Integrasi UN Segera Ditentukan

Senin, 16 Februari 2015 - 09:08 WIB
Integrasi UN Segera Ditentukan
Integrasi UN Segera Ditentukan
A A A
Panitia seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan bernegosiasi ulang mengenai ujian nasional. Pekan depan menjadi penentuan apakah UN bisa diintegrasikan ke SNMPTN.

Koordinator Pokja Panitia SNMPTN 2015 Bambang Hermanto mengatakan, Rabu (18/2) panitia SNMPTN akan rapat dengan Kemendikbud untuk melakukan negosiasi ulang.

Negosiasi ini membahas percepatan proses pemindaian lembar jawaban komputer (LJK) UN. Menurut dia, jika saja Kemendikbud bisa memperbanyak jumlah PTN yang bertugas untuk memindai, hasil UN bisa dikirim sebelum tenggat pengolahan data SNMPTN.

“Terkait UN, kami akan melakukan negosiasi ulang dengan Puspendik. Pekan depan akan segera ditetapkan mengenai jadi tidaknya integrasi UN ke SNMPTN,” katanya seusai seminar PTN dan Pertemuan Orang Tua Siswa Bimbingan Tes Alumni (BTA) Group di Jakarta kemarin. Bambang menjelaskan, Kapuspendik Kemendikbud Nizam memang mengatakan pemindaian hasil UN dilakukan oleh PTN.

Masalahnya, jumlah PTN yang memindai sedikit sekali, bahkan untuk satu provinsi hanya satu PTN. Seperti di DKI Jakarta pemindaian dilakukan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan di Jawa Barat dipindai oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Bambang menuturkan, masalah integrasi nilai UN ke SNMPTN ialah problem waktu. Panitia sudah memutuskan pengumuman SNMPTN pada 9 Mei, sementara UN diumumkan Kemdikbud pada 18 Mei.

“Jika pemindaian bisa dipercepat oleh jumlah PTN yang diperbanyak, datanya bisa segera diinformasikan ke pimpinan PTN sebagai syarat seleksi masuk,” ucapnya. Dosen Unpad ini menerangkan, jika dilihat dari Permenristekdikti Nomor 2/2015 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru, sesungguhnya tidak ada satu ayat pun yang menyebutkan pimpinan PTN mempertimbangkan hasil UN.

Di peraturan tersebut jelas sekali disebutkan bahwa SNMPTN hanya menjaring siswa-siswi dari hasil prestasi akademik yang didapat dari semester 1-5. Kemudian pimpinan PTN bisa memakai hasil UN dengan melihat dua aspek, yakni aspek penyelenggaraan dan waktu. Dari aspek penyelenggaraan, Bambang memandang, jika penyelenggaraan UN bisa kredibel maka akan memacu PTN untuk mengintegrasikan UN dalam seleksi masuk.

Direktur Utama BTA Group Hasahatan Manullang menyebutkan, memasuki proses seleksi SNMPTN para siswa dan orang tua mengalami kegamangan. Keduanya membutuhkan informasi mengenai berita terbaru dan strategi masuk PTN favorit. Hasahatan menjelaskan, proses pendidikan yang berjalan di Indonesia sangatlah dinamis. Termasuk dalam proses SNMPTN.

Kebutuhan akan informasi sangatlah tinggi karena proses yang terjadi pada tahun sebelumnya akan berbeda di tahun ini. Hasahatan menjelaskan, lembaganya aktif membekali siswa dengan strategi-strategi mendaftar yang sesuai dengan keinginan, potensi, dan keahlian. Namun, banyak juga siswa yang bingung untuk memilih karena orang tua memaksakan untuk masuk di PTN atau program studi pilihan orang tua.

Padahal, orang tua mestinya mengerti jika anak dipaksa belajar di luar kemauannya maka akan mempersulit dia belajar di kampus. Kapuspendik Kemendikbud Nizam mengatakan, permintaan panitia SNMPTN mengenai penambahan PTN yang bertugas untuk melakukan pemindaian dapat diakomodasi oleh Kemendikbud. Bahkan penambahan PTN itu sudah diusulkan kepada Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Nizam menjelaskan, PTN yang melakukan pemindaian ada di setiap provinsi. Rabu depan rapat akan dihadiri Balitbang Kemendikbud, perwakilan Kemenristek Dikti, BSNP dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI).

Neneng zubaidah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8648 seconds (0.1#10.140)