Bom Banting Modus Baru Teror

Jum'at, 10 April 2015 - 10:22 WIB
Bom Banting Modus Baru Teror
Bom Banting Modus Baru Teror
A A A
JAKARTA - Ledakan di Jalan Jati Bunder, Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang bersumber dari bom banting, diduga modus baru para pelaku teror.

Modus baru itu diciptakan lantaran mereka kesulitan dalam mendapatkan bahan peledak. ”Maksudnya untuk menimbulkan ledakan kecil agar korbannya terluka dengan tebaran paku,” ujar Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane di Jakarta kemarin.

Sebelumnya kasus ledakan terjadi di pusat perbelanjaan ITC Depok yang bertujuan menimbulkan kebakaran, namun gagal. Menurut Neta, para pelaku teror saat ini bukan lagi menyasar pada kepentingan asing, melainkan ledakan-ledakan kecil di sejumlah tempat keramaian yang ada. ”Format bahan peledak yang mereka buat pun berbentuk mini agar efektif dan efisien,” tuturnya.

Karena itu, dia meminta kepolisian melakukan penyisiran dan menyelidiki jaringan terorisme yang tersebar di beberapa tempat yang dianggap masih terdapat orang-orang radikal. ”Di Indonesia masih terdapat daerah rawan radikalisme seperti di Sulawesi Tengah, Jakarta, Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Klaten, Solo, Jawa Timur, Bima (NTB), Maluku, serta Papua,” sebutnya.

Untuk mengusut tuntas kasus ledakan di Tanah Abang pada Rabu (8/4) lalu yang melukai empat orang, kemarin jajaran Polres Jakarta Pusat masih berjaga di lokasi kejadian. Penjagaan ini agar kawasan tersebut tetap steril. ”Dari temuan awal terungkap bahan peledak di lokasi terlihat hasil modifikasi dan buatan tangan,” ungkap Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Hendro Pandowo.

Jenis ini sebenarnya pernah ada sebelumnya. Hanya, yang menggunakan paku dan baut biasanya dipakai oleh kelompok radikal di Jawa Barat dan Jawa Timur. Menurut dia, secara ilmiah tidak ada detonator dan sumbu ledakan, namun masyarakat menyebutnya itu bom. ”Siapa yang menaruh puluhan bahan peledak di situ masih kami selidiki. Pastinya orang yang meletakkan barang berbahaya di tempat itu mempunyai tujuan tidak baik,” ungkapnya.

Mabes Polri telah mengerahkan tim untuk mengidentifikasi kasus ledakan tersebut guna ditindaklanjuti dan apa penyebabnya. ”Bukti masih dianalisis,” ucap Hendro. Saat ini empat korban ledakan bom banting di Tanah Abang masih dalam perawatan di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Mereka adalah Feri Andiyanto, 28, warga Indramayu beralamat di Jalan Jabun RT 16/09, Kebon Kacang, Tanah Abang; Amir, 51, warga Tasikmalaya beralamat di Jalan Jabun III RT 6/09, Kebon Kacang; Asep Samsudin, 66, asal Garut beralamat di Jalan Jabun VII RT 16/09; dan Suro.

”Khusus Suro yang mengalami luka parah akan diambil tindakan operasi karena sejumlah paku bersarang di tubuhnya,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Rikwanto. Keempatnya dirujuk ke RS Polri untuk memudahkan pengambilan keterangan terkait ledakan tersebut. Pihak kepolisian akan mendalami keterangan empat korban luka.

Sejauh ini sudah ada tujuh orang yang dimintai keterangan. Direktur Reserse Kriminal UmumPoldaMetroJaya Kombes Pol Heru Pranoto menuturkan sampai kini telah memeriksa tiga korban luka meski belum maksimal karena kondisi ketiganya cukup lemah. ”Kalau S belum sadarkan diri,” ucapnya.

Dalam menyelidiki kasus ini, Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri. Sementara itu, menurut Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana, sepengetahuannya belum pernah terjadi tindak kejahatan besar di wilayah Jati Bunder.

Dia juga akan memberikan bantuan kepada korban yang membutuhkan. ”Nanti lah kita bantu, kita lihat dulu seperti apa,” kata Lulung—sapaan akrab Abraham Lunggana.

Helmi syarif/ Ridwansyah
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5863 seconds (0.1#10.140)