Kebudayaan yang Berpengaruh
A
A
A
DEWI CHUMAIROH
Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi,
ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keberagaman budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kebudayaan bangsa Indonesia telah dikenal luas oleh masyarakat Internasional.
Bukan sekadar tarian dan busana etnis, melainkan juga mengenai tata adat ketimurannya yang khas, di antaranya sopan santun, tepa selira, dan musyawarah. Bahkan beberapa ratus tahun lalu, kebudayaan Indonesia sempat melingkupi beberapa wilayah Asia dan Eropa. Tak bisa dimungkiri bahwa wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit membuktikan Indonesia mampu berjaya di kancah internasional.
Hal yang sama juga dilakukan oleh founding father, Ir Soekarno, beliau berhasil mencitrakan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beradab dan memiliki martabat. Namun sayangnya, seperti Kerajaan Majapahit yang runtuh karena perang saudara, kejayaan Indonesia semakin lama semakin luntur dan tenggelam. Singa yang dulu ditakutinegara tetangga, nasibnyamalahberbalik.
Lantas, apa artinya nama sebuah bangsa di mata internasional? Tentu saja penting dan bukan untuk gengsi semata. Bayangkanjika Indonesia berperan aktif dan mampu memberikan kontribusinya pada kepentingan internasional, maka dunia akan melihat Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya. Dengan nilai-nilai luhur, bangsa Indonesia telah membuktikan pada dunia bahwa budaya sangat penting bagi identitasbangsa.
Diantaranya nilaitolong-menolongyang dicerminkan oleh bantuan pada Nepal yang pada awal Mei lalu tertimpa musibah gempa. Tahun ini juga, Indonesia mendapat kesempatan emas menjadi negara penyelenggara Konferensi Asia-Afrika (KAA). Pertemuan antara Negara- negara Asia dan Afrika membawa keuntungan tersendiri bagi Indonesia untuk memberikan kontribusinya melalui diskusi yang disertai hubungan dan kerja sama dengan negara lain.
Hal yang patut diapresiasi adalah sikap bangsa Indonesia, yang dengan ramah menerima tamutamu asing ini, seperti yang dicontohkan Presiden Jokowi. Kita tentunya masih ingat dengan revolusi mental dan Trisakti yang digagas Jokowi. Hal ini meliputi tiga hal yang mendasar, yakni integritas, komitmen, dan kapabilitas.
Gagasan yang brilian ini hendaknya benarbenar dianut oleh masyarakat Indonesia. Saatnya kita tunjukkan bahwa kita masih memegang nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia. Mari bersama tegakkan kebenaran dan saling tolong menolong demi tercapainya perdamaian dunia. Mari kita rebut kejayaan Kerajaan Majapahit yang dulu pernah gemilang di dunia internasional.
Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi,
ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keberagaman budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Kebudayaan bangsa Indonesia telah dikenal luas oleh masyarakat Internasional.
Bukan sekadar tarian dan busana etnis, melainkan juga mengenai tata adat ketimurannya yang khas, di antaranya sopan santun, tepa selira, dan musyawarah. Bahkan beberapa ratus tahun lalu, kebudayaan Indonesia sempat melingkupi beberapa wilayah Asia dan Eropa. Tak bisa dimungkiri bahwa wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit membuktikan Indonesia mampu berjaya di kancah internasional.
Hal yang sama juga dilakukan oleh founding father, Ir Soekarno, beliau berhasil mencitrakan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beradab dan memiliki martabat. Namun sayangnya, seperti Kerajaan Majapahit yang runtuh karena perang saudara, kejayaan Indonesia semakin lama semakin luntur dan tenggelam. Singa yang dulu ditakutinegara tetangga, nasibnyamalahberbalik.
Lantas, apa artinya nama sebuah bangsa di mata internasional? Tentu saja penting dan bukan untuk gengsi semata. Bayangkanjika Indonesia berperan aktif dan mampu memberikan kontribusinya pada kepentingan internasional, maka dunia akan melihat Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya. Dengan nilai-nilai luhur, bangsa Indonesia telah membuktikan pada dunia bahwa budaya sangat penting bagi identitasbangsa.
Diantaranya nilaitolong-menolongyang dicerminkan oleh bantuan pada Nepal yang pada awal Mei lalu tertimpa musibah gempa. Tahun ini juga, Indonesia mendapat kesempatan emas menjadi negara penyelenggara Konferensi Asia-Afrika (KAA). Pertemuan antara Negara- negara Asia dan Afrika membawa keuntungan tersendiri bagi Indonesia untuk memberikan kontribusinya melalui diskusi yang disertai hubungan dan kerja sama dengan negara lain.
Hal yang patut diapresiasi adalah sikap bangsa Indonesia, yang dengan ramah menerima tamutamu asing ini, seperti yang dicontohkan Presiden Jokowi. Kita tentunya masih ingat dengan revolusi mental dan Trisakti yang digagas Jokowi. Hal ini meliputi tiga hal yang mendasar, yakni integritas, komitmen, dan kapabilitas.
Gagasan yang brilian ini hendaknya benarbenar dianut oleh masyarakat Indonesia. Saatnya kita tunjukkan bahwa kita masih memegang nilai luhur nenek moyang bangsa Indonesia. Mari bersama tegakkan kebenaran dan saling tolong menolong demi tercapainya perdamaian dunia. Mari kita rebut kejayaan Kerajaan Majapahit yang dulu pernah gemilang di dunia internasional.
(bbg)