Mewujudkan Kemanfaatan 8 Program Prorakyat

Rabu, 07 Januari 2015 - 10:56 WIB
Mewujudkan Kemanfaatan 8 Program Prorakyat
Mewujudkan Kemanfaatan 8 Program Prorakyat
A A A
Tidak terasa, genap empat tahun sudah saya dipercaya memimpin Kota Manado. Selama empat tahun itu pula, kami terus bertekad memberikan yang terbaik untuk menghadirkan perubahan dan pembaruan.

Harapan kami satu, yaitu mewujudkan Kota Manado yang lebih baik dan menyenangkan. Kendati demikian, jika menilik ke belakang, berbagai dinamika mewarnai perjalanan tugas untuk merealisasikan tekad itu. Disadari pula, masih banyak hal yang perlu dibenahi dan diperbaiki dalam mewujudkan harapan tersebut ke depan.

Di akhir tahun keempat kepemimpinan ini, tidak kurang ada delapan program prorakyat yang terlihat banyak dirasakan nilai-nilai kemanfaatannya. Program ini hak ikatnya adalah janji politik kami ketika pertamakali menyatakan diri siap mencalonkan diri sebagai wali kota dan wakil wali kota.

Delapan program prorakyat itu adalah Pembangunan Berbasis Lingkungan (PBL) Mapaluse di 504 lingkungan, peningkatan upah kepala lingkungan menjadi Rp2 juta/bulan, program kesehatan gratis (universal coverage ) dan dana santunan duka sebesar Rp2,5 juta/peristiwa, penambahan honor petugas kebersihan menjadi Rp2 juta/bulan,

bantuan fasilitas pendidikan terhadap masyarakat kurang mampu, meningkatkan Tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) untuk PNS, meningkatkan insentif para tokoh agama atau rohaniwan, dan meningkatkan upah perangkat kelurahan non-PNS (terutama para petugas kebersihan lingkungan) menjadi Rp2 juta/bulan. Dampaknya pun sangat signifikan, meski program ini sempat terganggu dengan bencana banjir bandang dan tanah longsor pada 15 Januari 2014 lalu.

Hingga 2014 lalu, saya bersyukur, berbagai keberhasilan dan prestasi nyatanya dapat ditorehkan. Untuk bidang transportasi publik, khususnya dalam aspek penataan transportasi kota yang berkelanjutan, berhasil diperoleh penghargaan Wahana Tata Nugraha. Untuk bidang Akuntabilitas Kinerja dan Pelayanan yang baik,

Pemerintah Kota Manado berhasil menyabet penghargaan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2014 dengan nilai tertinggi, yang disusul dengan dua penghargaan lain yaitu, penghargaan PKH Award tingkat Nasional, dan penghargaan Adiwiyata Nasional sebagai kota dengan jumlah sekolah terbanyak memperoleh penghargaan tersebut.

Penghargaan juga diperoleh di bidang kesehatan pada November 2014 dengan penghargaan Ksatria Bakti Husada Arutala. Penghargaanpenghargaan bidang kesehatan yang diperoleh sangat ditentukan keberhasilan pelaksanaan beberapa program kesehatan yang diterapkan Pemerintah Kota Manado, seperti Program Universal Coverage (UC), pelayanan seluruh puskesmas 1x24 jam yang telah dilengkapi fasilitas ambulans, kehadiran rabies center, DBD center, dan TBC center di seluruh puskesmas.

Dalam rangka pemenuhan ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan publik yang berkualitas, berbagai terobosan dan inovasi secara serius dikembangkan. Tentunya penguatan pelayanan publik terus diupayakan tidak hanya di Dinas Dukcapil, tetapi juga di semua bidang pelayanan seperti Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik (LPSE), pengurusan perizinan satu atap di BP2T, dan pelayanan publik lainnya.

Di antaranya dengan penataan trotoar jalan-jalan pusat kota, dan infrastruktur di lingkungan (istilah RT untuk daerah lain), untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap layanan fasilitas infrastruktur perkotaan. Yang menariknya, dari data valid dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Manado, sejak akhir 2010 hingga akhir Desember 2014, terungkap bahwa pertumbuhan penduduk Manado sangat tinggi yang diindikasikan dengan bertambahnya jumlah penduduk menjadi 514.000 jiwa pada tahun 2014 dari 410.481 jiwa pada tahun 2010, atau bertambah sekitar 100.000 jiwa.

Hasil kajian kami bahwa pertumbuhan penduduk yang bersifat outlier secara statistik tersebut ternyata bukan disebabkan tingginya angka kelahiran di Kota Manado, melainkan justru lebih diakibatkan oleh tingginya arus urbanisasi, yang dimungkinkan karena alasan anggapan luasnya lapangan pekerjaan menjanjikan di kota ini.

Program prorakyat dengan berbagai kemudahan yang diperoleh masyarakat, seperti program kesehatan gratis (UC), program pembuatan KTP gratis sering pula disebut sebagai salah satu faktor penyebab urbanisasi terjadi. Catatan keberhasilan sepanjang 2010-2014 berkorelasi positif dengan data dan angka yang ada seperti pertumbuhan ekonomi Kota Manado, dari 7,3% di tahun 2010, naik menjadi 8,57% di tahun 2013.

Penduduk miskin turun dari 26.722 jiwa pada 2010 menjadi 20.500 jiwa pada 2013. Capaian pendapatan asli daerah( PAD) pun terus meningkat. Dari Rp 90.828.483.199 di tahun 2010, menjadi Rp215.871.042.643 untuk tahun 2013 atau naik sebesar 237% dibanding 2010. Sehubungan dengan sifat outlier data pertumbuhan penduduk di atas, di akhir kepemimpinan ini, sebagai wali kota Manado, tahun 2015 perlu kiranya kami harus mencari solusi terbaik dan tepat dalam mengatasi hal tersebut.

Harapannya agar tak berdampak negatif atau menjadi bumerang dalam perkembangan kota di waktu-waktu mendatang. Kami berharap dengan tuntunan yang Mahabesar Tuhan, lembaran tahun 2015 makin diisi dengan torehan tinta emas prestasi pembangunan yang lebih baik. Tentunya yang memiliki dampak dan makna besar terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Manado.

GS VICKY LUMENTUT
Wali Kota Manado
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8005 seconds (0.1#10.140)