Sungai Bengawan Solo Siaga Satu

Kamis, 12 Februari 2015 - 10:29 WIB
Sungai Bengawan Solo Siaga Satu
Sungai Bengawan Solo Siaga Satu
A A A
BOJONEGORO - Permukaan air Sungai Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Bojonegoro merambat naik. Tinggi air berada di kisaran 13.36 peilschaal di atas permukaan air laut kemarin. Bojonegoro pun dinyatakan siaga satu (siaga hijau) banjir.

Ketinggian permukaan Sungai Bengawan Solo naik rata-rata 12 cm per jam. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro pun terus memantau ketinggian air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu setiap jam.

Pemantauan dilakukan di papan duga Karangnongko (daerah hulu sungai di Kecamatan Ngraho) serta di daerah hilir (Kota Bojonegoro). Kenaikan debit Sungai Bengawan Solo di wilayah itu disebabkan ada kiriman air dari daerah hulu sungai dan kiriman air dari sejumlah anak Sungai Bengawan Solo. Wilayah Bojonegoro dan sekitarnya terlihat diselimuti mendung cukup tebal.

Meski dinyatakan siaga satu, sejumlah kawasan yang biasanya langganan banjir belum tergenang banjir. Menurut Sekretaris BPBD Kabupaten Bojonegoro Nadif Ulfa, sampai sekarang sejumlah daerah di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo masih aman. Petugas terus memantau dan mengecek titik-titik rawan genangan. “Pergerakan air cukup cepat, tapi sejauh ini belum ada laporan genangan,” ujar Ulfa.

Meski begitu, semua kecamatan diminta lebih proaktif mendata kawasan tergenang. Hak itu guna memudahkan koordinasi dan pemantauan di setiap wilayah. Untuk wilayah Bojonegoro, debit Bengawan Solo diprediksi terus naik. Asal tidak terus terjadi hujan, kondisinya masih aman. Namun, masyarakat harus tetap waspada.

Pintu-pintu air Bendungan Gerak Sungai Bengawan Solo di Desa Padang, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, kini dibuka. Dengan begitu, air bisa mengalir lancar di daerah hilir. Menurut pengamat air Bendungan Gerak Sungai Bengawan Solo, Sunaryo, saat musim kemarau sembilan pintu bendungan itu ditutup guna menghemat air sebagai kebutuhan areal pertanian warga sekitar bantaran sungai. Namun, seiring peningkatan debit air Bengawan Solo, pintu-pintu itu kini dibuka.

“Kalau tidak segera dibuka, dikhawatirkan bisa meluber ke permukaan karena debit air dari hulu ke hilir mengalir sangat deras,” ungkapnya. Kini ketinggian air dari papan duga bendung gerak menunjukkan angka 12,60 meter dari batas maksimal 16 meter. Keberadaan air itu masih bisa meningkat lebih tinggi, bahkan melebihi kapasitas papan duga jika curah hujan makin meningkat.

Bendungan Gerak di perbatasan wilayah Kecamatan Kalitidu dan Trucuk itu dapat menampung cadangan air baku sebanyak 13 juta meter kubik. Luasan areal pertanian yang dapat dialiri mencapai 4.500 hektare yaitu meliputi Kecamatan Kalitidu, Trucuk, Gayam, Purwosari, Padangan, dan Ngraho. Berdasarkan informasi dari BMKG Jawa Timur, wilayah Bojonegoro diperkirakan mengalami hujan lebat dengan suhu antara 24-30 °C. Kelembapan udara sekitar 68-98 %.

BPBD juga mewaspadai kecepatan angin 35 km/jam dari barat. Untuk mengantisipasi banjir, petugas BPBD bersama warga bergotong-royong meninggikan tanggul-tanggul di kawasan Desa Simbatan, Kecamatan Kanor. Itu untuk mengantisipasi banjir bandang akibat luapan Kali Mekuris, anak Sungai Bengawan Solo. Warga meninggikan tanggul dengan meletakkan 1.000 sak berisi kerikil, pasir, dan tanah di atas tanggul sepanjang 700 meter.

Selain meninggikan tanggul, warga juga memperbaiki badan tanggul yang rusak atau pecah. Sementara itu, BPBD Bojonegoro juga menyebutkan bahwa Bengawan Solo telah menelan tiga korban jiwa yang diperkirakan tewas tenggelam bersamaan dengan kenaikan air sungai pada Selasa (10/2).

”Ketiga tenggelam di Bengawan Solo, satu di antaranya lelaki berusia 70 tahun sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di Desa Mulyoagung, Kecamatan Kota,” kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno kemarin. Sukirno menambahkan, BPBD juga menerima laporan ada seorang laki-laki yang sedang mencari ikan tenggelam di Bengawan Solo di Kecamatan Baureno yang berseberangan dengan Tuban.

Ketika itu korban yang sedang mencari ikan di tepi Bengawan Solo terpeleset dan terseret deras air sungai. BPBD juga menerima laporan bahwa seorang warga Nganjuk, Ridwan, 33, tenggelam di Bengawan Solo di Desa Payaman, Kecamatan Ngraho, Senin (9/2). Mengantisipasi korban tenggelam bertambah, dia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan bersamaan dengan kenaikan ketinggian air Bengawan Solo di daerah itu yang sudah masuk siaga.

Selain di Bojonegoro, ketinggian air Sungai Bengawan Solo di wilayah Jawa Tengah juga dalam status siaga karena mencapai tujuh meter. Ketinggian air terus dipantau menyusul dibukanya pintu Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri. Anggota SAR Karanganyar Febrian Kurnia Putra mengatakan, kondisi masih tetap siaga karena ketinggian air dari pos pantau Jurug di level kuning. Selasa (10/2) malam memang sempat mengalami kenaikan setinggi mata kaki meski kemudian surut lagi.

Apabila di bagian hulu hujan deras, daerah di pinggiran Bengawan Solo di Karanganyar bakal kebanjiran. “Setiap 30 menit ketinggian air terus dipantau, termasuk dengan melibatkan masyarakat,” ungkap Febrian kemarin.

Muhammad roqib/ Ary wahyu wibowo/Ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3564 seconds (0.1#10.140)