100 Tahun NU, Gus Yahya: Hari Ini Kita Melangkah Masuki Gerbang Abad Kedua
Selasa, 07 Februari 2023 - 12:34 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengajak kepada seluruh nahdliyin untuk bersyukur karena akan melangkah ke gerbang abad kedua. Tepat pada hari ini ormas Islam yang didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari itu berusia 100 tahun.
"Hari ini kita melangkahkan kaki memasuki gerbang abad kedua Nahdlatul Ulama," kata Gus Yahya, sapaan KH Yahya Cholil Staquf, dalam perayaan Satu Abab NU di Stadion Delta Gelora Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).
Dengan pencapaian usia NU menyentuh satu abad, kata Gus Yahya, tidak ada hal lain yang dilakukan, kecuali bersyukur kepada Allah SWT. Menurutnya, 100 tahun NU merupakan satu abad melatih diri dan hasil tirakat para wali, kiai, serta segenap masyarakat yang meyakini bahwa NU adalah bekal masa depan.
Baca juga: Satu Abad NU, Jokowi: Nahdlatul Ulama Berikan Warna Luar Biasa untuk Indonesia
"Yang tidak pernah berhenti meyakini bahwa Indonesia adalah tanah yang dilimpahi ridha Allah, diberkahi Allah untuk menjadi titik tolak masa depan yang lebih mulia bagi umat manusia. Tidak berhenti meyakini bahwa dalam keadaan apa pun, pertolongan Allah akan senantiasa bersama kita," katanya.
Tirakat satu abad, kata Gus Yahya, menjelma sebagai berkah yang sangat besar dan menjadi momen mendigdayakan Nahdlatul Ulama. "Tirakat satu abad menjelma berkah raksasa, tirakat satu abad Mendigdayakan Nahdlatul Ulama," katanya.
Sejarah Singkat Berdirinya NU
Nahdlatul Ulama (NU), yang secara harfiah berarti Kebangkitan Para Ulama, berdiri pada 16 Rajab 1344 H atau bertepatan 31 Januari 1926, di Jombang, Jawa Timur, zaman Hindia Belanda. Pendirinya adalah KH Hasyim Asy'ari.
Mengutip situs resminya, lahirnya NU tak terlepas dari persoalan yang dihadapi para ulama pesantren ketika Dinasti Sa'ud di Arab Saudi ingin membongkar makam Nabi Muhammad SAW. Raja Sa'ud juga ingin menetapkan Wahabi sebagai mazhab resmi kerajaan dan menolak praktik mazhab lainnya. Keinginan Raja Sa'ud itu akan dibawa ke Muktamar Dunia Islam (Muktamar 'Alam Islami) Mekkah.
"Hari ini kita melangkahkan kaki memasuki gerbang abad kedua Nahdlatul Ulama," kata Gus Yahya, sapaan KH Yahya Cholil Staquf, dalam perayaan Satu Abab NU di Stadion Delta Gelora Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).
Dengan pencapaian usia NU menyentuh satu abad, kata Gus Yahya, tidak ada hal lain yang dilakukan, kecuali bersyukur kepada Allah SWT. Menurutnya, 100 tahun NU merupakan satu abad melatih diri dan hasil tirakat para wali, kiai, serta segenap masyarakat yang meyakini bahwa NU adalah bekal masa depan.
Baca juga: Satu Abad NU, Jokowi: Nahdlatul Ulama Berikan Warna Luar Biasa untuk Indonesia
"Yang tidak pernah berhenti meyakini bahwa Indonesia adalah tanah yang dilimpahi ridha Allah, diberkahi Allah untuk menjadi titik tolak masa depan yang lebih mulia bagi umat manusia. Tidak berhenti meyakini bahwa dalam keadaan apa pun, pertolongan Allah akan senantiasa bersama kita," katanya.
Tirakat satu abad, kata Gus Yahya, menjelma sebagai berkah yang sangat besar dan menjadi momen mendigdayakan Nahdlatul Ulama. "Tirakat satu abad menjelma berkah raksasa, tirakat satu abad Mendigdayakan Nahdlatul Ulama," katanya.
Sejarah Singkat Berdirinya NU
Nahdlatul Ulama (NU), yang secara harfiah berarti Kebangkitan Para Ulama, berdiri pada 16 Rajab 1344 H atau bertepatan 31 Januari 1926, di Jombang, Jawa Timur, zaman Hindia Belanda. Pendirinya adalah KH Hasyim Asy'ari.
Mengutip situs resminya, lahirnya NU tak terlepas dari persoalan yang dihadapi para ulama pesantren ketika Dinasti Sa'ud di Arab Saudi ingin membongkar makam Nabi Muhammad SAW. Raja Sa'ud juga ingin menetapkan Wahabi sebagai mazhab resmi kerajaan dan menolak praktik mazhab lainnya. Keinginan Raja Sa'ud itu akan dibawa ke Muktamar Dunia Islam (Muktamar 'Alam Islami) Mekkah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda