Kikil Berformalin Beredar di Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Kikil (kulit sapi) berformalin beredar di Jakarta. Penggunaan formalin dapat membuat kikil tahan lama dibandingkan jika tak diberi formalin sehari saja langsung membusuk.
“Biar licin saja kikilnya. Kalau enggak gitu, mana awet dan laku. Pakainya juga enggak banyak, untuk satu drum campuran formalinnya satu sendok teh,” kata Sri, istri pengusaha kikil di Jakarta Barat, kemarin. Hasil penggunaan formalin dapat meningkatkan omzet harian usahanya. Dalam sehari dia bisa memproduksi 1 kuintal dengan harga jual Rp17.000 per kilogram dengan sasaran penjualan di beberapa pasar tradisional di Jakarta Barat.
Perempuan asal Pekalongan, Jawa Tengah itu mengaku sudah 10 tahun memproduksi kikil. Selama ini pasang-surut penjualan kerap membuatnya merugi. Produksi gagal karena kikil yang membusuk bisa mencapai 40-50 kilogram per hari. Menurut Warso, pekerja di industri rumahan yang memproduksi kikil sebenarnya penggunaan zat berbahaya tersebut sudah lama dilakukan.
Tak hanya formalin, agar kikil tahan lama, pengusaha juga mencampur tawas dan pemutih pakaian. “Kalau enggak begitu, mana tahan lama. Kalau enggak pakai pemutih, juga warnanya bakal hitam dan bau,” katanya. Akibat memakai formalin, industri rumahan produsen kikil itu digerebek Satuan Reskrim Polres Jakarta Barat dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Total ada enam industri rumahan di Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, yang memproduksi kikil. Dari enam industri tersebut, polisi dan petugas BPOM menyita ribuan kilogram kulit sapi basah dan kering yang tersimpan di drum. Untuk penyidikan, puluhan pegawai industri rumahan produsen kikil dibawa ke kantor polisi.
“Kasusnya masih kami selidiki dan pendalaman. Beberapa orang diamankan,” kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat AKBP I Putu Putra Sadana. Kepala BPOM DKI Jakarta Dewi Prawitasari memastikan enam industri rumahan produsen kikil di Kalideres, Jakarta Barat, positif menggunakan formalin. Itu diperoleh pihaknya seusai memeriksa beberapa sampel kikil.
Meski dipastikan berformalin, BPOM masih melakukan pengujian lebih lanjut. Saat penggerebekan, polisi dan BPOM mengambil lima sampel yang berasal dari enam industri rumahan produsen kikil. Hasil uji laboratorium itu baru bisa diketahui paling cepat pada Jumat (13/3). "Nanti semua akan terlihat kandungan apa saja yang ada di kikil tersebut," ucapnya.
Yan yusuf
“Biar licin saja kikilnya. Kalau enggak gitu, mana awet dan laku. Pakainya juga enggak banyak, untuk satu drum campuran formalinnya satu sendok teh,” kata Sri, istri pengusaha kikil di Jakarta Barat, kemarin. Hasil penggunaan formalin dapat meningkatkan omzet harian usahanya. Dalam sehari dia bisa memproduksi 1 kuintal dengan harga jual Rp17.000 per kilogram dengan sasaran penjualan di beberapa pasar tradisional di Jakarta Barat.
Perempuan asal Pekalongan, Jawa Tengah itu mengaku sudah 10 tahun memproduksi kikil. Selama ini pasang-surut penjualan kerap membuatnya merugi. Produksi gagal karena kikil yang membusuk bisa mencapai 40-50 kilogram per hari. Menurut Warso, pekerja di industri rumahan yang memproduksi kikil sebenarnya penggunaan zat berbahaya tersebut sudah lama dilakukan.
Tak hanya formalin, agar kikil tahan lama, pengusaha juga mencampur tawas dan pemutih pakaian. “Kalau enggak begitu, mana tahan lama. Kalau enggak pakai pemutih, juga warnanya bakal hitam dan bau,” katanya. Akibat memakai formalin, industri rumahan produsen kikil itu digerebek Satuan Reskrim Polres Jakarta Barat dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Total ada enam industri rumahan di Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, yang memproduksi kikil. Dari enam industri tersebut, polisi dan petugas BPOM menyita ribuan kilogram kulit sapi basah dan kering yang tersimpan di drum. Untuk penyidikan, puluhan pegawai industri rumahan produsen kikil dibawa ke kantor polisi.
“Kasusnya masih kami selidiki dan pendalaman. Beberapa orang diamankan,” kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat AKBP I Putu Putra Sadana. Kepala BPOM DKI Jakarta Dewi Prawitasari memastikan enam industri rumahan produsen kikil di Kalideres, Jakarta Barat, positif menggunakan formalin. Itu diperoleh pihaknya seusai memeriksa beberapa sampel kikil.
Meski dipastikan berformalin, BPOM masih melakukan pengujian lebih lanjut. Saat penggerebekan, polisi dan BPOM mengambil lima sampel yang berasal dari enam industri rumahan produsen kikil. Hasil uji laboratorium itu baru bisa diketahui paling cepat pada Jumat (13/3). "Nanti semua akan terlihat kandungan apa saja yang ada di kikil tersebut," ucapnya.
Yan yusuf
(bbg)