Pemerintah Bentuk Tim Pengiriman Bantuan untuk Gempa Turki, Koordinasi di Bawah BNPB
Rabu, 08 Februari 2023 - 21:40 WIB
JAKARTA - Pemerintah saat ini mengupayakan percepatan pengiriman bantuan kemanudiaan Search and Rescue (SAR) dan logistik untuk gempa Turki . Salah satu upaya percepatannya yakni dengan membentuk tim pengiriman bantuan dimana koordinasi di bawah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) .
“Pemerintah akan membentuk tim pengiriman bantuan pemerintah Republik Indonesia untuk bencana gempa Turki akan dikoordinasikan oleh BNPB,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam keterangan resminya, Rabu (8/2/2023).
Muhadjir menjelaskan tim bantuan tersebut akan terdiri dari Tim Emergency Medical Team (EMT) berupa tenaga medis dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan dan Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) dikoordinasikan oleh Basarnas.
Dilanjutkannya, pembentukan ini sejalan dengan instruksi Presiden Jokowi yang meminta percepat bantuan ke Turki dan Suriah. “Saya tadi baru menghadap Presiden tentang rencana pemerintah untuk memberikan bantuan di Turki dan Suriah. Intinya Presiden memberikan perintah kepada Menko PMK untuk mengkoordinasikan bantuan ke Turki dan Suriah secepat mungkin,” paparnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan telah membentuk EMT yang merupakan tim medis darurat atau emergency yang diturunkan untuk membantu menangani korban di lokasi bencana.
Untuk minggu pertama, lanjutnya, layanan yang paling penting adalah gawat darurat dan prosedur bedah karena korban gempa banyak yang patah tulang dan perlu dioperasi karena luka. Kemudian untuk minggu kedua adalah penanganan penyakit menular dan penyakit kronik yang berkaitan dengan situasi kondisi tempat pengungsian yang tidak higienis.
“Kementerian Kesehatan akan memberangkatkan 6,8 ton logistik kesehatan yang akan dikirimkan sesuai perencanaan prosedur medik yang telah direncanakan pada minggu pertama dan kedua,” jelasnya.
Sebelumnya gempa berkekuatan 7,8 skala richter melanda perbatasan Turki-Suriah pada 6 Februari 2023 dini hari. Gempa tersebut telah menghancurkan berbagai infrastruktur, bangunan serta rumah warga. Saat gempa terjadi, banyak orang masih tertidur pulas. Akibatnya banyak korban jiwa yang berjatuhan karena gempa bumi.
Korban meninggal dunia akibat gempa besar sejauh ini sudah melampaui 11 ribu jiwa, termasuk 2 WNI di Turki. Jumlah jiwa yang melayang diperkirakan masih terus bertambah, seiring proses evakuasi yang dilakukan dan kemungkinan besar akan terus bertambah dalam 1-2 hari ke depan.
Sementara itu, KBRI di Ankara menyampaikan saat ini ada 2 WNI, ibu dan anak yang menjadi korban meninggal dunia dalam bencana gempa di Turki dan Suriah. Mereka satu keluarga, suaminya yang berkebangsaan Turki juga meninggal. Selain itu ada 10 WNI yang mengalami luka-luka dan sudah ditangani, serta 5 WNI yang sampai saat ini masih hilang kontak.
“Pemerintah akan membentuk tim pengiriman bantuan pemerintah Republik Indonesia untuk bencana gempa Turki akan dikoordinasikan oleh BNPB,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam keterangan resminya, Rabu (8/2/2023).
Baca Juga
Muhadjir menjelaskan tim bantuan tersebut akan terdiri dari Tim Emergency Medical Team (EMT) berupa tenaga medis dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan dan Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) dikoordinasikan oleh Basarnas.
Dilanjutkannya, pembentukan ini sejalan dengan instruksi Presiden Jokowi yang meminta percepat bantuan ke Turki dan Suriah. “Saya tadi baru menghadap Presiden tentang rencana pemerintah untuk memberikan bantuan di Turki dan Suriah. Intinya Presiden memberikan perintah kepada Menko PMK untuk mengkoordinasikan bantuan ke Turki dan Suriah secepat mungkin,” paparnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan telah membentuk EMT yang merupakan tim medis darurat atau emergency yang diturunkan untuk membantu menangani korban di lokasi bencana.
Untuk minggu pertama, lanjutnya, layanan yang paling penting adalah gawat darurat dan prosedur bedah karena korban gempa banyak yang patah tulang dan perlu dioperasi karena luka. Kemudian untuk minggu kedua adalah penanganan penyakit menular dan penyakit kronik yang berkaitan dengan situasi kondisi tempat pengungsian yang tidak higienis.
“Kementerian Kesehatan akan memberangkatkan 6,8 ton logistik kesehatan yang akan dikirimkan sesuai perencanaan prosedur medik yang telah direncanakan pada minggu pertama dan kedua,” jelasnya.
Sebelumnya gempa berkekuatan 7,8 skala richter melanda perbatasan Turki-Suriah pada 6 Februari 2023 dini hari. Gempa tersebut telah menghancurkan berbagai infrastruktur, bangunan serta rumah warga. Saat gempa terjadi, banyak orang masih tertidur pulas. Akibatnya banyak korban jiwa yang berjatuhan karena gempa bumi.
Korban meninggal dunia akibat gempa besar sejauh ini sudah melampaui 11 ribu jiwa, termasuk 2 WNI di Turki. Jumlah jiwa yang melayang diperkirakan masih terus bertambah, seiring proses evakuasi yang dilakukan dan kemungkinan besar akan terus bertambah dalam 1-2 hari ke depan.
Sementara itu, KBRI di Ankara menyampaikan saat ini ada 2 WNI, ibu dan anak yang menjadi korban meninggal dunia dalam bencana gempa di Turki dan Suriah. Mereka satu keluarga, suaminya yang berkebangsaan Turki juga meninggal. Selain itu ada 10 WNI yang mengalami luka-luka dan sudah ditangani, serta 5 WNI yang sampai saat ini masih hilang kontak.
(kri)
tulis komentar anda