 500 jiwa di Masjid Al-Furqon, dan 282 jiwa di SMAN 1 Serasan.
Data ini dimutakhirkan oleh Bupati Natuna Wan Siswandi yang menyebutkan bahwa total pengungsi per Rabu 8 Maret 2023 siang berjumlah setidaknya 1.300 orang.
Suharyanto pun meminta seluruh stakeholder dapat bekerja sama dalam pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi yang terdampak. “Ada yang masih mengungsi. Ini kita pastikan agar kebutuhan dasar selama mengungsi ini bisa terpenuhi,” kata Suharyanto.
Dia juga mendorong agar semua berupaya semaksimal mungkin sehingga apa yang menjadi kebutuhan warga pengungsi dapat terpenuhi. “Semuanya berusaha semaksimal mungkin agar kebutuhan warga terdampak ini terpenuhi,” jelas Suharyanto.
Lebih lanjut, Suharyanto juga telah menyerahkan bantuan dana siap pakai (DSP) BNPB sebesar Rp1 miliar untuk membantu operasi tanggap darurat dan pemenuhan kebutuhan. Penyerahan bantuan DSP itu diserahkan secara simbolis dari Kepala BNPB ke Gubernur dan langsung diberikan kepada Bupati Natuna. “BNPB memberi sementara ini satu miliar. Silakan digunakan,” ucapnya.
Dengan dana siap pakai tersebut, Suharyanto menitipkan agar bantuan itu dapat digunakan secara maksimal sebagaimana mestinya. Dia tidak ingin adanya korban tambahan hanya karena pelayanan yang tidak maksimal. “Hindari ada korban tambahan akibat pelayanan yang tidak maksimal,” pungkasnya.
“Korban meninggal dunia dalam bencana tanah longsor di Kecamatan Serasan ada sebanyak 15 orang. Bagi 35 warga yang masih dinyatakan hilang ini kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk ditemukan,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangannya, Kamis (9/3/2023).
Sebelumnya, berdasarkan data per Rabu 8 Maret 2023 dini hari, jumlah pengungsi sebanyak 1.216 jiwa yang terbagi di empat titik lokasi. Adapun rinciannya sebanyak 219 jiwa di PLBN Serasan, 215 jiwa di Puskesmas Serasan, 500 jiwa di Masjid Al-Furqon, dan 282 jiwa di SMAN 1 Serasan.
Data ini dimutakhirkan oleh Bupati Natuna Wan Siswandi yang menyebutkan bahwa total pengungsi per Rabu 8 Maret 2023 siang berjumlah setidaknya 1.300 orang.
Suharyanto pun meminta seluruh stakeholder dapat bekerja sama dalam pemenuhan kebutuhan dasar para pengungsi yang terdampak. “Ada yang masih mengungsi. Ini kita pastikan agar kebutuhan dasar selama mengungsi ini bisa terpenuhi,” kata Suharyanto.
Dia juga mendorong agar semua berupaya semaksimal mungkin sehingga apa yang menjadi kebutuhan warga pengungsi dapat terpenuhi. “Semuanya berusaha semaksimal mungkin agar kebutuhan warga terdampak ini terpenuhi,” jelas Suharyanto.
Lebih lanjut, Suharyanto juga telah menyerahkan bantuan dana siap pakai (DSP) BNPB sebesar Rp1 miliar untuk membantu operasi tanggap darurat dan pemenuhan kebutuhan. Penyerahan bantuan DSP itu diserahkan secara simbolis dari Kepala BNPB ke Gubernur dan langsung diberikan kepada Bupati Natuna. “BNPB memberi sementara ini satu miliar. Silakan digunakan,” ucapnya.
Dengan dana siap pakai tersebut, Suharyanto menitipkan agar bantuan itu dapat digunakan secara maksimal sebagaimana mestinya. Dia tidak ingin adanya korban tambahan hanya karena pelayanan yang tidak maksimal. “Hindari ada korban tambahan akibat pelayanan yang tidak maksimal,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda