Peringatan KAA sebagai Awal Baru

Senin, 04 Mei 2015 - 11:40 WIB
Peringatan KAA sebagai Awal Baru
Peringatan KAA sebagai Awal Baru
A A A
Dewasa ini kita memperingati 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA). KAA ini merupakan konferensi antarnegara Asia-Afrika yang dilaksanakan pada 18 April hingga 24 April 1955 di Bandung.

Konferensi yang menghasilkan Dasasila Bandung ini merupakan cikal bakal dari Gerakan Non-Blok (GNB). Indonesia menjadi salah satu penggagas KAA sekaligus menjadi tuan rumah bagi konferensi yang menyatukan negara- negara di Asia dan Afrika yang pada saat itu tidak mau memihak antara blok barat dan blok timur dalam perang dingin. Konferensi ini menghasilkan kerja sama di bidang politik dan stabilitas keamanan negara-negara di Asia dan Afrika.

Dengan runtuhnya Uni Soviet, perang dingin berakhir. Peringatan adanya KAA tidak lagi hanya membahas politik dan stabilitas keamanan di dunia, khususnya di daerah yang berada di Benua Asia dan Benua Afrika seperti Palestina, tetapi peringatan KAA ini juga bisa mewujudkan kerja sama di bidang lain, yakni kerja sama di bidang ekonomi antarnegara di Benua Asia dan Benua Afrika.

Negara-negara di Asia dan Afrika yang menjadi anggota G-20 seperti Indonesia, Jepang, Tiongkok, Arab Saudi, Korea Selatan, India dan Afrika Selatan bisa membantu perekonomian negara di Benua Asia dan Afrika lain yang masih tertinggal serta bisa menjadi partner strategis baik sesama anggota G-20 maupun dengan negara lain yang mengikuti KAA ini.

Untuk saat ini, kerja sama antar negara tidak hanya dalam bidang politik dan stabilitas keamanan, tetapi kerja sama dalam bidang ekonomi, budaya, sosial bahkan lingkungan pun dilakukan dan dirasa sangat penting untuk berlangsungnya pembangunan yang berkelanjutan atau sustainable development.

Dengan demikian selain dapat saling menguntungkan dengan negara lain di Asia maupun Afrika, Indonesia juga dapat membantu negara-negara yang tertinggal seperti mayoritas negara di Benua Afrika. Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk terbesar bisa memimpin kerja sama negaranegara di Benua Asia dan Afrika. Indonesia masih sangat tertinggal dalam hal kerja sama perekonomian meskipun memiliki hubungan diplomatis yang baik dengan negara-negara Afrika.

Menurut catatan Kadin, volume perdagangan Indonesia ke Afrika baru senilai USD10,70 miliar. Jumlah ini jauh tertinggal bila dibandingkan dengan per-dagangan India dengan Afrika tercatat mencapai USD70miliar serta nilai perdagangan Cina dengan Afrika yang sudah mencapai USD200 miliar sehingga peringatan 60 KAA ini bisa menjadi momentum untuk Indonesia agar meningkatkan kerja sama baik di bidang perekonomian maupun lainnya.

Dengan demikian, peringatan KAA tidak hanya untuk mengenang kejayaan masa lalu bagi Indonesia, tetapi juga untuk memulai langkah baru yang membawa pada keadaan yang lebih baik untuk Indonesia maupun negara lainnya di Asia dan Afrika.

Muhammad Hazmi Ash shidqi
Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0495 seconds (0.1#10.140)