Berjeda Cerita

Rabu, 01 Maret 2023 - 08:37 WIB
Kita mendapat cerita ingin menguatkan penokohan terdapat dalam gubahan Rena Yanita. Ia masih coba-coba dalam bercerita tapi tampak ingin mementingkan penokohan. Kita membaca cerita berjudul “Sisir dan Keintelektualan”. Rena memilih cepat mendefinisikan tokoh tanpa rentetan gejolak dan peristiwa.

Kita dikenalkan dengan tokoh: “Dia bukan lelaki berbuku dan bersepatu. Dia laki-laki yang berpeluh dengan matahari dan hujan. Laki-laki yang hanya punya satu hobi: bekerja. Saat berkenalan denganku, dia bilang, hidupnya jadi bergairah dan berwarna. Cerita yang kusuguhkan menjadi minuman segar. Aku bangga, tak banyak laki-laki yang bisa menghargai wanita banyak kata.” Perkenalan singkat berharap pembaca gampang mengenali lelaki dan perempuan dalam cerita. Kecerewetan tak diperlukan.

Cerita-cerita persembahan lima pengarang tak harus mendapat catatan (kritis) berselera HB Jassin. Pada masa lalu, tokoh itu biasa melakukan pemilihan dan pemberian catatan atas cerita-cerita. Ia berperan sebagai redaktur dan kritikus sastra. Ia pun menjadi dokumentator. Hal terpenting tentu menjadikan buku berjudul Menjelang Kadjang masuk koleksi dokumentasi untuk mengerti sastra bertumbuh di Pare. Kita belum perlu melakukan penilaian ketat atas kehadiran buku sederhana dari pengarang-pengarang sibuk mengurusi bahasa Inggris.

Buku juga belum diharuskan mendapat tatapan akademik berselera Maman S Mahayana. Pada suatu masa, ia pernah sibuk dengan menilai dan menerangkan cerita pendek. Kita justru mengangguk saja atas pembuatan dan pemenuhan janji lima pengarang gara-gara bertemu di Pare. Mereka memilih “bermain-main” dengan cerita tanpa patokan-patokan untuk berhasil dimuat di koran, majalah, atau situs sastra. Cerita-cerita mereka dinikmati saja tanpa janji bakal dijadikan sasaran penilaian oleh mahasiswa menggarap skripsi atau diamati menggunakan selera kritik sastra dianut Maman S Mahayana.

Buku berjudul Menjelang Kadjang hadir tanpa dalih-dalih mengenai nasib halaman-halaman sastra di koran sedang “berdebar” atau pemuatan cerita-cerita di pelbagai situs sastra makin berlimpah. Lima orang menulis cerita-cerita. Buku pun terbit tanpa pengumuman berlebihan minta perhatian. Mereka sadar cerita-cerita itu tak usah berurusan dengan koran atau situs sastra. Cerita-cerita memilih “berjalan” menemui para pembaca-pembaca tak muluk dalam pamrih bersastra. Begitu.

Judul : Menjelang Kadjang dan Cerita Lainnya

Penulis : Fildzah SNF, Indi Irawan, Yulia Tan, Nayla Fitri,

Rena Yanita S, Uun Nurcahyanti

Penerbit : Mlaku, Pare

Cetak : 2022
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More