Fokus Diplomasi Dagang

Selasa, 03 Februari 2015 - 13:39 WIB
Fokus Diplomasi Dagang
Fokus Diplomasi Dagang
A A A
Sebagai perpanjangan tangan pemerintah di luar negeri, para duta besar (dubes) diminta fokus pada diplomasi dagang. Penegasan itu disampaikan langsung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat kerja pimpinan Kementerian Luar Negeri yang diikuti para dubes RI dari seluruh dunia.

Permintaan orang nomor satu di negeri ini didasarkan pada kondisi neraca perdagangan Indonesia yang selalu berbuah defisit belakangan ini. Rupanya selama ini para perwakilan Indonesia di luar negeri dinilai belum maksimal memainkan peran untuk turut serta mencetak surplus pada neraca perdagangan.

Karena itu, Presiden menyatakan tidak ada alasan untuk tidak mempromosikan produk-produk Indonesia dipasar luarnegeri, takterkecuali produkdari usaha kecil dan menengah (UKM). Pasalnya, potensi produk UKM menembus pasar internasional berpeluang tinggi yang didukung dengan harga kompetitif dan kualitas barang yang tidak kalah dengan produk sejenis dari negara lain.

Memang kendalanya harus diakui bahwa produk Indonesia yang beragam tersebut belum memiliki identifikasi produk dan pasar. Sepertinya Presiden tidak ingin terjebak pada wacana. Maka pada kesempatan tersebut, para dubes ditargetkan untuk meningkatkan ekspor Indonesia. Selain itu, mendorong produk-produk daerah bisa bermain di pasar global.

Tinggal bagaimana caranya para diplomat mencari peluang pasar di negara tempatnya bertugas. Kondisi neraca perdagangan yang terus mencetak deficit sepanjang tahun belakangan ini, membuat siapa pun yang memimpin negeri ini harus mengerahkan sekuat tenaga atas potensi yang ada untuk membuat neraca perdagangan positif alias surplus.

Tengok saja tahun lalu, neraca perdagangan kembali dalam posisi deficit sebesar USD1,89 miliar, di mana nilai ekspor sebesar USD176,29 miliar lebih rendah dibandingkan nilai impor yang mencapai USD178,18 miliar. Meski tahun lalu neraca perdagangan masih berada di level negatif, angka defisit yang tercetak sudah jauh lebih kecil dibandingkan periode yang sama pada 2013 yang mencapai USD4,07 miliar.

Berdasarkan data publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja perdagangan sektor minyak dan gas (migas) mencetak defisit USD13,128 miliar. Sebaliknya kinerja perdagangan sektor nonmigas mendatangkan surplus sekitar USD11,241 miliar. Dengan membaiknya sektor nonmigas, defisit neraca perdagangan semakin menipis tahun lalu.

Beberapa negara mitra dagang utama Indonesia yang selalu membuat defisit, di antaranya mulai Tiongkok dengan defisit sebesar USD14 miliar, disusul Jepang yang mencapai sekitar USD2,372 miliar, kemudian Korea Selatan yang mencetak defisit USD2 miliar dan Australia dengan defisit sebesar USD1,7 miliar, dan Kawasan ASEAN beri defisit sebesar USD889,6 juta.

Sementara itu, negara mitra dagang yang membuat Indonesia mencetak surplus adalah India sebesar USD8,659 miliar, Amerika Serikat sekitar USD7,75 miliar, dan Taiwan USD259 juta. Dan, Uni Eropa dengan nilai surplus mencapai USD4,214 miliar. Untuk menghapus defisit neraca perdagangan yang semakin menipis dengan target membukukan surplus tahun ini, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel bertekad menggenjot nilai ekspor produk perikanan.

Pemerintah optimistis langkah pemberantasan pencurian ikan yang terus digalakkan akan berperan besar dalam merealisasikan potensi ekspor produk perikanan sehingga pemerintah bersemangat bisa merealisasikan target nilai ekspor naik 300% hingga 2019 mendatang. Hanya sebuah pekerjaan rumah yang perlu mendapat perhatian penuh terkait dengan ekspor produk perikanan, masih terdapat hambatan tarif pada sejumlah negara tujuan ekspor.

Karenaitu, pelibatansecara maksimalkepada para perwakilanIndonesia di negara lain untuk membuka pasar ekspor memang menjadi tugas wajib. Selama ini, terus terang. tugas perwakilan di luar negeri selalu dimonopoli pada berita yang tidak elok. Misalnya, fungsi kedutaan besar (kedubes) di luar negeri tak lebih dari menjemput dan mengantar pejabat Indonesia ketika berada di suatu negara.

Lebih memerahkan telinga lagi bahwa jabatan dubes sebagai sarana menampung pejabat frustrasi dan kehilangan jabatan. Kita berharap penugasan Presiden terhadap para dubes dapat menuai hasil segera. Indikatornya, neraca perdagangan mencatat surplus pada akhir tahun.????????
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6373 seconds (0.1#10.140)