Berburu Ikan Langka Bernilai Puluhan Juta

Senin, 30 Maret 2015 - 10:41 WIB
Berburu Ikan Langka Bernilai Puluhan Juta
Berburu Ikan Langka Bernilai Puluhan Juta
A A A
KEPULAUAN ANAMBAS - Nama ikan napoleon mungkin masih asing bagi sebagian besar warga Indonesia. Namun, tidak bagi masyarakat pesisir Kepulauan Anambas.

Ikan langka yang oleh masyarakat Anambas dinamakan ketipas ini justru menjadi primadona bagi warga di sana. Betapa tidak, ikan ini secara tidak langsung bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat Kepulauan Anambas. Besarnya permintaan ekspor menyebabkan harga ikan langka ini naik tajam. Bahkan, nelayan Anambas mengaku bisa meraup untung hingga puluhan juta rupiah akibat memelihara ikan napoleon ini.

Aleong, 43, misalnya. Warga Kecamatan Air Sena, Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau (Kepri) ini merupakan salah satu pembudi daya ikan napoleon yang sudah merasakan sukses. Awalnya, Aleong menanamkan modal Rp50 juta untuk membudidayakan ikan napoleon.

Dari modal itu, Aleong mengaku bisa mendapat keuntungan hingga Rp250 juta untuk satu kali panen. ”Saya beli dari nelayan tangkap dengan ukuran 1 inci seharga Rp200.000. Setiap panen (enam bulan sekali) saya jual 300 ekor dengan omzet 180 dolar Singapura per kg,” ungkap Aleong saat KORAN SINDO menyambangi tambaknya yang berada di Desa Air Sena, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu.

Sudah 12 tahun terakhir dirinya menggeluti bisnis budi daya ikan napoleon tersebut. Menurut dia, untuk membudidayakan ikan jenis ini tidak terlalu sulit. Selain tahan kondisi cuaca dan penyakit, cara memberikan makannya pun tidak ada penanganan khusus, hanya rutin diberikan tiga kali sehari. ”Makannya ikan-ikan kecil yang sudah dikeringkan,” ungkapnya.

Untuk satu kali makan, Aleong membutuh biaya Rp500.000. Sementara saat ini jumlah ikan napoleon yang dimilikinya ada sekitar 5.300 ekor. Menurut Aleong, ikan napoleon yang bercorak biru tersebut kurang diminati untuk dijadikan santapan warga sekitar. Selain rasanya yang tawar, ikan ini sebetulnya juga termasuk hewan langka. ”Tapi buat masyarakat Hong Kong dan Singapura, ini ikan yang prestise. Tidak sembarang orang yang dapat memakannya,” ujarnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Anambas Yunizar mengatakan, ada 271 pembudi daya ikan napoleon yang berada di Kepulauan Anambas. Jumlah itu belum termasuk pembudi daya kecil yang belum terdata.

”Kalau jumlah kantong (tambak) ada 1.800 titik,” paparnya. Adapun untuk jumlah ikannya, terdata mencapai 120.000 ekor yang ada dan dibudidayakan para peternak.

Dian Ramdhani
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3565 seconds (0.1#10.140)