Kementerian PUPR akan Rampungkan Pembangunan Bendungan Cipanas Tahun 2022
Jum'at, 17 Juli 2020 - 08:04 WIB
CIPANAS - Diharapkan bisa mendukung ketahanan air dan pangan nasional, Bendungan Cipanas di Kabupaten Sumedang akan dipercepat penyelesaian pembangunanya. Hal itu disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau pembangunan Bendungan Cipanas, belum lama ini.
Hingga Juni 2020, progres pekerjaan fisik bendungan mencapai 59,72 persen. Menurut perencanaan, masa pelaksanaan pembangunan bendungan hingga 2021 dan akan selesai pada 2023. Namun Menteri Basuki minta agar pembangunan Bendungan Cipanas dipercepat penyelesaiannya. "Saya minta agar pelaksanaan pekerjaan bisa dipercepat dan diselesaikan lebih cepat, yakni pada tahun 2022," kata Menteri Basuki yang saat meninjau pembangunan Bendungan Cipanas didampingi Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Direktur Operasi dan Pemeliharaan Lilik Retno, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.
Percepatan diperlukan mengingat Bendungan Cipanas merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang pembangunannya sudah dimulai sejak 2017 lalu dan bertujuan untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional. Bendungan ini memiliki daya tampung cukup besar yakni 250 juta m3. Dengan daya tampung sebesar itu, Bendungan Cipanas akan mampu mengairi jaringan irigasi seluas 7.432 hektare untuk lahan pertanian di Kabupaten Sumedang dan sebagian Kabupaten Indramayu.
Dengan rampungnya Bendungan Cipanas, diharapkan suplai air irigasi dari Bendungan Cipanas dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun. Bendungan multifungsi ini juga memiliki fungsi lain untuk memenuhi kebutuhan air baku dengan kapasitas sebesar 850 liter per detik dan berpotensi menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) sebesar 3 MW.
Bendungan dengan total luas genangan 1.315 hektare ini juga akan dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir untuk wilayah Indramayu dan sekitarnya karena mampu mengurangi debit banjir sebesar 250 m3/detik serta memiliki potensi untuk wisata.
Bendungan ini merupakan tipe urugan batu inti tegak yang dilengkapi dengan terowongan pengelak sepanjang 400 meter. Sumber air berasal dari Sungai Cipanas yang merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung dengan luas lahan dibutuhkan seluas 1.703 hektare.
PSN yang menelan anggaran sebesar Rp1,3 triliun ini, dananya bersumber dari APBN yang dilaksanakan dengan dua paket konstruksi. Paket pertama dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT Jaya Konstruksi KSO. Sementara paket 2 dikerjakan PT Brantas Abipraya (Persero). (***)
Hingga Juni 2020, progres pekerjaan fisik bendungan mencapai 59,72 persen. Menurut perencanaan, masa pelaksanaan pembangunan bendungan hingga 2021 dan akan selesai pada 2023. Namun Menteri Basuki minta agar pembangunan Bendungan Cipanas dipercepat penyelesaiannya. "Saya minta agar pelaksanaan pekerjaan bisa dipercepat dan diselesaikan lebih cepat, yakni pada tahun 2022," kata Menteri Basuki yang saat meninjau pembangunan Bendungan Cipanas didampingi Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Direktur Operasi dan Pemeliharaan Lilik Retno, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.
Percepatan diperlukan mengingat Bendungan Cipanas merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang pembangunannya sudah dimulai sejak 2017 lalu dan bertujuan untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional. Bendungan ini memiliki daya tampung cukup besar yakni 250 juta m3. Dengan daya tampung sebesar itu, Bendungan Cipanas akan mampu mengairi jaringan irigasi seluas 7.432 hektare untuk lahan pertanian di Kabupaten Sumedang dan sebagian Kabupaten Indramayu.
Dengan rampungnya Bendungan Cipanas, diharapkan suplai air irigasi dari Bendungan Cipanas dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun. Bendungan multifungsi ini juga memiliki fungsi lain untuk memenuhi kebutuhan air baku dengan kapasitas sebesar 850 liter per detik dan berpotensi menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) sebesar 3 MW.
Bendungan dengan total luas genangan 1.315 hektare ini juga akan dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir untuk wilayah Indramayu dan sekitarnya karena mampu mengurangi debit banjir sebesar 250 m3/detik serta memiliki potensi untuk wisata.
Bendungan ini merupakan tipe urugan batu inti tegak yang dilengkapi dengan terowongan pengelak sepanjang 400 meter. Sumber air berasal dari Sungai Cipanas yang merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung dengan luas lahan dibutuhkan seluas 1.703 hektare.
PSN yang menelan anggaran sebesar Rp1,3 triliun ini, dananya bersumber dari APBN yang dilaksanakan dengan dua paket konstruksi. Paket pertama dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT Jaya Konstruksi KSO. Sementara paket 2 dikerjakan PT Brantas Abipraya (Persero). (***)
(srf)
tulis komentar anda