Yuddy Cium Tangan Puan untuk Amankan Posisi di Kabinet?
A
A
A
JAKARTA - Beredarnya foto aksi mencium tangan yang dilakukan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi terhadap Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, mendapat komentar beragam dari kalangan Netizen di dunia maya.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago menganggap, posisi Puan Maharani sebagai putri kandung Megawati Soekarnoputri dinilai tepat buat mengamankan jabatan politik.
"Enggak bisa dinafikanlah. Puan adalah anak kandung ideologis Mbak Mega. Artinya Puan adalah termasuk elite yang menentukan di PDIP," ucap Pangi saat dihubungi Sindonews, di Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Menurut Pangi, Yuddy yang merupakan kader Partai Hanura tetap memiliki cara agar posisinya di kabinet tetap aman. Begitupun yang akan akan dilakukan menteri-menteri lain.
Sebab kabar berhembus dalam waktu dekat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan merombak (reshuffle) susunan kabinetnya.
"Nah kalau nanti ada reshuffle minimal posisi Yuddy sudah aman," ungkapnya.
Pangi berpendapat, dua hal yang dilakukan para menteri agar tetap aman dari rencana Reshufle kabinet. Pertama mengandalkan prestasinya, berikutnya soal loyalitas terhadap kepartaian, khususnya loyalitas terhadap orang-orang yang dianggap berpengaruh di partai.
Menurut dia, aksi cium tangan Yuddy kepada Puan Maharani dinilai sebagai hal yang sah-sah saja. Namun memiliki problem secara etika politik.
Selebihnya kata dia, kesan yang ditangkap publik, Menteri Yuddy sedang menunjukkan empati dan loyalitas tinggi kepada partai pengusung utama pemerintah agar tetap aman di posisinya.
"Untuk menghilangkan rekaman bahwa Yuddy tak ada niat untuk menjilat, itu sulit. Nampaknya sulit untuk dinafikan," pungkasnya.
Sekadar diketahui, foto aksi Menteri Yuddy yang mencium tangan Menteri Puan Maharani itu beredar di dunia maya. Foto itu diambil oleh seorang fotografer wartawan Istana Kepresidenan.
Aksi Menteri Yuddy itu tertangkap kamera di sela-sela rapat kabinet di Kantor Presiden, Jakarta. Foto itu pun menuai beragam cibiran dari kalangan Netizen di akun jejaring sosial.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago menganggap, posisi Puan Maharani sebagai putri kandung Megawati Soekarnoputri dinilai tepat buat mengamankan jabatan politik.
"Enggak bisa dinafikanlah. Puan adalah anak kandung ideologis Mbak Mega. Artinya Puan adalah termasuk elite yang menentukan di PDIP," ucap Pangi saat dihubungi Sindonews, di Jakarta, Rabu (1/4/2015).
Menurut Pangi, Yuddy yang merupakan kader Partai Hanura tetap memiliki cara agar posisinya di kabinet tetap aman. Begitupun yang akan akan dilakukan menteri-menteri lain.
Sebab kabar berhembus dalam waktu dekat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan merombak (reshuffle) susunan kabinetnya.
"Nah kalau nanti ada reshuffle minimal posisi Yuddy sudah aman," ungkapnya.
Pangi berpendapat, dua hal yang dilakukan para menteri agar tetap aman dari rencana Reshufle kabinet. Pertama mengandalkan prestasinya, berikutnya soal loyalitas terhadap kepartaian, khususnya loyalitas terhadap orang-orang yang dianggap berpengaruh di partai.
Menurut dia, aksi cium tangan Yuddy kepada Puan Maharani dinilai sebagai hal yang sah-sah saja. Namun memiliki problem secara etika politik.
Selebihnya kata dia, kesan yang ditangkap publik, Menteri Yuddy sedang menunjukkan empati dan loyalitas tinggi kepada partai pengusung utama pemerintah agar tetap aman di posisinya.
"Untuk menghilangkan rekaman bahwa Yuddy tak ada niat untuk menjilat, itu sulit. Nampaknya sulit untuk dinafikan," pungkasnya.
Sekadar diketahui, foto aksi Menteri Yuddy yang mencium tangan Menteri Puan Maharani itu beredar di dunia maya. Foto itu diambil oleh seorang fotografer wartawan Istana Kepresidenan.
Aksi Menteri Yuddy itu tertangkap kamera di sela-sela rapat kabinet di Kantor Presiden, Jakarta. Foto itu pun menuai beragam cibiran dari kalangan Netizen di akun jejaring sosial.
(maf)