Status Presiden Tak Cukup Buat Jokowi Geser Megawati
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan menggelar Kongres pada April 2015 mendatang, untuk menentukan Ketua Umum PDIP periode 2015-2020.
Wacana berkembang, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpeluang menggeser Megawati Soekarnoputri menjadi ketua umum.
Menurut pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Bakir Ihsan, peluang Jokowi menggeser Megawati cukup berat.
Pasalnya, figur Megawati masih dianggap kuat untuk memimpin partai berlambang banteng moncong putih itu.
"PDIP masih butuh Mega, karena garis ideologi atau trah Soekarno masih melekat ke dia (Mega)," ujar Bakir saat dihubungi melalui telepon, di Jakarta, Senin (23/3/2015).
Bakir menilai dari segi popularitas, Jokowi masih di atas Megawati karena status Jokowi sebagai seorang Presiden. Namun popularitas saja dianggapnya tidak cukup untuk memimpin partai.
Menurutnya, Jokowi boleh dibilang sebagai figur yang cakap dalam hal pemerintahan, tapi gagap dalam memimpin partai.
Selain itu, Jokowi bukan dari anak ideologis partai yang sejatinya sudah melekat pada diri putri Proklamator RI tersebut
"Walaupun Jokowi sekarang menjadi Presiden dan populer dibanding Mega, Megalah sosok sentral yang sebenarnya di partai," tandasnya.
Wacana berkembang, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpeluang menggeser Megawati Soekarnoputri menjadi ketua umum.
Menurut pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Bakir Ihsan, peluang Jokowi menggeser Megawati cukup berat.
Pasalnya, figur Megawati masih dianggap kuat untuk memimpin partai berlambang banteng moncong putih itu.
"PDIP masih butuh Mega, karena garis ideologi atau trah Soekarno masih melekat ke dia (Mega)," ujar Bakir saat dihubungi melalui telepon, di Jakarta, Senin (23/3/2015).
Bakir menilai dari segi popularitas, Jokowi masih di atas Megawati karena status Jokowi sebagai seorang Presiden. Namun popularitas saja dianggapnya tidak cukup untuk memimpin partai.
Menurutnya, Jokowi boleh dibilang sebagai figur yang cakap dalam hal pemerintahan, tapi gagap dalam memimpin partai.
Selain itu, Jokowi bukan dari anak ideologis partai yang sejatinya sudah melekat pada diri putri Proklamator RI tersebut
"Walaupun Jokowi sekarang menjadi Presiden dan populer dibanding Mega, Megalah sosok sentral yang sebenarnya di partai," tandasnya.
(maf)