Kurangi Kemacetan, Bekasi Bangun Aeromovel

Selasa, 07 April 2015 - 10:59 WIB
Kurangi Kemacetan, Bekasi Bangun Aeromovel
Kurangi Kemacetan, Bekasi Bangun Aeromovel
A A A
BEKASI - Kemacetan lalu lintas di Kota Bekasi kian parah. Salah satu solusi yang direncanakan Pemkot Bekasi untuk mengurangi kemacetan adalah dengan membangun aeromovel.

Diyakini moda transportasi umum ini mampu mengurangi kemacetan hingga 40%. Sebetulnya, moda transportasi umum itu sudah ada di Indonesia dan digunakan di tempat wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

Secara teknis aeromovel sama dengan monorel. Bedanya, aeromovel menggunakan tenaga angin yang penggeraknya berbentuk blower di bawah kereta. ”Aeromovel bakal diminati masyarakat,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi Sopandi Budiman kemarin.

Rencananya kereta berbasis tenaga udara tersebut melintas dari Perumahan Kemang Pratama hingga Perumahan Harapan Indah. Wilayah yang dilintasi sedikitnya ada tiga kecamatan, yakni Medan Satria, Bekasi Barat, dan Bekasi Selatan. Lintasan aeromovel masih dalam tahap pengujian.

Sopandi menjelaskan, satu unit aeromovel mampu menampung 150–300 penumpang, dengan begitu berarti bisa mengurangi 10 unit angkutan umum. Namun pihaknya tak akan begitu saja mengurangi angkutan umum yang telah ada saat ini. Jika tahap pertama direalisasi, kemacetan bisa berkurang di Jalan Juanda, Ahmad Yani, dan Pekayon.

Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu menambahkan, pembangunan transportasi itu dimulai pada Februari 2016. Nota kesepahaman dengan pihak swasta yang mengerjakan sudah dibuat. Saat ini proyek telah memasuki tahapan perencanaan pembangunannya. ”Sehingga pada 2017 mendatang moda transportasi massal ini sudah bisa digunakan,” tuturnya.

Pihak swasta yang membangun adalah konsorsium Aeomovel Indonesia terdiri atas PT PublikPrivat Partership, PTIntiadi Dwi Mitra Sejahtera, dan PT Cakar Bumi Integrasi dengan nilai investasi Rp1,5 triliun.

Politikus PKS itu menjelaskan, jika benar-benar terealisasi, Kota Bekasi merupakan daerah pertama yang menggunakan moda transportasi aeromovel. ”Jadi kereta itu lebih ringan karena tidak ada mesin dan tiang pancang kecil dibandingkan monorel serta MRT (mass rapid transit),” tandasnya.

Sebelumnya Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bekasi Hotman Pane mengatakan pembangunan aeromovel pasti akan berdampak pada angkot yang rutenya dilintasi moda transportasi massal tersebut.

Abdullah m surjaya
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7781 seconds (0.1#10.140)