Fenomena Paradoks, Enam Poin Ini Dinilai Jadi Faktor Keberhasilan Pemimpin
Selasa, 14 Februari 2023 - 22:34 WIB
Keempat, strategic executor. Paradoksnya orang cenderung lebih memperhatikan strategi atau eksekusi. Pemimpin harus mampu mengartikulasikan strategi, memahami bagaimana pengembangannya, dan melaksanakan dengan baik.
"Ini membutuhkan kemampuan untuk menentukan saat strategis dan memecahkan masalah hari ini dengan memikirkan hari esok," kata Hamsal.
Kelima kata dia adalah tech savvy humanist. Paradoksnya keterampilan teknis dan pemahaman aspek kemanusiaan seringkali bertentangan.
Menurutnya, banyak orang yang kuat dalam teknologi tidak memahami dampak manusianya, dan sebaliknya, pemimpin juga harus memahami dampak teknologi pada bisnis dan tenaga kerja.
"Peran pemimpin adalah menyeimbangkan kedua hal tersebut untuk memastikan keberhasilan bisnis dan masa depan yang lebih baik bagi bawahannya," ungkapnya.
Keenam adalah traditioned innovator dengan paradoks pemimpin harus menemukan keseimbangan antara mempertahankan hal-hal yang sudah baik dalam bisnis dan membuka peluang untuk inovasi baru yang relevan.
Ini kata Hamsal, membutuhkan kemampuan untuk menghargai masa lalu dan memutuskan apa yang perlu dibawa ke depan, serta keberanian untuk mencoba hal-hal baru.
"Pemimpin harus bisa menentukan kapan harus melestarikan masa lalu dan kapan harus mengembangkan inovasi baru yang sesuai dengan zaman," tutupnya.
"Ini membutuhkan kemampuan untuk menentukan saat strategis dan memecahkan masalah hari ini dengan memikirkan hari esok," kata Hamsal.
Kelima kata dia adalah tech savvy humanist. Paradoksnya keterampilan teknis dan pemahaman aspek kemanusiaan seringkali bertentangan.
Menurutnya, banyak orang yang kuat dalam teknologi tidak memahami dampak manusianya, dan sebaliknya, pemimpin juga harus memahami dampak teknologi pada bisnis dan tenaga kerja.
"Peran pemimpin adalah menyeimbangkan kedua hal tersebut untuk memastikan keberhasilan bisnis dan masa depan yang lebih baik bagi bawahannya," ungkapnya.
Keenam adalah traditioned innovator dengan paradoks pemimpin harus menemukan keseimbangan antara mempertahankan hal-hal yang sudah baik dalam bisnis dan membuka peluang untuk inovasi baru yang relevan.
Ini kata Hamsal, membutuhkan kemampuan untuk menghargai masa lalu dan memutuskan apa yang perlu dibawa ke depan, serta keberanian untuk mencoba hal-hal baru.
"Pemimpin harus bisa menentukan kapan harus melestarikan masa lalu dan kapan harus mengembangkan inovasi baru yang sesuai dengan zaman," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda