Polisi Bekuk 33 Warga China, Satu Tewas
A
A
A
JAKARTA - Petugas Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya menggerebek sebuah rumah mewah yang berada di Jalan Kenanga, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (6/5) malam.
Sebanyak 33 warga China ditangkap dan satu orang tewas karena berusaha kabur dengan cara loncat dari rumah berlantai dua tersebut. Dari 33 warga yang ditangkap, 14 perempuan dan 19 pria. Seorang warga tewas diketahui bernama Siau Pei, 25. Penggerebekan tersebut berawal dari laporan masyarakat dan kecurigaan polisi terhadap aktivitas penghuni rumah itu.
Benar saja, mereka melakukan kejahatan penipuan kartu kredit dengan sasaran para warga China yang berada di negaranya. Mereka sehariharinya berkomunikasi dengan target penipuan warga China. Ruang kerja mereka terdapat di salah satu sudut di lantai bawah berukuran sekitar 5x6 meter. ”Tak heran setiap jendela di ruangan tersebut ditutup rapat oleh peredam suara agar tidak terdengar tetangga sebab telepon mereka berdering setiap hari,” ucap Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan kemarin.
Selain itu, jendela setinggi 2 meter yang ada di lantai dua juga ditutup rapat busa peredam suara. Sebagai sarana komunikasi bagi para warga China, sang bos menyediakan puluhan telepon PSTN, puluhan telepon seluler, sejumlah handy talky (HT), serta beberapa kalkulator. ”Di atas rumah juga ada sebuah tower satelit komunikasi,” ucapnya. Rumah mewah yang digunakan untuk operasional penipuan disewa oleh seorang warga Indonesia yang diduga menjadi koordinator para warga China.
Rumah tersebut disewa Rp46 juta per tahun. Rumah dua lantai bercat putih itu memiliki kolam renang kecil terbuka yang berada di belakang rumah. Di setiap kamar dan ruangan tengah ada air conditioner (AC). Sebagai tempat istirahat, 33 warga China ini ditempatkan di empat ruangan. Di satu ruangan terdapat 5-6 tempat tidur dua tingkat. Di bagian depan tepatnya di belakang garasi ada dapur seluas 4x5 meter.
Belasan galon air mineral tampak tersegel rapi disimpan di garasi mobil. Pejabat sementara (Pjs) Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Widjanarko mengatakan, selain melakukan tindak kriminal, mereka juga diduga melanggar aturan keimigrasian. Ada beberapa korban yang diduga menjadi korban trafficking.
”Para warga negara asing (WNA) ini melakukan penipuan cyber online dengan target warga negaranya sendiri yang berada di China,” ucapnya. Dari mereka, polisi menyita tujuh unit laptop, 14 unit iPad, 54 unit ponsel, 64 unit telepon satelit, 15 kalkulator, 36 unit port interface modem, sebuah printer, delapan unit HT, serta 14 identity card.
Setelah ini pihaknya akan berkoordinasi dengan imigrasi dan Kedutaan Besar Republik Rakyat China. ”Seluruh warga China sekarang sudah ditahan di Polda Metro Jaya, sementara korban tewas dievakuasi ke RS Kramat Jati,” katanya.
Helmi syarif
Sebanyak 33 warga China ditangkap dan satu orang tewas karena berusaha kabur dengan cara loncat dari rumah berlantai dua tersebut. Dari 33 warga yang ditangkap, 14 perempuan dan 19 pria. Seorang warga tewas diketahui bernama Siau Pei, 25. Penggerebekan tersebut berawal dari laporan masyarakat dan kecurigaan polisi terhadap aktivitas penghuni rumah itu.
Benar saja, mereka melakukan kejahatan penipuan kartu kredit dengan sasaran para warga China yang berada di negaranya. Mereka sehariharinya berkomunikasi dengan target penipuan warga China. Ruang kerja mereka terdapat di salah satu sudut di lantai bawah berukuran sekitar 5x6 meter. ”Tak heran setiap jendela di ruangan tersebut ditutup rapat oleh peredam suara agar tidak terdengar tetangga sebab telepon mereka berdering setiap hari,” ucap Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan kemarin.
Selain itu, jendela setinggi 2 meter yang ada di lantai dua juga ditutup rapat busa peredam suara. Sebagai sarana komunikasi bagi para warga China, sang bos menyediakan puluhan telepon PSTN, puluhan telepon seluler, sejumlah handy talky (HT), serta beberapa kalkulator. ”Di atas rumah juga ada sebuah tower satelit komunikasi,” ucapnya. Rumah mewah yang digunakan untuk operasional penipuan disewa oleh seorang warga Indonesia yang diduga menjadi koordinator para warga China.
Rumah tersebut disewa Rp46 juta per tahun. Rumah dua lantai bercat putih itu memiliki kolam renang kecil terbuka yang berada di belakang rumah. Di setiap kamar dan ruangan tengah ada air conditioner (AC). Sebagai tempat istirahat, 33 warga China ini ditempatkan di empat ruangan. Di satu ruangan terdapat 5-6 tempat tidur dua tingkat. Di bagian depan tepatnya di belakang garasi ada dapur seluas 4x5 meter.
Belasan galon air mineral tampak tersegel rapi disimpan di garasi mobil. Pejabat sementara (Pjs) Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Widjanarko mengatakan, selain melakukan tindak kriminal, mereka juga diduga melanggar aturan keimigrasian. Ada beberapa korban yang diduga menjadi korban trafficking.
”Para warga negara asing (WNA) ini melakukan penipuan cyber online dengan target warga negaranya sendiri yang berada di China,” ucapnya. Dari mereka, polisi menyita tujuh unit laptop, 14 unit iPad, 54 unit ponsel, 64 unit telepon satelit, 15 kalkulator, 36 unit port interface modem, sebuah printer, delapan unit HT, serta 14 identity card.
Setelah ini pihaknya akan berkoordinasi dengan imigrasi dan Kedutaan Besar Republik Rakyat China. ”Seluruh warga China sekarang sudah ditahan di Polda Metro Jaya, sementara korban tewas dievakuasi ke RS Kramat Jati,” katanya.
Helmi syarif
(ars)