Abraham Siap Hadapi Polisi dan Mundur dari KPK
A
A
A
JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menegaskan siap menghadapi proses hukum atas kasus dugaan pemalusan dokumen yang dituduhkan kepolisian.
Abraham juga menegaskan kesiapannya untuk mundur dari jabatan Ketua KPK, pasca ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar).
"Saya siap dan menghormati proses hukum. Apa yang saya alami merupakan risiko pemberantasan korupsi," kata Abraham dalam konferensi pers di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (17/2/2015).
Dalam konferensi persnya, Abraham mengungkapkan lima hal terkait persoalan yang dialaminya. Pertama, Abraham menegaskan menghormati proses hukum meski dirinya tidak bisa menerima sangkaan terhadapnya.
Dia mengaku tidak tahu menahu dan tidak pernah melakuan apa yang dituduh Polda Sulselbar. "Seperti saya sampaikan sejak masuk ke KPK, saya berkomitmen mewakafkan diri kepada Indonesia. Saya yakin kebenaran nanti akan muncul," tutur Abraham.
Kedua, Abraham menegaskan tidak mengenal Feriyani Lim, perempuan yang melaporkannya ke Mabes Polri. Ketiga, dia mengaku heran dengan tuduhan pemalsuan dokumen terkait alamat tempat tinggalnya.
Menurut Abraham, sejak 1999 dia beralamat di tempat lain. Dia bingung dengan alamat yang dimaksud polisi karena itu adalah rumah toko (ruko).
Keempat, dia mengaku sudah mendengar desas-desus dirinya dan Bambang Widjojanto menjadi target operasi. Kelima, atas kasus ini Abraham siap mengikuti prosedur yang tertuang dalam Undang-Undang KPK, yakni megundurkan diri.
"Saya pikir ini standar bagi semua pimpinan KPK. Tidak masalah untuk ini," ungkap Abraham.
Dia mengungkapkan, pasca KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka muncul berbagai hal yang menyerang dirinya.
Mulai dari penyebaran foto-foto mesra mirip dirinya dengan Putri Indonesia 2014 Elvira Devinamira, penangkapan Bambang Widjojanto, pelaporan pidana terhadap Zulkarnaen dan Adnan Pandu Praja, serta penyebaran foto mirip dirinya dan perempuan bernama Feriyani.
Abraham mempersilahkan seluruh masyarakat di seluruh Indonesia agar bersama-sama menilai kasus yang menimpa seluruh pimpinan KPK dan penyidik KPK. "Semoga Tuhan Yang Maha Esa tetap memberi pencerahan kepada kita agar kita bisa melihat kebenaran meskipun kebenaran itu bersembunyi dalam kegelapan," tuturnya.
Abraham juga menegaskan kesiapannya untuk mundur dari jabatan Ketua KPK, pasca ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar).
"Saya siap dan menghormati proses hukum. Apa yang saya alami merupakan risiko pemberantasan korupsi," kata Abraham dalam konferensi pers di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Selasa (17/2/2015).
Dalam konferensi persnya, Abraham mengungkapkan lima hal terkait persoalan yang dialaminya. Pertama, Abraham menegaskan menghormati proses hukum meski dirinya tidak bisa menerima sangkaan terhadapnya.
Dia mengaku tidak tahu menahu dan tidak pernah melakuan apa yang dituduh Polda Sulselbar. "Seperti saya sampaikan sejak masuk ke KPK, saya berkomitmen mewakafkan diri kepada Indonesia. Saya yakin kebenaran nanti akan muncul," tutur Abraham.
Kedua, Abraham menegaskan tidak mengenal Feriyani Lim, perempuan yang melaporkannya ke Mabes Polri. Ketiga, dia mengaku heran dengan tuduhan pemalsuan dokumen terkait alamat tempat tinggalnya.
Menurut Abraham, sejak 1999 dia beralamat di tempat lain. Dia bingung dengan alamat yang dimaksud polisi karena itu adalah rumah toko (ruko).
Keempat, dia mengaku sudah mendengar desas-desus dirinya dan Bambang Widjojanto menjadi target operasi. Kelima, atas kasus ini Abraham siap mengikuti prosedur yang tertuang dalam Undang-Undang KPK, yakni megundurkan diri.
"Saya pikir ini standar bagi semua pimpinan KPK. Tidak masalah untuk ini," ungkap Abraham.
Dia mengungkapkan, pasca KPK menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka muncul berbagai hal yang menyerang dirinya.
Mulai dari penyebaran foto-foto mesra mirip dirinya dengan Putri Indonesia 2014 Elvira Devinamira, penangkapan Bambang Widjojanto, pelaporan pidana terhadap Zulkarnaen dan Adnan Pandu Praja, serta penyebaran foto mirip dirinya dan perempuan bernama Feriyani.
Abraham mempersilahkan seluruh masyarakat di seluruh Indonesia agar bersama-sama menilai kasus yang menimpa seluruh pimpinan KPK dan penyidik KPK. "Semoga Tuhan Yang Maha Esa tetap memberi pencerahan kepada kita agar kita bisa melihat kebenaran meskipun kebenaran itu bersembunyi dalam kegelapan," tuturnya.
(dam)