Usai Banjir, KBN Klaim Rugi Rp525 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Banjir hebat yang melanda Jakarta Utara pekan lalu menyebabkan pelaku usaha di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) merugi hingga Rp525 miliar.
Sekretaris KBN Toha Muzaqi mengatakan, nilai itu didapat karena ratusan toko dan gudang di kawasan ekonomi tersebut gagal beroperasi saat banjir. Belum lagi rusaknya bahan baku dan bahan jadi yang siap ekspor dikirim karena lalu lintas terhenti akibat jalan terendam.
”Sekitar Rp500 miliar kami hitung kerugian selama lima hari. Itu didapat karena gudang dan toko tidak beroperasi, padahal kontainer siap ekspor. Sedangkan Rp25 miliar kami hitung dari rusaknya sebagian jalan yang terendam karena rusak,” kata Toha saat dihubungi kemarin.
Toha menuturkan, banjir pekan lalu yang terparah terjadi di KBN. Selain harus meliburkan pegawai, banjir juga membuat ekonomi di kawasan itu lumpuh. ”Listrik mati, kontainer besar tak bisa lewat karena genangan 1 meter, barang-barang ekspor banyak yang terendam dan rusak, alat produksi menjadi tidak beroperasi.
Itu semua tidak terjadi pada banjir tahun sebelumnya dan banjir siklus lima tahun karena sekalipun banjir hebat, hanya genangan kecil,” bebernya. Sebagai antisipasi banjir, mulai diwacanakan pembangunan lima pompa yang mengalirkan air di KBN ke Cakung Drain untuk dibuang ke laut.
”Ke depan kami buat lima pompa di setiap pojok dengan kapasitas besar dan gardu listrik yang tidak terhubung dengan permukiman. Dananya langsung dari kami dengan menggunakan CSR,” tuturnya. Kepala Sudin Tata Air Jakarta Utara Kasna mengakui banjir lima hari lalu membuat KBN terendam. Terkait drainase, Kasna mengakui tidak optimal di hampir semua wilayah Jakarta Utara.
”Itu karena tingginya air laut sehingga aliran air di kali tidak optimal,” ungkapnya. Dibagianlain, banjir yang menerjang Kota Bekasi pekan lalu membuat jalan rusak bertambah. Pemkot Bekasi mencatat jalan mengalami kerusakan cukup parah akibat tergerus hujan sejak beberapa waktu terakhir.
Kabid Bina Marga, Dinas Bina Marga, dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi, Arief Maulana menuturkan, kerusakan jalan itu bervariatif dari berlubang hingga rusak berat. Sebelum hujan dan banjir awalnya ada 300 titik jalan rusak. Usai hujan dan banjir jumlah jalan rusak bertambah menjadi 400 titik. ”Data itu titik jalan baru rusak itu kami pantau selama sepekan,” katanya.
Kerusakan terparah antara lain terpantau di Jalan Perjuangan, Pekayon-Pondok Gede, dan KH Noer Ali (Kalimalang), Jalan Joyo Martono, Jalan M Hasibuan, Jalan Chairil Anwar, Agus Salim, Jalan Raya Bintara, Setu-Bantar Gebang, dan Jalan Ahmad Yani. Selain dipicu tingginya curah hujan, kerusakan jalan juga akibat buruknya kondisi drainase. ”Perbaikan akan kami lakukan secara permanen setelah banjir tidak ada dan curah hujan sudah normal,” tutur Kepala Disbimarta Kota Bekasi Tri Adhianto.
Yan yusuf/Abdullah m surjaya
Sekretaris KBN Toha Muzaqi mengatakan, nilai itu didapat karena ratusan toko dan gudang di kawasan ekonomi tersebut gagal beroperasi saat banjir. Belum lagi rusaknya bahan baku dan bahan jadi yang siap ekspor dikirim karena lalu lintas terhenti akibat jalan terendam.
”Sekitar Rp500 miliar kami hitung kerugian selama lima hari. Itu didapat karena gudang dan toko tidak beroperasi, padahal kontainer siap ekspor. Sedangkan Rp25 miliar kami hitung dari rusaknya sebagian jalan yang terendam karena rusak,” kata Toha saat dihubungi kemarin.
Toha menuturkan, banjir pekan lalu yang terparah terjadi di KBN. Selain harus meliburkan pegawai, banjir juga membuat ekonomi di kawasan itu lumpuh. ”Listrik mati, kontainer besar tak bisa lewat karena genangan 1 meter, barang-barang ekspor banyak yang terendam dan rusak, alat produksi menjadi tidak beroperasi.
Itu semua tidak terjadi pada banjir tahun sebelumnya dan banjir siklus lima tahun karena sekalipun banjir hebat, hanya genangan kecil,” bebernya. Sebagai antisipasi banjir, mulai diwacanakan pembangunan lima pompa yang mengalirkan air di KBN ke Cakung Drain untuk dibuang ke laut.
”Ke depan kami buat lima pompa di setiap pojok dengan kapasitas besar dan gardu listrik yang tidak terhubung dengan permukiman. Dananya langsung dari kami dengan menggunakan CSR,” tuturnya. Kepala Sudin Tata Air Jakarta Utara Kasna mengakui banjir lima hari lalu membuat KBN terendam. Terkait drainase, Kasna mengakui tidak optimal di hampir semua wilayah Jakarta Utara.
”Itu karena tingginya air laut sehingga aliran air di kali tidak optimal,” ungkapnya. Dibagianlain, banjir yang menerjang Kota Bekasi pekan lalu membuat jalan rusak bertambah. Pemkot Bekasi mencatat jalan mengalami kerusakan cukup parah akibat tergerus hujan sejak beberapa waktu terakhir.
Kabid Bina Marga, Dinas Bina Marga, dan Tata Air (Disbimarta) Kota Bekasi, Arief Maulana menuturkan, kerusakan jalan itu bervariatif dari berlubang hingga rusak berat. Sebelum hujan dan banjir awalnya ada 300 titik jalan rusak. Usai hujan dan banjir jumlah jalan rusak bertambah menjadi 400 titik. ”Data itu titik jalan baru rusak itu kami pantau selama sepekan,” katanya.
Kerusakan terparah antara lain terpantau di Jalan Perjuangan, Pekayon-Pondok Gede, dan KH Noer Ali (Kalimalang), Jalan Joyo Martono, Jalan M Hasibuan, Jalan Chairil Anwar, Agus Salim, Jalan Raya Bintara, Setu-Bantar Gebang, dan Jalan Ahmad Yani. Selain dipicu tingginya curah hujan, kerusakan jalan juga akibat buruknya kondisi drainase. ”Perbaikan akan kami lakukan secara permanen setelah banjir tidak ada dan curah hujan sudah normal,” tutur Kepala Disbimarta Kota Bekasi Tri Adhianto.
Yan yusuf/Abdullah m surjaya
(bbg)