Semua Bisa Belajar

Senin, 04 Mei 2015 - 12:18 WIB
Semua Bisa Belajar
Semua Bisa Belajar
A A A
Perkembangan teknologi internet bisa membantu cara belajar seseorang. Di internet dengan layanan Youtube, pengguna bisa mendapatkan nilai edukasi yang menarik dan menyenangkan.

Dengan Youtube , belajar tidak harus membayar guru les privat atau mengikuti bimbel. Pelajaran yang diinginkan dapat diperoleh melalui metode menonton atau melihat topik pelajaran yang dibutuhkan siswa atau anak sendiri. Bahkan, bisa mengulang pelajaran itu berkali-kali. Fenomena ini terus berkembang di Youtube. Banyak kreator memanfaatkan layanan Youtube ini untuk berbagi ilmu dengan pengguna internet.

Bahkan, kalangan anakanak dan keluarga yang selama ini awam terhadap dampak penggunaan internet merasa terbantu setelah anak atau anggota keluarganya menggunakan layanan Youtube . Bentuk pelajaran itu disebut Flipped Classroom. Google Indonesia berhasil mengumpulkan beberapa kreator Flipped Classroom tersebut. Paman Apiq, Kastari Animation, inibudi .org, Vocal Plus, dan Home (House of Mercy).

Paman Apiq merupakan singkatan dari Arithmetic Quantum Plus Intelligence. Akun ini diasuh ini oleh Agus Nggermanto, seorang lulusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB). Agus yang dikenal dengan sebutan Paman Apiq di Youtube memberikan metode pelajaran matematika secara sederhana dan gembira. Dia mengunggah video tentang pelajaran matematika.

Cara pengajarannya hanya menggunakan alat kertas dan spidol. Semua pelajaran matematika itu dijelaskan dengan ringan dan kreatif. Lantas direkam menggunakan kamera saku, kamera ponsel, dan sejenisnya. Selain memakai alat bantu berupa kertas dan spidol, Paman Apiq juga melibatkan beberapa anak di dalam videonya. Rekaman video itu mendapat respons positif dari pengguna internet, terutama kalangan orang tua.

Sebab, apa yang disampaikannya menjadi cara bantu bagi anak untuk bisa belajar matematika lebih baik. Setiap hari Paman Apiq mengunggah sebanyak lima hingga 10 video ke Youtube . Unggahan itu terus dilakukan hingga hari ini semenjak 2008. Video Apiq telah ditonton oleh 2.084.867 pengguna internet.

Sebanyak 5.687 di antaranya berlangganan atau mengklik tombol subscribe di channel Paman Apiq. Channel Fliped Class lain yang berkembang di Indonesia, yakni Kastari Animation. Channel ini di Youtube telah ditonton oleh 40 juta pengguna. Bahkan, pelanggannya sudah mencapai 47.121 orang.

Channel Kastari Animation berisi video yang menampilkan animasi untuk membantu anak-anak kecil belajar alfabet dan angka. Idenya terinspirasi dari film kartun Dora The Explorer . Managing Director Kastari Ades Riza mengatakan, awalnya dia memproduksi VCD dan DVD pelajaran untuk anakanak yang ingin mengenal angka atau alfabet.

Lantas semua produksi itu dikenalkan di Youtube dengan penggalan beberapa menit. Ternyata promosi itu mendapat respons positif dari orang tua yang memiliki anak usia di bawah 5 tahun. Lantas si orang tua di dalam komentar di bawah video meminta pihak Kastari Animation memanjang durasi video yang ditampilkan di Youtube. Indonesia Lead for Education Go Digital, Google APAC, Pepita Gunawan menuturkan, metode Flipped Classroom sudah berkembang di luar negeri.

Flipped Classroom merupakan model pembelajaran yang merangsang siswa untuk lebih aktif belajar. Dalam Flipped Classroom , materi terlebih dahulu diberikan melalui video pembelajaran yang harus ditonton siswa di rumah masingmasing. Sebaliknya, sesi belajar di kelas digunakan untuk diskusi kelompok dan mengerjakan tugas.

Di Indonesia, Flipped Classroom baru mulai berkembang akhir-akhir ini, namun dilakoni para penggiat pendidikan nonformal. Secara resmi belum ada regulasi yang memberikan metode pendidikan ini di sekolah. Flipped Classroom baru sebatas kreativitas bagi sebagian kreator untuk berbagi ilmu secara suka rela kepada pengguna internet. Lebih jauh Pepita menuturkan, kehadiran internet sangat membantu masyarakat.

Google hadir di Indonesia tidak sekadar berinvestasi secara bisnis, juga memiliki misi edukasi sehingga anak-anak Indonesia mendapatkan kesempatan belajar yang sama. ”Itu sebabnya kami menyebut program ini dengan Semua Bisa Belajar ,” kata Pepita.

Ilham safutra
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0755 seconds (0.1#10.140)