Pengamat Sebut Golkar Jadi Episentrum Politik karena Berhasil Mengelola Pemerintahan
Selasa, 14 Februari 2023 - 18:05 WIB
JAKARTA - Partai Golkar dinilai menjadi partai politik (parpol) yang memiliki peran sentral dalam membangun koalisi jelang Pemilu 2024. Pandangan ini disampaikan Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Rahajo Jati.
Bukan tanpa sebab dia mengatakan demikian. Menurut Wasis, pengalaman panjang Golkar lah yang dinilai menjadi rujukan partai lain dalam membentuk koalisi.
"Tentu faktor historis yang membuat parpol ini menjadi rujukan penting bagi para parpol lainnya," kata Wasis, Selasa (14/2/2023).
Menurut Wasis, Golkar sebagai partai lama juga sudah terbukti untuk bisa adaptif dengan perubahan politik, sehingga masih menjadi parpol yang selalu masuk koalisi kekuasaan.
Namun demikian Wasis menilai, meski Golkar syarat pengalaman dan memiliki suara terbesar kedua di Pemilu 2019, tapi belum tentu parpol pimpinan Airlangga tersebut bisa menjadi pimpinan dalam koalisi.
Menurut Wasis, pimpinan koalisi parpol nantinya akan didiskusikan dengan para anggota koalisi lainnya. "Tergantung pada negosiasi internal koalisi," ujarnya.
Di 2023 ini, sudah ada beberapa parpol yang bertemu dengan Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto dan jajarannya. Di antaranya Partai Nasdem, yang mengunjungi Kantor DPP Golkar di daerah Slipi, Jakarta Barat.
Baca juga: Bertemu Partai Golkar, PKS: Bahas Pilkada hingga Pilpres 2024
Kemudian PKS yang juga mendatangi Kantor DPP Golkar. Terakhir adalah PKB yang dipimpin langsung Muhaimin Iskandar (Cak Imin) juga bertemu Airlangga dan jajaran elite Golkar.
Sementara untuk peta koalisi menuju Pemilu 2024 saat ini sudah terbentuk tiga poros. Yakni, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan komposisi parpolnya yaitu Golkar, PAN, dan PPP.
Selanjutnya Koalisi Perubahan dengan parpolnya Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS. Poros ketiga Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya beranggotakan Partai Gerindra dan PKB. Sedangkan PDIP masih belum menentukan sikapnya.
Bukan tanpa sebab dia mengatakan demikian. Menurut Wasis, pengalaman panjang Golkar lah yang dinilai menjadi rujukan partai lain dalam membentuk koalisi.
"Tentu faktor historis yang membuat parpol ini menjadi rujukan penting bagi para parpol lainnya," kata Wasis, Selasa (14/2/2023).
Menurut Wasis, Golkar sebagai partai lama juga sudah terbukti untuk bisa adaptif dengan perubahan politik, sehingga masih menjadi parpol yang selalu masuk koalisi kekuasaan.
Namun demikian Wasis menilai, meski Golkar syarat pengalaman dan memiliki suara terbesar kedua di Pemilu 2019, tapi belum tentu parpol pimpinan Airlangga tersebut bisa menjadi pimpinan dalam koalisi.
Menurut Wasis, pimpinan koalisi parpol nantinya akan didiskusikan dengan para anggota koalisi lainnya. "Tergantung pada negosiasi internal koalisi," ujarnya.
Di 2023 ini, sudah ada beberapa parpol yang bertemu dengan Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto dan jajarannya. Di antaranya Partai Nasdem, yang mengunjungi Kantor DPP Golkar di daerah Slipi, Jakarta Barat.
Baca juga: Bertemu Partai Golkar, PKS: Bahas Pilkada hingga Pilpres 2024
Kemudian PKS yang juga mendatangi Kantor DPP Golkar. Terakhir adalah PKB yang dipimpin langsung Muhaimin Iskandar (Cak Imin) juga bertemu Airlangga dan jajaran elite Golkar.
Sementara untuk peta koalisi menuju Pemilu 2024 saat ini sudah terbentuk tiga poros. Yakni, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan komposisi parpolnya yaitu Golkar, PAN, dan PPP.
Selanjutnya Koalisi Perubahan dengan parpolnya Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS. Poros ketiga Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya beranggotakan Partai Gerindra dan PKB. Sedangkan PDIP masih belum menentukan sikapnya.
(abd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda