Banjir Bandang Landa Bojonegoro
A
A
A
BOJONEGORO - Banjir bandang menerjang Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (12/4) malam. Tak kurang dari 495 rumah di lima desa Kecamatan Gondang pun terendam air hingga 1,5 meter.
Untuk membantu kesulitan warga yang menjadi korban banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro telah membuka dapur umum bagi warga lima desa di Kecamatan Gondang itu sejak kemarin.
”Dapur umum dibuka di satu lokasi di Kecamatan Gondang, mulai hari ini (kemarin), untuk membantu warga korban banjir bandang yang masih belum bisa bekerja,” kata Kasi Sarana dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ Budi Mulyono di Bojonegoro kemarin. Selain membuka dapur umum, BPBD juga menyiapkan berbagai kebutuhan bagi warga korban banjir bandang mulai dari selimut hingga paket sembako.
”Kami menyiapkan sembako sedikitnya 495 paket, sesuai jumlah data warga yang menjadi korban banjir bandang,” tambahnya. Sesuai data yang diterima BPBD, banjir bandang melanda Desa Krondonan, Sambongrejo, Senganten, Gondang, dan Pragelan di Kecamatan Gondang, Minggu (12/4) sekitar pukul 19.00 WIB. Air bah yang berlangsung satu jam lebih dengan ketinggian berkisar 1-1,5 meter itu menerjang 495 rumah warga di lima desa tersebut.
Empat rumah rusak berat, 13 rumah rusak sedang, dan 478 rumah rusak ringan. Banjir bandang juga menghanyutkan sebuah jembatan di Desa Sambongrejo, merusak areal tanaman padi seluas 12 hektare, merusak jalan desa sepanjang 78 meter, dan jalan kabupaten 10 meter. Sesuai perhitungan yang dibuat, kerugian banjir bandang tersebut mencapai Rp1,6 miliar karena banyak rumah warga yang rusak serta jalan desa dan tanaman padi yang terdampak.
Beruntung, dalam kejadian banjir bandang di lima desa itu tidak ada korban jiwa. ”Banjir bandang terjadi karena hujan deras yang melanda daerah setempat,” jelas Budi. Dia menambahkan, pihaknya juga menerjunkan 20 personel Tim Reaksi Cepat (TRC) yang bertugas untuk menangani korban banjir bandang, termasuk mendistribusikan makanan siap saji.
”Kami masih mengoordinasikan dengan pihak kecamatan dan desa untuk mengetahui seberapa jauh dampak banjir bandang yang terjadi,” tuturnya. BPBD terus mewaspadai ancaman banjir bandang dan banjir luapan Bengawan Solo. Apalagi, curah hujan yang terjadi saat ini masih cukup tinggi. Sementara di Sidoarjo, Jawa Timur, puluhan rumah di Dusun Bangunsari, Desa Tambak Kalisogo, Kecamatan Jabon, rusak parah akibat diterjang puting beliung. Namun, pemkab tidak bisa langsung memberi bantuan perbaikan karena masih menunggu dana tanggap darurat.
Angin puting beliung yang menyapu dua kawasan di Dusun Bangunsari juga terjadi pada Minggu (12/4) petang. Tercatat 65 rumah dan fasilitas umum rusak. Bukan hanya itu, lima orang juga mengalami luka serius. Dua korban bahkan dibawa ke Puskesmas Jabon, satu dibawa ke RS Pusdik Porong, dan satu korban luka parah dirujuk ke RSUD Sidoarjo. Dari puluhan rumah yang rusak, empat di antaranya rusak berat dan rata dengan tanah.
”Puting beliung tak sampai 10 menit menerjang rumah kami,” ujar Marsulin, warga yang rumahnya ambruk. Di tengah hujan dan angin yang terus berputar kencang, Marsulin merangkul istri dan anaknya serta membawa mereka keluar dari rumah. Tak lama kemudian, gemuruh angin langsung menyapu rumahnya. Warga yang keluar rumah melihat angin berputar di atas tanah. Saking kencangnya pusaran angin, pot-pot bunga pun ikut beterbangan.
Selain rumah warga, atap Pondok Bersalin Desa (Polindes) juga rusak diterjang angin. Gedung SDN Tambak Kalisogo 1 dan SMPN 1 Jabon juga rusak. Atap kamar mandi dan salah satu rumah dinas guru ambruk. Akibat puting beliung, proses belajar mengajar tertunda. Kepala SDN Tambak Kalisogo 1 Suparlan mengatakan, atap kamar mandi dan rumah dinas guru jebol akibat putaran angin kencang. Begitu juga di halaman sekolah berserakan pohon- pohontumbang, potbunga, kayu, dan puing-puing lainnya.
”Ada siswa kelas VI yang sedang ujian semester ditunda satu jam karena kondisi sekolahan masih berantakan,” ujarnya.
Abdul rouf/ m roqib/ant
Untuk membantu kesulitan warga yang menjadi korban banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro telah membuka dapur umum bagi warga lima desa di Kecamatan Gondang itu sejak kemarin.
”Dapur umum dibuka di satu lokasi di Kecamatan Gondang, mulai hari ini (kemarin), untuk membantu warga korban banjir bandang yang masih belum bisa bekerja,” kata Kasi Sarana dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ Budi Mulyono di Bojonegoro kemarin. Selain membuka dapur umum, BPBD juga menyiapkan berbagai kebutuhan bagi warga korban banjir bandang mulai dari selimut hingga paket sembako.
”Kami menyiapkan sembako sedikitnya 495 paket, sesuai jumlah data warga yang menjadi korban banjir bandang,” tambahnya. Sesuai data yang diterima BPBD, banjir bandang melanda Desa Krondonan, Sambongrejo, Senganten, Gondang, dan Pragelan di Kecamatan Gondang, Minggu (12/4) sekitar pukul 19.00 WIB. Air bah yang berlangsung satu jam lebih dengan ketinggian berkisar 1-1,5 meter itu menerjang 495 rumah warga di lima desa tersebut.
Empat rumah rusak berat, 13 rumah rusak sedang, dan 478 rumah rusak ringan. Banjir bandang juga menghanyutkan sebuah jembatan di Desa Sambongrejo, merusak areal tanaman padi seluas 12 hektare, merusak jalan desa sepanjang 78 meter, dan jalan kabupaten 10 meter. Sesuai perhitungan yang dibuat, kerugian banjir bandang tersebut mencapai Rp1,6 miliar karena banyak rumah warga yang rusak serta jalan desa dan tanaman padi yang terdampak.
Beruntung, dalam kejadian banjir bandang di lima desa itu tidak ada korban jiwa. ”Banjir bandang terjadi karena hujan deras yang melanda daerah setempat,” jelas Budi. Dia menambahkan, pihaknya juga menerjunkan 20 personel Tim Reaksi Cepat (TRC) yang bertugas untuk menangani korban banjir bandang, termasuk mendistribusikan makanan siap saji.
”Kami masih mengoordinasikan dengan pihak kecamatan dan desa untuk mengetahui seberapa jauh dampak banjir bandang yang terjadi,” tuturnya. BPBD terus mewaspadai ancaman banjir bandang dan banjir luapan Bengawan Solo. Apalagi, curah hujan yang terjadi saat ini masih cukup tinggi. Sementara di Sidoarjo, Jawa Timur, puluhan rumah di Dusun Bangunsari, Desa Tambak Kalisogo, Kecamatan Jabon, rusak parah akibat diterjang puting beliung. Namun, pemkab tidak bisa langsung memberi bantuan perbaikan karena masih menunggu dana tanggap darurat.
Angin puting beliung yang menyapu dua kawasan di Dusun Bangunsari juga terjadi pada Minggu (12/4) petang. Tercatat 65 rumah dan fasilitas umum rusak. Bukan hanya itu, lima orang juga mengalami luka serius. Dua korban bahkan dibawa ke Puskesmas Jabon, satu dibawa ke RS Pusdik Porong, dan satu korban luka parah dirujuk ke RSUD Sidoarjo. Dari puluhan rumah yang rusak, empat di antaranya rusak berat dan rata dengan tanah.
”Puting beliung tak sampai 10 menit menerjang rumah kami,” ujar Marsulin, warga yang rumahnya ambruk. Di tengah hujan dan angin yang terus berputar kencang, Marsulin merangkul istri dan anaknya serta membawa mereka keluar dari rumah. Tak lama kemudian, gemuruh angin langsung menyapu rumahnya. Warga yang keluar rumah melihat angin berputar di atas tanah. Saking kencangnya pusaran angin, pot-pot bunga pun ikut beterbangan.
Selain rumah warga, atap Pondok Bersalin Desa (Polindes) juga rusak diterjang angin. Gedung SDN Tambak Kalisogo 1 dan SMPN 1 Jabon juga rusak. Atap kamar mandi dan salah satu rumah dinas guru ambruk. Akibat puting beliung, proses belajar mengajar tertunda. Kepala SDN Tambak Kalisogo 1 Suparlan mengatakan, atap kamar mandi dan rumah dinas guru jebol akibat putaran angin kencang. Begitu juga di halaman sekolah berserakan pohon- pohontumbang, potbunga, kayu, dan puing-puing lainnya.
”Ada siswa kelas VI yang sedang ujian semester ditunda satu jam karena kondisi sekolahan masih berantakan,” ujarnya.
Abdul rouf/ m roqib/ant
(ars)