Reshuffle Kabinet Rabu Pon, Partai Garuda Ungkap 3 Hal yang Mendasarinya
Senin, 30 Januari 2023 - 13:57 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi ikut angkat bicara menanggapi isu reshuffle kabinet pada Rabu Pon. Untuk diketahui, Rabu Pon terdekat jatuh pada 1 Februari 2023.
"Kabar santer bahwa Rabu Pon, tepatnya 1 Februari 2023 Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle menteri. Tentu menjadi hal yang positif, karena Jokowi mengganti para menteri yang tidak bisa menjalankan tugas dengan baik atau yang tidak sejalan dengan tujuan politiknya," kata Teddy dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/1/2023).
Menurutnya, tidak dapat dipungkiri, menteri adalah jabatan politik, sehingga tidak ada salahnya jika presiden mengganti yang sudah tidak sejalan dengan tujuan politiknya. Presiden dapat mengganti dengan yang sejalan dan tentu juga yang bisa menjalankan roda kementerian.
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Rabu Pon, Mardiono Sudah Dipanggil Jokowi ke Istana
"Jika Rabu Pon nanti terjadi reshuffle, artinya ada 3 hal yang mendasari itu. Pertama karena kinerja, kedua karena sudah tidak sejalan dengan tujuan politik presiden, dan yang ketiga gabungan dari keduanya, yaitu kinerja dan tidak sejalan dengan tujuan politik. Dan itu semua sah-sah saja," kata Juru Bicara Partai Garuda ini.
Teddy memandang harus ada chemistry dalam menjalankan roda organisasi. "Jika sudah tidak ada, untuk apa dipaksakan dengan berlindung di balik kata profesionalisme? Pilihannya hanya ada 2, keluar atau dikeluarkan," katanya.
Presiden Jokowi pernah dua kali mengumumkan reshuffle kabinet pada Rabu Pon, yakni 12 Agustus 2015 dan 27 Juli 2016. Namun, Jokowi menjawab santai saat dikonfirmasi mengenai isu reshuffle kabinet pada Rabu Pon.
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Rabu Pon, PAN: Terserah Presiden
"Rabu Pon bener? ya nanti tunggu saja," kata Jokowi usai acara Kick Off Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 di Bundara HI, Jakarta, Minggu (29/1/2023).
"Kabar santer bahwa Rabu Pon, tepatnya 1 Februari 2023 Presiden Jokowi akan melakukan reshuffle menteri. Tentu menjadi hal yang positif, karena Jokowi mengganti para menteri yang tidak bisa menjalankan tugas dengan baik atau yang tidak sejalan dengan tujuan politiknya," kata Teddy dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/1/2023).
Menurutnya, tidak dapat dipungkiri, menteri adalah jabatan politik, sehingga tidak ada salahnya jika presiden mengganti yang sudah tidak sejalan dengan tujuan politiknya. Presiden dapat mengganti dengan yang sejalan dan tentu juga yang bisa menjalankan roda kementerian.
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Rabu Pon, Mardiono Sudah Dipanggil Jokowi ke Istana
"Jika Rabu Pon nanti terjadi reshuffle, artinya ada 3 hal yang mendasari itu. Pertama karena kinerja, kedua karena sudah tidak sejalan dengan tujuan politik presiden, dan yang ketiga gabungan dari keduanya, yaitu kinerja dan tidak sejalan dengan tujuan politik. Dan itu semua sah-sah saja," kata Juru Bicara Partai Garuda ini.
Teddy memandang harus ada chemistry dalam menjalankan roda organisasi. "Jika sudah tidak ada, untuk apa dipaksakan dengan berlindung di balik kata profesionalisme? Pilihannya hanya ada 2, keluar atau dikeluarkan," katanya.
Presiden Jokowi pernah dua kali mengumumkan reshuffle kabinet pada Rabu Pon, yakni 12 Agustus 2015 dan 27 Juli 2016. Namun, Jokowi menjawab santai saat dikonfirmasi mengenai isu reshuffle kabinet pada Rabu Pon.
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet Rabu Pon, PAN: Terserah Presiden
"Rabu Pon bener? ya nanti tunggu saja," kata Jokowi usai acara Kick Off Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 di Bundara HI, Jakarta, Minggu (29/1/2023).
(abd)
tulis komentar anda