Tanggung Jawab Siapa?

Selasa, 10 Februari 2015 - 09:55 WIB
Tanggung Jawab Siapa?
Tanggung Jawab Siapa?
A A A
Ahmad Fauzi
Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Publik. Universitas Indonesia

Ketika kita bertanya siapa yang bertanggung jawab dalam memajukan pendidikan tinggi Indonesia, jawabannya pasti beragam.

Ada yang mengatakan pemerintah, pihak universitas, atau mahasiswa itu sendiri. Tidak ada yang salah dari ketiga jawaban itu, karena memang ketiganya merupakan subjeksubjek yang menentukan kualitas dari pendidikan tinggi di Indonesia. Namun, pemerintah mungkin pihak yang paling disoroti.

Apabila salah satu mahasiswa dari suatu negara mampu berprestasi di kancah dunia, jarang ada ajang internasional yang menyebutkan secara spesifik dari universitas mana pesertanya berasal. Kalaupun ada, sangat jarang yang memperhatikan dan mencari tahu. Kebanyakan orang hanya memandang dari negara mana dia berasal sehingga hanya negara yang namanya menjadi harum.

Namun berlaku juga apabila sebaliknya, yaitu jika suatu negara memiliki kualitas pendidikan tinggi yang rendah maka pemerintahlah yang paling disalahkan. Maka pemerintah di negara mana pun, pasti meletakkan perhatian yang lebih pada sektor pendidikan dalam proses pembangunannya. Tidak hanya untuk menjaga gengsi, negara yang masih ingin terus “hidup” haruslah memperhatikan bagaimana keadaan mereka di masa depan.

Orang-orang yang akan berada di posisi terdepan ketika itu mayoritas adalah mereka yang saat ini masih menempuh pendidikan tinggi. Apabila tidak ada perhatian yang serius dari pemerintah sekarang untuk terus memperbaiki kualitas pendidikan tinggi saat ini, hanya tinggal menunggu waktu untuk kehancuran negara ini nanti.

Selain itu, universitas yang berperan sebagai media pendidikan tinggi berlangsung juga menjadi faktor penentu kemajuan pendidikan tinggi Indonesia. Universitas haruslah bersifat terbuka agar mampu mengakomodasi seluruh minat dan bakat para mahasiswanya.

Mengakomodasi bukan berarti hanya memberikan legalitas, tapi juga memberikan sarana dan prasarana yang memadai baik untuk melakukan kegiatan akademis maupun nonakademis. Jangan sampai semangat para mahasiswa yang tinggi untuk berkarya harus redup karena ketidakmerataan dukungan dari pihak universitas.

Tidak sedikit mahasiswa yang berprestasi di lingkup internasional justru karena mereka tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) baik dalam bentuk seni dan olahraga maupun kelompok studi yang tidak jarang mendapat masalah terkait dukungan dengan pihak universitas.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1231 seconds (0.1#10.140)