KAA Jilid 2

Sabtu, 18 April 2015 - 10:16 WIB
KAA Jilid 2
KAA Jilid 2
A A A
Pergelaran akbar peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika (KAA) akan dimulai besok di Kota Bandung. Peringatan pertemuan bersejarah yang dimotori Indonesia ini mendapat perhatian besar dari dunia internasional.

Data yang masuk dari 109 negara yang diundang panitia, 77 di antaranya konfirm hadir dan sedikitnya 28 kepala negara dan 6 wakil kepala negara memastikan datang ke Bandung. Ini menunjukkan antusiasme negara-negara Asia-Afrika menyambut momen bersejarah yang berhasil memengaruhi peta politik global waktu itu yang dikuasai oleh dua blok besar, yakni Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet.

KAA adalah simbol solidaritas dan persamaan nasib negara-negara selatan yang tidak mau terbawa arus hegemoni Perang Dingin yang dikobarkan blok Barat dan blok Timur. Bagi Indonesia, KAA adalah bagian penting dari terobosan kecerdasan diplomasi negara yang sulit ditandingi hingga saat ini. Karena itu, peringatan ke-60 KAA bukan sekadar mengenang nostalgia masa lalu, tapi lebih dari itu.

KAA adalah puncak ikhtiar bangsa Indonesia di pentas global yang patut dilanjutkan oleh penerus para pendahulu dan pendiri negeri ini. Sejarah adalah pelajaran berharga yang akan menuntun generasi masa depan untuk berbuat lebih baik. Segala apa yang diperbuat oleh para pemimpin negara saat ini akan menjadi catatan penting bagi generasi masa depan 60 tahun mendatang.

Kita berharap karakter kuat yang sudah ditorehkan oleh para pendahulu itu harus diwariskan dari generasi ke generasi. KAA adalah bukti bahwa Indonesia bukan bangsa lemah yang bisa disepelekan bangsa lain. Jujur, sebagai generasi penerus kita harus malu dengan apa yang telah kita lakukan saat ini.

Sekarang belum ada capaian negara yang bisa disepadankan dengan keberhasilan para pendahulu meyakinkan para pemimpin dunia waktu itu, untuk berkumpul di Bandung menyampaikan sikap seperti dituangkan dalam Dasa Sila Bandung. Rasa malu itu tidak harus dipahami sebagai sikap minder.

Tapi sebagai pemicu semangat bangsa ini yang sedang turun menghadapi kompetisi global yang kian kompleks, KAA adalah pengingat bagi rakyat dan para pemimpin bahwa bangsa Indonesia memiliki DNA memimpin dunia sejak zaman kerajaan Majapahit, Sriwijaya, prakemerdekaan hingga awal-awal kemerdekaan. Indonesia adalah negara yang lahir dari perjuangan panjang yang penuh tempaan dan cobaan.

Di tanah yang subur dan makmur ini telah lahir ribuan putra-putri terbaik yang dengan gagah berani dan tak kenal takut membela tanah air dan harga diri. Karena itu, wajar jika bangsa lain segan bahkan takut dengan Indonesia. Tapi itu semua masa lalu. Bagaimana sekarang? Masihkah kita disegani bangsa lain? Jika ditarik garis dari KAA sampai sekarang, waktu berjalan telah 60 tahun.

Logika awam akan berpikir 60 tahun lalu saja Indonesia begitu kuat dan disegani dunia, apalagi sekarang. Tapi faktanya sekarang justru sebaliknya. Indonesia sebagai salah satu negara terbesar di Asia (dari sisi wilayah, penduduk, dan sumber daya alam) malah sering kali menjadi sasaran empuk bangsa-bangsa lain yang dengan leluasa menikmati semua kelebihan tanah ini yang diberikan Tuhan.

Kehebatan KAA mestinya tidak hanya dijadikan nyanyian pelipur lara atau dongeng untuk menghibur diri di tengah keterpurukan multidimensi. Konteks persaingan ekonomi politik dan sosial pada masa KAA lahir memang jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Tapi tidak berarti masa lalu lebih mudah dan masa kini lebih sulit. Setiap zaman ada tantangan, demikian pula setiap zaman ada peluang.

Di tengah masa-masa sulit ini, momen KAA adalah peluang yang harus dimaksimalkan oleh pemerintah RI. Paling tidak DNA pemimpin dunia itu masih ada. Meski sudah lama tidak diasah dan dipergunakan. Inilah waktu yang tepat untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa besar yang tidak mudah diremehkan. Bahkan Indonesia juga memiliki kemampuan untuk membuat bangsa lain mengikuti kemampuan kita dengan sukarela maupun terpaksa. Kita menunggu KAA jilid 2.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4447 seconds (0.1#10.140)