Dulu Jualan Kue Cucur di Tebet, Siapa Sangka Sosok Ini Jadi Lulusan Terbaik Akmil, Seskoad, dan Sesko TNI
Minggu, 26 Februari 2023 - 08:38 WIB
Menembus Lembah Tidar
Lulus SD, Budi menempuh pendidikan di SMP L (50) Jakarta. Setelahnya, dia melanjutkan pendidikan menengah di SMAN 8 Jakarta. Di kelas dua dia masuk penjurusan Ilmu Pasti dan Pengetahuan Alam (Paspal). Selama di sekolah, Budi aktif di OSIS dan berbagai kegiatan lain seperti pentas seni di radio serta televisi.
Lokasi SMAN 8 di Bukit Duri ketika itu termasuk daerah yang kerap kebanjiran. Situasi ini sedikit banyak memengaruhi karakter siswa. Mereka terbiasa untuk saling menolong dan tidak sombong. Begitu pula yang dirasakan Budiman.
“Masa-masa di SMP dan SMA telah membentuk karakter saya. Selain pendidikan formal, sekolah juga telah memberikan pendidikan budi pekerti sebagai bekal saya hingga kini,” tutur anak ke-2 dari sembilan bersaudara ini.
Lulus SMA, murid yang dikenal cerdas ini memutuskan untuk berkarier sebagai tentara. Keputusan itu bukan tanpa alasan. Ayahnya telah berujar hanya mampu mengantar pendidikan hingga SMA. Jika ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan lanjutan, maka anak-anaknya diminta mencari beasiswa.
Terdorong situasi itu Budiman pun menjajal mengikuti seleksi Akabri Darat (kini Akmil) di Kodam Jaya pada 1974. Semua persyaratan hingga tes dia jalani dengan tekad kuat dan kesabaran. Pada akhirnya, lolos lah dia menuju Lembah Tidar, Magelang.
Hari-hari berat sebagai calon prajurit Taruna akhirnya dirasakan Budi muda. Salah satu teman angkatannya yakni Marciano Norman. Kelak, Marciano melesat menjadi Danpaspampres, Pangdam Jaya, Dankodiklatad hingga Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Pensiun dengan pangkat bintang 3 (Letjen), Marciano kini aktif sebagai Ketua Umum KONI Pusat.
Latihan keras menjadi santapan sehari-hari. Bukan rahasia, capratar digembleng fisik dan mental. Mereka benar-benar dibentuk sebagai sosok tangguh. Bukan hanya dari ilmu-ilmu militer, pengetahuan umum juga diajarkan dengan sangat disiplin. Tapi toh keras dan sulitnya pendidikan Taruna itu mampu dilalui Budiman dengan baik.
Detik berlalu, hari berganti. Perjalanan berliku di Lembah Tidar akhirnya diselesaikan Budiman. Pada 1978 dia resmi dilantik sebagai Letnan Dua. Tidak sekadar lulus, Budiman menyandang predikat prestisius: lulusan terbaik alias peraih lencana Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama!
Terdapat cerita menarik lain dari pendidikannya di Akmil ini. Tentara yang semasa bocah kerap menirukan pidato Bung Karno itu lulus dari Corps Zeni (Czi). Umumnya, rata-rata Taruna memilih kecabangan infanteri sebagai pelabuhan karier militernya.
Lulus SD, Budi menempuh pendidikan di SMP L (50) Jakarta. Setelahnya, dia melanjutkan pendidikan menengah di SMAN 8 Jakarta. Di kelas dua dia masuk penjurusan Ilmu Pasti dan Pengetahuan Alam (Paspal). Selama di sekolah, Budi aktif di OSIS dan berbagai kegiatan lain seperti pentas seni di radio serta televisi.
Lokasi SMAN 8 di Bukit Duri ketika itu termasuk daerah yang kerap kebanjiran. Situasi ini sedikit banyak memengaruhi karakter siswa. Mereka terbiasa untuk saling menolong dan tidak sombong. Begitu pula yang dirasakan Budiman.
“Masa-masa di SMP dan SMA telah membentuk karakter saya. Selain pendidikan formal, sekolah juga telah memberikan pendidikan budi pekerti sebagai bekal saya hingga kini,” tutur anak ke-2 dari sembilan bersaudara ini.
Lulus SMA, murid yang dikenal cerdas ini memutuskan untuk berkarier sebagai tentara. Keputusan itu bukan tanpa alasan. Ayahnya telah berujar hanya mampu mengantar pendidikan hingga SMA. Jika ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan lanjutan, maka anak-anaknya diminta mencari beasiswa.
Terdorong situasi itu Budiman pun menjajal mengikuti seleksi Akabri Darat (kini Akmil) di Kodam Jaya pada 1974. Semua persyaratan hingga tes dia jalani dengan tekad kuat dan kesabaran. Pada akhirnya, lolos lah dia menuju Lembah Tidar, Magelang.
Hari-hari berat sebagai calon prajurit Taruna akhirnya dirasakan Budi muda. Salah satu teman angkatannya yakni Marciano Norman. Kelak, Marciano melesat menjadi Danpaspampres, Pangdam Jaya, Dankodiklatad hingga Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Pensiun dengan pangkat bintang 3 (Letjen), Marciano kini aktif sebagai Ketua Umum KONI Pusat.
Latihan keras menjadi santapan sehari-hari. Bukan rahasia, capratar digembleng fisik dan mental. Mereka benar-benar dibentuk sebagai sosok tangguh. Bukan hanya dari ilmu-ilmu militer, pengetahuan umum juga diajarkan dengan sangat disiplin. Tapi toh keras dan sulitnya pendidikan Taruna itu mampu dilalui Budiman dengan baik.
Detik berlalu, hari berganti. Perjalanan berliku di Lembah Tidar akhirnya diselesaikan Budiman. Pada 1978 dia resmi dilantik sebagai Letnan Dua. Tidak sekadar lulus, Budiman menyandang predikat prestisius: lulusan terbaik alias peraih lencana Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama!
Terdapat cerita menarik lain dari pendidikannya di Akmil ini. Tentara yang semasa bocah kerap menirukan pidato Bung Karno itu lulus dari Corps Zeni (Czi). Umumnya, rata-rata Taruna memilih kecabangan infanteri sebagai pelabuhan karier militernya.
tulis komentar anda