Ratusan Siswa Ikuti Lomba Melukis HUT TMII
A
A
A
JAKARTA - Yayasan Gema Nusa bekerja sama dengan MNC Group sebagai media partner, kemarin menggelar lomba mewarnai dan melukis bagi siswa pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar (SD).
Sedikitnya 250 peserta ikut dalam lomba yang digelar di Anjungan Maluku Taman Mini Indonesia Indah (TMII) itu. Selain lomba mewarnai, kegiatan yang diadakan untuk memeriahkan HUT TMII dan Hari Pendidikan Nasional 2015 ini juga mempertunjukkan kesenian tradisional khas Maluku beserta kulinernya.
Ketua Panitia Lomba Kreativitas Anak 2015 Ahmat Sangaji mengatakan, kegiatan ini rutinitas tahunan Yayasan Gema Nusa. Tahun ini diadakan di TMII karena bertepatan memeriahkan Anjungan Maluku dalam rangka HUT TMII. Peserta tingkat PAUD diberikan peralatan menggambar dan diberikan media untuk menggambar berupa kertas yang sudah bergambar ikan.
Peserta harus mewarnai gambar tersebut. Peserta tingkat SD melukis bebas. Seluruh peserta diwajibkan membayar Rp20.000 agar bisa mengikuti kegiatan ini. Dengan membayar sebesar itu, peserta mendapatkan alat gambar berupa crayon, tiket masuk TMII, dan makan siang. ”Meski ada kewajiban membayar, pada kenyataannya ada juga yang tidak membayar, cuma tetap kita ikutkan jadi peserta,” ujar Ahmat.
Dia berharap, dengan ada kegiatan ini, kreativitas anak Indonesia bisa terasah. Tidak hanya itu, dengan banyak peserta yang datang, tentu bisa mengenalkan budaya Maluku ke masyarakat. ”Kita berharap masyarakat yang datang ke sini bisa mengetahui kesenian dan makanan khas Maluku,” sebutnya.
Kepala Kantor Perwakilan Maluku di Jakarta Jamaludi Masukke mengatakan, kesenian Maluku lebih banyak pada tarian sejarah yang menceritakan tentang perlawanan masyarakat Maluku terhadap penjajahan Belanda. Seperti Tari Cakalele yang dimainkan sekitar 30 laki-laki dan perempuan. Lakilaki dibekali parang dan rotan.
Sementara wanita dilengkapi sapu tangan atau disebut lenso . Dia berharap setiap orang yang datang ke Anjungan Maluku bisa mengenal lebih dekat tentang kawasan yang dikelilingi oleh laut tersebut.
Mulai dari hasil bumi yaitu rempahrempah seperti vanila, kelapa sawit, cokelat, pala, kopra, dan cengkih. Juga hasil laut seperti mutiara dan ikan. ”Kita merupakan pulau yang memiliki banyak biota laut dan rempah. Untuk itu, Maluku merupakan wilayah yang wajib dikunjungi oleh wisatawan,” ujarnya.
Dia pun berterima kasih kepada pihak TMII yang sudah mengadakanacaraini. Denganacara ini, dirinya sebagai kepala Kantor Perwakilan Pemerintah Maluku bisa menunjukkan apa yang ada di daerahnya.
Seperti kerajinan tangan yang ada di Maluku Tenggara Barat (MTB) yakni kain tenun. Masyarakat MTB membuat kain tenun yang mengandung nilai-nilai bermakna luhur sehingga ada orisinalitas dari hasil tenun itu.
”Selain tenun, Maluku juga memiliki seni memahat kayu Tanibar yang mayoritas pahatannya merupakan cerita tentang masyarakat setempat. Kita lestarikan budaya untuk memperkokoh jati diri bangsa, untuk meningkatkan ikon daerah Maluku,” tuturnya.
Kabag Humas TMII Jeremias Lahama mengatakan, dalam memperingati HUT TMII, seluruh anjungan yang ada memang menampilkan kebudayaan aslinya. Dengan demikian, masyarakat yang datang selain berekreasi sekaligus bisa mengedukasi anak-anaknya sebab budaya dari Sabang sampai Marauke sangat banyak.
