TNI Libatkan Pabrikan F-16 Dalam Investigasi

Sabtu, 18 April 2015 - 10:55 WIB
TNI Libatkan Pabrikan...
TNI Libatkan Pabrikan F-16 Dalam Investigasi
A A A
JAKARTA - Pabrikan pesawat tempur F-16 C/D milik TNI Angkatan Udara (AU) yang terbakar di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta, Jumat (17/4), kemungkinan akan dilibatkan untuk membantu proses penyelidikan penyebab terjadinya engine fire.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Muda Hadi Tjahjanto mengatakan, tim masih bekerja melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab insiden tersebut. ”Sampai saat ini belum ditemukan penyebab terjadinya kecelakaan. Perlu data yang akurat dan keterlibatan stakeholder untuk supervisi,” ungkap Hadi di Jakarta kemarin. Menurut Hadi, sejauh ini proses penyelidikan belum menemukan kendala.

Pasalnya, pesawat yang terbakar juga masih utuh dan penerbang yang mengalami insiden tersebut kondisinya sudah membaik. ”Jadi tidak ada kendala. Kendala itu kalau harus membaca black box, karena pesawatnya tidak dapat diselamatkan,” kata Hadi. Meski demikian, bila tim yang dibentuk TNI AU mengalami kesulitan, pihaknya akan melibatkan pabrikan pembuat pesawat tempur tersebut.

”Pabrikan juga akan dilibatkan kalau tim alami kesulitan. Tapi saya berharap cukup tim kita saja. Kami yakin pabrikan sudah monitor kejadian ini,” paparnya. Pihaknya berharap proses penyelidikan dapat diselesaikan sesegera mungkin. Apabila data yang dikumpulkan lengkap, kesimpulan yang diambil juga akurat sehingga bisa menjadi bahan masukan untuk 19 pesawat dari 24 pesawat yang akan diterima kembali TNI AU dan pesawat lainnya yang sudah ada di Indonesia.

Sambil menunggu hasil evaluasi dan pengkajian, empat pesawat F-16 yang sama dan saat ini ditempatkan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru sementara tidak dioperasikan. Sebagai penggantinya, TNI AU akan mengoperasikan pesawat F-16 yang saat ini berada di Lanud Iswahyudi, Madiun.

”Dari lima pesawat yang diterima karena salah satunya mengalami masalah, maka empat pesawat lainnya tidak operasi dulu. Karena pesawat tersebut diterima secara bersamaan pada September 2014,” paparnya. Kapuspen TNI Mayjen TNI Fuad Basya mengatakan, investigasi masih berjalan. Proses penyelidikan harus lengkap mulai tempat kejadiannya, pilot, dan saksi mata.

”Sekarang kondisi pilot masih belum pulih. Tapi yang jelas investigasi sudah berjalan. Jadi kita belum boleh memberikan statemen, kalau sudah lengkap baru kita sampaikan ke publik,” ujarnya. Fuad mengaku tidak menutup kemungkinan proses investigasi akan melibatkan pabrikan pembuat pesawat tersebut.

”Tinggal lihat investigasi materinya, kalau perlu dilibatkan (pabrikan) ya akan dilibatkan, kita sudah kasih tahu ke mereka, informasi sudah disampaikan. Sejauh ini investigasi tidak ada kendala,” kata Fuad. Pengamat militer dari Institute for Defense Security and Peace Studies Mufti Makarim menilai, sejak awal pengadaan pesawat tempur tersebut memang bermasalah. Masalahnya, pesawat yang rencananya diperuntukkan untuk memperkuat skuadron tempur ternyata bukan digunakan untuk operasi tempur, melainkan untuk patroli.

Sucipto
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2063 seconds (0.1#10.140)