Soal Jamu China, Politikus Gerindra Pertanyakan Nasionalisme Satgas DPR
Selasa, 28 April 2020 - 13:53 WIB
Sebelumnya, Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia atau GP Jamu mengeluhkan masuknya jamu impor dari China ke rumah sakit rujukan Kementerian Kesehatan untuk penanganan virus corona.
Jamu impor dari China tersebut merupakan donasi yang dikoordinasi oleh Satgas Lawan Covid-19 DPR RI.
Ketua GP Jamu dan Obat Tradisional, Dwi Ranny Pertiwi mengaku keberatan dengan masuknya jamu impor China. Apalagi, Indonesia sudah memiliki banyak produk jamu.
"Saya melihat ada Satgas DPR RI mengimpor jamu dari luar secara besar. Terus terang, saya keberatan dengan hal ini. Karena yang saya tahu, formula dalam jamu impor itu yang diberikan oleh Satgas DPR itu juga kami bisa buat," ujarnya, dalam rapat virtual dengan Komisi VI DPR, Senin 27 April 2020.
Sementara itu, anggota Satgas Lawan Covid-19 DPR Andre Rosiade justru menganggap GP Jamu salah faham terkait impor bahan jamu dari China yang dilakukan Satgas Lawan Covid-19 DPR.
Andre menjelaskan, Herbavid adalah obat herbal yang juga dibuat industri lokal di Indonesia dan diproduksi oleh orang indonesia. "Bahan obatnya ada 15 jenis, yang 13 jenis ada di Indonesia dan 2 impor dari China. Kenapa impor? Karena memang tidak ada di Indonesia," kata politikus Partai Gerindra ini dalam keterangan tertulisnya kepada kalangan wartawan.
Anggota Komisi VI DPR ini mengatakan alasan harus impor dua jenis bahan jamu dari China karena mengacu kepada publikasi jurnal ilmiah internasional untuk obati Covid-19.
"Meramu obat herbal itu kan harus ada dasar ilmiahnya. Tidak benar jika bahan baku dalam Herbavid ada yang dilarang oleh pemerintah Indonesia. Jika ada silakan sebut bahan obat apa yang dilarang dan sudah dikonsultasikan dengan BPOM dan tidak ada bahan baku yang dilarang," tuturnya.
Jamu impor dari China tersebut merupakan donasi yang dikoordinasi oleh Satgas Lawan Covid-19 DPR RI.
Ketua GP Jamu dan Obat Tradisional, Dwi Ranny Pertiwi mengaku keberatan dengan masuknya jamu impor China. Apalagi, Indonesia sudah memiliki banyak produk jamu.
"Saya melihat ada Satgas DPR RI mengimpor jamu dari luar secara besar. Terus terang, saya keberatan dengan hal ini. Karena yang saya tahu, formula dalam jamu impor itu yang diberikan oleh Satgas DPR itu juga kami bisa buat," ujarnya, dalam rapat virtual dengan Komisi VI DPR, Senin 27 April 2020.
Sementara itu, anggota Satgas Lawan Covid-19 DPR Andre Rosiade justru menganggap GP Jamu salah faham terkait impor bahan jamu dari China yang dilakukan Satgas Lawan Covid-19 DPR.
Andre menjelaskan, Herbavid adalah obat herbal yang juga dibuat industri lokal di Indonesia dan diproduksi oleh orang indonesia. "Bahan obatnya ada 15 jenis, yang 13 jenis ada di Indonesia dan 2 impor dari China. Kenapa impor? Karena memang tidak ada di Indonesia," kata politikus Partai Gerindra ini dalam keterangan tertulisnya kepada kalangan wartawan.
Anggota Komisi VI DPR ini mengatakan alasan harus impor dua jenis bahan jamu dari China karena mengacu kepada publikasi jurnal ilmiah internasional untuk obati Covid-19.
"Meramu obat herbal itu kan harus ada dasar ilmiahnya. Tidak benar jika bahan baku dalam Herbavid ada yang dilarang oleh pemerintah Indonesia. Jika ada silakan sebut bahan obat apa yang dilarang dan sudah dikonsultasikan dengan BPOM dan tidak ada bahan baku yang dilarang," tuturnya.
(dam)
tulis komentar anda