Ridwansyah
Sedikitnya 250 peserta ikut dalam lomba yang digelar di Anjungan Maluku Taman Mini Indonesia Indah (TMII) itu. Selain lomba mewarnai, kegiatan yang diadakan untuk memeriahkan HUT TMII dan Hari Pendidikan Nasional 2015 ini juga mempertunjukkan kesenian tradisional khas Maluku beserta kulinernya.
Ketua Panitia Lomba Kreativitas Anak 2015 Ahmat Sangaji mengatakan, kegiatan ini rutinitas tahunan Yayasan Gema Nusa. Tahun ini diadakan di TMII karena bertepatan memeriahkan Anjungan Maluku dalam rangka HUT TMII. Peserta tingkat PAUD diberikan peralatan menggambar dan diberikan media untuk menggambar berupa kertas yang sudah bergambar ikan.
Peserta harus mewarnai gambar tersebut. Peserta tingkat SD melukis bebas. Seluruh peserta diwajibkan membayar Rp20.000 agar bisa mengikuti kegiatan ini. Dengan membayar sebesar itu, peserta mendapatkan alat gambar berupa crayon, tiket masuk TMII, dan makan siang. ”Meski ada kewajiban membayar, pada kenyataannya ada juga yang tidak membayar, cuma tetap kita ikutkan jadi peserta,” ujar Ahmat.
Dia berharap, dengan ada kegiatan ini, kreativitas anak Indonesia bisa terasah. Tidak hanya itu, dengan banyak peserta yang datang, tentu bisa mengenalkan budaya Maluku ke masyarakat. ”Kita berharap masyarakat yang datang ke sini bisa mengetahui kesenian dan makanan khas Maluku,” sebutnya.
Kepala Kantor Perwakilan Maluku di Jakarta Jamaludi Masukke mengatakan, kesenian Maluku lebih banyak pada tarian sejarah yang menceritakan tentang perlawanan masyarakat Maluku terhadap penjajahan Belanda. Seperti Tari Cakalele yang dimainkan sekitar 30 laki-laki dan perempuan. Lakilaki dibekali parang dan rotan.
Sementara wanita dilengkapi sapu tangan atau disebut lenso . Dia berharap setiap orang yang datang ke Anjungan Maluku bisa mengenal lebih dekat tentang kawasan yang dikelilingi oleh laut tersebut.
Mulai dari hasil bumi yaitu rempahrempah seperti vanila, kelapa sawit, cokelat, pala, kopra, dan cengkih. Juga hasil laut seperti mutiara dan ikan. ”Kita merupakan pulau yang memiliki banyak biota laut dan rempah. Untuk itu, Maluku merupakan wilayah yang wajib dikunjungi oleh wisatawan,” ujarnya.
Dia pun berterima kasih kepada pihak TMII yang sudah mengadakanacaraini. Denganacara ini, dirinya sebagai kepala Kantor Perwakilan Pemerintah Maluku bisa menunjukkan apa yang ada di daerahnya.
Seperti kerajinan tangan yang ada di Maluku Tenggara Barat (MTB) yakni kain tenun. Masyarakat MTB membuat kain tenun yang mengandung nilai-nilai bermakna luhur sehingga ada orisinalitas dari hasil tenun itu.
”Selain tenun, Maluku juga memiliki seni memahat kayu Tanibar yang mayoritas pahatannya merupakan cerita tentang masyarakat setempat. Kita lestarikan budaya untuk memperkokoh jati diri bangsa, untuk meningkatkan ikon daerah Maluku,” tuturnya.
Kabag Humas TMII Jeremias Lahama mengatakan, dalam memperingati HUT TMII, seluruh anjungan yang ada memang menampilkan kebudayaan aslinya. Dengan demikian, masyarakat yang datang selain berekreasi sekaligus bisa mengedukasi anak-anaknya sebab budaya dari Sabang sampai Marauke sangat banyak.
Ridwansyah
(ftr)