Menko Airlangga: Dukungan TNI-Polri Sukseskan Pemerintah Wujudkan Visi Indonesia Maju
Rabu, 08 Februari 2023 - 21:12 WIB
Menurut Airlangga, saat ini pemerintah akan terus waspada dan antisipatif dengan kondisi pelambatan ekonomi global yang akan menurunkan tingkat permintaan.
Penguatan core ekonomi dalam negeri melalui konsumsi dan investasi akan menjadi faktor utama untuk meningkatkan resiliensi ekonomi Indonesia di tahun 2023, karena kinerja ekspor yang sebelumnya tumbuh tinggi diperkirakan akan melambat.
Ada beberapa strategi dan kebijakan utama pemerintah menyikapi hal itu. Mulai dari menjaga daya beli masyarakat melalui pengendalian inflasi serta optimalisasi program perlindungan sosial, memperkuat pasar domestik dengan mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri dan mendukung pengembangan UMKM.
Selanjutnya, meningkatkan diversifikasi pasar ekspor ke negara-negara dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang masih kuat. Transformasi ekonomi terus dilanjutkan untuk meningkatkan investasi, mendorong produktivitas SDM, dan menyerap tenaga kerja melalui implementasi UU Cipta Kerja.
Pemerintah juga melakukan reformasi dan pendalaman sektor keuangan melalui Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
“Selain itu, akan dilakukan pengaturan kembali Devisa Hasil Ekspor (DHE) dengan revisi PP No 1/2019 dengan perluasan komoditi ekspor wajib DHE selain SDA yaitu komoditi manufaktur hasil hilirisasi,” kata Airlangga.
Pemerintah juga mendorong penguatan sektor pariwisata sebagai mesin penggerak ekonomi, lewat pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Pariwisata yang diharapkan meningkatkan minat turis asing untuk datang berwisata di Indonesia.
Dengan catatan tersebut di atas, Airlangga yakin target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% (YoY) di tahun 2023 optimistis dapat dicapai. “Berbagai lembaga internasional pun memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh di kisaran 5% pada tahun 2023,” ujar dia.
Menurutnya, tahun 2023 dan 2024 merupakan tahun krusial, karena menjadi saat untuk menyelesaikan transformasi ekonomi sesuai RPJMN 2020- 2024. Keberhasilan transformasi ekonomi akan menentukan untuk bisa keluar dari middle income trap di tahun 2030 dan menuju Visi Indonesia Emas 2045.
"Transformasi ekonomi yang tengah kita lakukan didukung oleh Hilirisasi dengan memanfaatkan Pembangunan SDM, Pembangunan Infrastruktur, Penyederhanaan Regulasi dan Reformasi Birokrasi,” kata Airlangga.
Penguatan core ekonomi dalam negeri melalui konsumsi dan investasi akan menjadi faktor utama untuk meningkatkan resiliensi ekonomi Indonesia di tahun 2023, karena kinerja ekspor yang sebelumnya tumbuh tinggi diperkirakan akan melambat.
Ada beberapa strategi dan kebijakan utama pemerintah menyikapi hal itu. Mulai dari menjaga daya beli masyarakat melalui pengendalian inflasi serta optimalisasi program perlindungan sosial, memperkuat pasar domestik dengan mengoptimalkan penggunaan produk dalam negeri dan mendukung pengembangan UMKM.
Selanjutnya, meningkatkan diversifikasi pasar ekspor ke negara-negara dengan potensi pertumbuhan ekonomi yang masih kuat. Transformasi ekonomi terus dilanjutkan untuk meningkatkan investasi, mendorong produktivitas SDM, dan menyerap tenaga kerja melalui implementasi UU Cipta Kerja.
Pemerintah juga melakukan reformasi dan pendalaman sektor keuangan melalui Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
“Selain itu, akan dilakukan pengaturan kembali Devisa Hasil Ekspor (DHE) dengan revisi PP No 1/2019 dengan perluasan komoditi ekspor wajib DHE selain SDA yaitu komoditi manufaktur hasil hilirisasi,” kata Airlangga.
Pemerintah juga mendorong penguatan sektor pariwisata sebagai mesin penggerak ekonomi, lewat pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Pariwisata yang diharapkan meningkatkan minat turis asing untuk datang berwisata di Indonesia.
Dengan catatan tersebut di atas, Airlangga yakin target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% (YoY) di tahun 2023 optimistis dapat dicapai. “Berbagai lembaga internasional pun memperkirakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh di kisaran 5% pada tahun 2023,” ujar dia.
Menurutnya, tahun 2023 dan 2024 merupakan tahun krusial, karena menjadi saat untuk menyelesaikan transformasi ekonomi sesuai RPJMN 2020- 2024. Keberhasilan transformasi ekonomi akan menentukan untuk bisa keluar dari middle income trap di tahun 2030 dan menuju Visi Indonesia Emas 2045.
"Transformasi ekonomi yang tengah kita lakukan didukung oleh Hilirisasi dengan memanfaatkan Pembangunan SDM, Pembangunan Infrastruktur, Penyederhanaan Regulasi dan Reformasi Birokrasi,” kata Airlangga.
tulis komentar anda