Berpolitik dengan Rasa Kemanusiaan

Kamis, 02 April 2015 - 11:58 WIB
Berpolitik dengan Rasa Kemanusiaan
Berpolitik dengan Rasa Kemanusiaan
A A A
Rizky Pujianto
Mahasiswa Jurusan Sosiologi,
Fakultas Ilmu Sosial,
Staf Lembaga Kajian Mahasiswa

Sebuah lirik lagu karya Iwan Fals berjudul Surat Buat Wakil Rakyat setidaknya telah memberikan sebuah refleksi kritis bahwa seorang pemimpin terutama para wakil rakyat harus mengutamakan keadilan untuk rakyat, karena mereka dipilih bukan dilotre.

Lagu tersebut setidaknya cukup relevan sebagai refleksi bagi pelaku politik di negeri kita saat ini yang masih sedikit sekali hati nurani. Sejatinya berpolitik adalah siasat perang mencapai keadilan se-adil-adilnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Begitulah ucapan Bung Karno yang menyatakan bahwa dirinya hadir sebagai penyambung lidah rakyat.

Bung Karno menyadari dirinya hadir karena rakyat, sudah sepatutnya kepercayaan rakyat harus dijaga sampai akhir hayat untuk mencapai keadilan sistem bernegara dan berbangsa Namun, kenyataan saat ini sebaliknya. Korupsi saat ini seakan sudah menjadi penyakit kronis dalam budaya politik kita, seribu satu macam cara pun kerap dilakukan demi mendapat uang sampingan dari sebagian gaji yang mereka terima.

Dalam hal ini, kita patut pertanyakan capaian kesejahteraan dan kemakmuran seperti apa yang sedang kita jalani saat ini jikalau korupsi masih terus membudaya dalam perpolitikan kita? Bagaimana rakyat dapat merasakan beras murah jikalau subsidi terus di korupsi, bagaimana rakyat dapat berjalan diaspal yang bagus jikalau dana proyek pengaspalan terus saja dimanipulasi, apalagi sampai dana pendidikan bahkan kesehatan sampai di korupsi?

Di sini nasib rakyat dipertaruhkan, dan di situ pula terkadang rakyat selalu menjadi korban pertarungan politik orientasi keuntungan pribadi. Sejatinya sampai saat ini kita masih menunggu aktor politik dengan rasa kemanusiaan. Seperti dijelaskan Ahmad Syafii Maarif dalam buku Penziarahan Panjang Humanisme Mangunwijaya (2009) pujian Mangunwijaya kepada Sjahrir tidak lain lantaran sikap politik Sjahrir mendukung konsep kemanusiaan yang harus dibela sampai kapan pun, di mana pun, dengan segala risiko apa pun telah diapresiasi oleh Mangunwijaya.

Itulah dasar berpolitik dengan rasa kemanusiaan kian menjadi penting dewasa ini oleh sebab politik kemanusiaan adalah kebutuhan utama kita untuk membangun peradaban politik ke arah yang lebih baik dengan mengutamakan kesejahteraan dan kemakmuran untuk semua rakyat dari berbagai macam golongan. Politik dengan rasa kemanusiaan tentunya tidak berani menodai hati rakyat, apalagi dengan perilaku korupsi. Semoga!
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8621 seconds (0.1#10.140)