Candaan JK Soal Nasib BG Dinilai Cermin Frustasi
A
A
A
JAKARTA - Pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) terkait nasib calon Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Budi Gunawan (BG) yang tidak kunjung dilantik Presiden Joko Widodo dinilai sebagai cerminan sikap frustasi.
Hal tersebut seperti diungkapkan oleh pengamat politik Universitas Diponegoro, Semarang, Budi Setiono saat dihubungi Sindonews, Selasa (17/2/2015) malam.
Menurut Budi, gaya kepemimpinan Jokowi pasca terpilih menjadi Presiden menunjukkan bahwa tidak ada satu mekanisme baku yang diterapkan dalam mengambil keputusan-keputusan penting. Salah satunya dalam memilih Kapolri.
"Saya kira (candaan JK) mencerminkan sikap frustasi. Barangkali tidak ada mekanisme baku yang digunakan Jokowi dalam mengambil keputusan," kata Budi.
Pernyataan JK diberikan saat bertemu wartawan di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (17/2/2015) siang tadi. (Baca: Candaan Jusuf Kalla: Kalau Saya Berhak Lantik, Saya Akan Lantik BG)
"Tunggulah keputusan Presiden yang resmi. Tunggulah," kata JK sambil tertawa, seperti dikutip Sindonews dari tayangan Seputar Indonesia RCTI.
"Kalau saya yang (berhak) lantik, ya saya lantik. Tapi bukan saya kan (yang berhak melantik)," sambung JK dengan bercanda.
Budi menilai ungkapan yang disampaikan JK justru membuka aib orang-orang yang berada di lingkaran inti atau ring satu Jokowi.
Menurut dia, tidak ada kejelasan siapa saja orang di lingkaran inti Presiden yang diajak berembuk dalam mengambil keputusan-keputusan sulit.
"Dalam memutuskan perkara penting, JK tampak bukan sebagai tim work yang padu betul dengan Jokowi. Pernyataanya bersifat parsial. Apa yang dipikirkan presiden tidak dibicarakan dengan wakilnya," tutur Budi.
Hal tersebut seperti diungkapkan oleh pengamat politik Universitas Diponegoro, Semarang, Budi Setiono saat dihubungi Sindonews, Selasa (17/2/2015) malam.
Menurut Budi, gaya kepemimpinan Jokowi pasca terpilih menjadi Presiden menunjukkan bahwa tidak ada satu mekanisme baku yang diterapkan dalam mengambil keputusan-keputusan penting. Salah satunya dalam memilih Kapolri.
"Saya kira (candaan JK) mencerminkan sikap frustasi. Barangkali tidak ada mekanisme baku yang digunakan Jokowi dalam mengambil keputusan," kata Budi.
Pernyataan JK diberikan saat bertemu wartawan di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (17/2/2015) siang tadi. (Baca: Candaan Jusuf Kalla: Kalau Saya Berhak Lantik, Saya Akan Lantik BG)
"Tunggulah keputusan Presiden yang resmi. Tunggulah," kata JK sambil tertawa, seperti dikutip Sindonews dari tayangan Seputar Indonesia RCTI.
"Kalau saya yang (berhak) lantik, ya saya lantik. Tapi bukan saya kan (yang berhak melantik)," sambung JK dengan bercanda.
Budi menilai ungkapan yang disampaikan JK justru membuka aib orang-orang yang berada di lingkaran inti atau ring satu Jokowi.
Menurut dia, tidak ada kejelasan siapa saja orang di lingkaran inti Presiden yang diajak berembuk dalam mengambil keputusan-keputusan sulit.
"Dalam memutuskan perkara penting, JK tampak bukan sebagai tim work yang padu betul dengan Jokowi. Pernyataanya bersifat parsial. Apa yang dipikirkan presiden tidak dibicarakan dengan wakilnya," tutur Budi.
(dam)