Indonesia sebagai Primus Interpares
A
A
A
Resvia Afrilene
Mahasiswi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Universitas Airlangga
Berbicara mengenai Indonesia, masyarakat kita akan terpecah menjadi dua kubu utama yakni mereka yang pesimistis akan kemajuan bangsa ini dan mereka yang memiliki pandangan optimistis terhadap kemampuan Indonesia untuk bangkit menjadi negara yang besar.
Kiprah Indonesia dalam skala internasional dapat dipandang sebagai primus interpares dalam tiga fenomena; dalam pelaksanaan Komunitas Keamanan ASEAN 2015, penyelenggaraan Konferensi Asia- Afrika (KAA), dan posisi dalam diplomasi multilateralisme di PBB yang diajukan sebagai kandidat dalam Dewan Keamanan.
Gelagat kekuatan Indonesia yang pertama dapat dilihat dari bagaimana Indonesia menjadi negara yang menginisiasi pembentukan ASEAN sebagai organisasi regional di Asia Tenggara yang hingga saat ini eksis dalam melaksanakan fungsinya. Indonesia memprakarsai pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN yang dianggap perlu oleh Indonesia, mengingat sebab utama ASEAN berdiri karena isu keamanan.
Gagasan pembentukan komunitas keamanan ASEAN ini dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda. Tujuan pembentukan pilar ini adalah mempercepat kerja sama politik dan keamanan di ASEAN dalam mewujudkan perdamaian regional dan tataran internasional.
Peran aktif Indonesia yang kedua dalam tataran internasional ditandai dengan kemampuan Indonesia sebagai salah satu negara yang mendorong terwujudnya KAA yang secara historis bertujuan mempromosikan kepentingan negara-negara Asia-Afrika yang notabene pernah dijajah; meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya; kedaulatan negara, imperialisme, dan masalah-masalah rasialisme; dan mengamankan kedudukan negara-negara Asia-Afrika dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia.
Hingga saat ini KTTKAA yang dipelopori Indonesia masih terus berlangsung sebagai jembatan utama the new emerging economics dari negara-negara Asia-Afrika untuk menjalin kerja sama dalam berbagai bidang. Hal tersebut terbukti dari penyelenggaraan KTTKAA setelah 60 tahun lalu juga dilaksanakan di Bandung. Sepak terjang Indonesia di mata dunia juga terlihat dari berbagai negara anggota PBB yang mencalonkan Indonesia sebagai anggota tetap DK PBB bersama beberapa negara berkembang lain.
Rekam jejak dan modal yang dimiliki Indonesia sebagai bukti kiprahnya selama ini di PBB mendorong beberapa negara memercayai bahwa Indonesia layak diajukan sebagai anggota DK PBB. Indonesia telah aktif dalam berbagai proses perdamaian, baik melalui penurunan misi perdamaian seperti peacekeeping di Sudan, Kongo, dan Sierra Leone maupun dengan cara negosiasi.
Indonesia bahkan menjadi perwakilan masyarakat muslim dunia di PBB dan dengan lantang menyuarakan reformasi tubuh DK PBB yang dianggap kurang mampu menyelenggarakan warm peace akibat diboncengi kepentingan lima negara anggota tetap. Keberanian Indonesia dalam beraksi di dunia membuktikan peran Indonesia yang signifikan.
Mahasiswi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Universitas Airlangga
Berbicara mengenai Indonesia, masyarakat kita akan terpecah menjadi dua kubu utama yakni mereka yang pesimistis akan kemajuan bangsa ini dan mereka yang memiliki pandangan optimistis terhadap kemampuan Indonesia untuk bangkit menjadi negara yang besar.
Kiprah Indonesia dalam skala internasional dapat dipandang sebagai primus interpares dalam tiga fenomena; dalam pelaksanaan Komunitas Keamanan ASEAN 2015, penyelenggaraan Konferensi Asia- Afrika (KAA), dan posisi dalam diplomasi multilateralisme di PBB yang diajukan sebagai kandidat dalam Dewan Keamanan.
Gelagat kekuatan Indonesia yang pertama dapat dilihat dari bagaimana Indonesia menjadi negara yang menginisiasi pembentukan ASEAN sebagai organisasi regional di Asia Tenggara yang hingga saat ini eksis dalam melaksanakan fungsinya. Indonesia memprakarsai pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN yang dianggap perlu oleh Indonesia, mengingat sebab utama ASEAN berdiri karena isu keamanan.
Gagasan pembentukan komunitas keamanan ASEAN ini dikemukakan oleh Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda. Tujuan pembentukan pilar ini adalah mempercepat kerja sama politik dan keamanan di ASEAN dalam mewujudkan perdamaian regional dan tataran internasional.
Peran aktif Indonesia yang kedua dalam tataran internasional ditandai dengan kemampuan Indonesia sebagai salah satu negara yang mendorong terwujudnya KAA yang secara historis bertujuan mempromosikan kepentingan negara-negara Asia-Afrika yang notabene pernah dijajah; meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya; kedaulatan negara, imperialisme, dan masalah-masalah rasialisme; dan mengamankan kedudukan negara-negara Asia-Afrika dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia.
Hingga saat ini KTTKAA yang dipelopori Indonesia masih terus berlangsung sebagai jembatan utama the new emerging economics dari negara-negara Asia-Afrika untuk menjalin kerja sama dalam berbagai bidang. Hal tersebut terbukti dari penyelenggaraan KTTKAA setelah 60 tahun lalu juga dilaksanakan di Bandung. Sepak terjang Indonesia di mata dunia juga terlihat dari berbagai negara anggota PBB yang mencalonkan Indonesia sebagai anggota tetap DK PBB bersama beberapa negara berkembang lain.
Rekam jejak dan modal yang dimiliki Indonesia sebagai bukti kiprahnya selama ini di PBB mendorong beberapa negara memercayai bahwa Indonesia layak diajukan sebagai anggota DK PBB. Indonesia telah aktif dalam berbagai proses perdamaian, baik melalui penurunan misi perdamaian seperti peacekeeping di Sudan, Kongo, dan Sierra Leone maupun dengan cara negosiasi.
Indonesia bahkan menjadi perwakilan masyarakat muslim dunia di PBB dan dengan lantang menyuarakan reformasi tubuh DK PBB yang dianggap kurang mampu menyelenggarakan warm peace akibat diboncengi kepentingan lima negara anggota tetap. Keberanian Indonesia dalam beraksi di dunia membuktikan peran Indonesia yang signifikan.
(ars)