Dihujat, Anggun C Sasmi Tulis Surat Terbuka
A
A
A
JAKARTA - Penyanyi kelahiran Indonesia, Anggun Cipta Sasmi kembali menuliskan surat terbuka mengenai hukuman mati di tanah air. Kali ini, pernyataan yang ditulisnya pada Sabtu 2 Mei 2015 itu ditujukan kepada seluruh rakyat Indonesia, terutama yang menghujatnya terhadap opininya mengenai penolakan hukuman mati.
"Belakangan ini ada kontroversi tentang opini saya mengenai hukuman mati yang kebanyakan datang dari hujatan netizen di social network dan ini penjelasan saya," ujar Anggun dalam akun Facebook-nya seperti dikutip Sindonews, Senin (4/2/2015).
Anggun menyatakan dirinya adalah seorang ibu. Dan darahnya 100 persen asli Indonesia. "Seorang ibu yang mencintai anaknya seperti layaknya semua ibu di Indonesia," tuturnya dalam artikel yang di-posting akhir pekan lalu.
Maka itu, Anggun mengaku juga menolak, memerangi dan membenci narkoba beserta pembuat maupun penjual barang haram itu. Menurutnya, narkoba adalah musuh manusia yang menghancurkan hidup dan memecahkan keluarga. Narkoba juga memperkaya mafia serta orang yang gemar korupsi di belakang kepedihan orang-orang kecil.
"Tentu saja saya berdiri di sisi korban dan di sisi semua orang yang membenci narkoba. Mereka yang membuat dan menjual racun narkoba harus diadili dan harus diberi hukuman yang seberat-beratnya di penjara," imbuhnya.
Namun Anggun juga mengaku sebagai seorang pembela Hak Asasi Manusia. Dia bekerja sama dengan PBB sebagai Goodwill Ambassador dan dalam Universal Deklarasi Hak Asasi Manusia tertulis larangan membunuh manusia.
"Saya sangat percaya bahwa kita tidak bisa membasmi kriminalitas dengan membunuh orang-orang yang terlibat dalam kejahatan. Nyawa yang dibalas nyawa tidak akan mengembalikan hidup korban. Kematian bukanlah keadilan. Untuk saya, hanya Allah semata yang mempunyai hak atas hidup dan mati manusia," ucap dia.
Anggun mengaku ingin hukuman yang setimpal dan seberat-beratnya kepada para kriminal. Tak hanya itu, Anggun juga mengaku membenci koruptor yang membantu bandar narkoba menjalankan bisnis penjualan bahkan lewat penjara. Anggun ingin adanya proyek bantuan kepada keluarga dari korban narkoba, seperti Ephie Craze yang surat terbukanya amat dan sangat menyentuh.
"Saya berada di posisi yang sama seperti semua ibu dan istri yang akan selalu berada di sisi korban narkoba. Tetapi saya juga menolak hukuman mati karena tidak manusiawi dan tidak berhasil membasmikan kejahatan," kata Anggun.
"Berpendapat seperti ini bukan berarti menyangkal darah yang mengalir di nadi saya atau mempertanyakan kedaulatan Indonesia yang saya hormat dan cintai. Ini hati saya yang berbicara. Semoga Allah memberkati," pungkasnya. (ico)
"Belakangan ini ada kontroversi tentang opini saya mengenai hukuman mati yang kebanyakan datang dari hujatan netizen di social network dan ini penjelasan saya," ujar Anggun dalam akun Facebook-nya seperti dikutip Sindonews, Senin (4/2/2015).
Anggun menyatakan dirinya adalah seorang ibu. Dan darahnya 100 persen asli Indonesia. "Seorang ibu yang mencintai anaknya seperti layaknya semua ibu di Indonesia," tuturnya dalam artikel yang di-posting akhir pekan lalu.
Maka itu, Anggun mengaku juga menolak, memerangi dan membenci narkoba beserta pembuat maupun penjual barang haram itu. Menurutnya, narkoba adalah musuh manusia yang menghancurkan hidup dan memecahkan keluarga. Narkoba juga memperkaya mafia serta orang yang gemar korupsi di belakang kepedihan orang-orang kecil.
"Tentu saja saya berdiri di sisi korban dan di sisi semua orang yang membenci narkoba. Mereka yang membuat dan menjual racun narkoba harus diadili dan harus diberi hukuman yang seberat-beratnya di penjara," imbuhnya.
Namun Anggun juga mengaku sebagai seorang pembela Hak Asasi Manusia. Dia bekerja sama dengan PBB sebagai Goodwill Ambassador dan dalam Universal Deklarasi Hak Asasi Manusia tertulis larangan membunuh manusia.
"Saya sangat percaya bahwa kita tidak bisa membasmi kriminalitas dengan membunuh orang-orang yang terlibat dalam kejahatan. Nyawa yang dibalas nyawa tidak akan mengembalikan hidup korban. Kematian bukanlah keadilan. Untuk saya, hanya Allah semata yang mempunyai hak atas hidup dan mati manusia," ucap dia.
Anggun mengaku ingin hukuman yang setimpal dan seberat-beratnya kepada para kriminal. Tak hanya itu, Anggun juga mengaku membenci koruptor yang membantu bandar narkoba menjalankan bisnis penjualan bahkan lewat penjara. Anggun ingin adanya proyek bantuan kepada keluarga dari korban narkoba, seperti Ephie Craze yang surat terbukanya amat dan sangat menyentuh.
"Saya berada di posisi yang sama seperti semua ibu dan istri yang akan selalu berada di sisi korban narkoba. Tetapi saya juga menolak hukuman mati karena tidak manusiawi dan tidak berhasil membasmikan kejahatan," kata Anggun.
"Berpendapat seperti ini bukan berarti menyangkal darah yang mengalir di nadi saya atau mempertanyakan kedaulatan Indonesia yang saya hormat dan cintai. Ini hati saya yang berbicara. Semoga Allah memberkati," pungkasnya. (ico)
(kur)