Menghadapi MEA
A
A
A
Di dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar harus memiliki karakter yang kuat.
Salah satu yang dapat dilakukan untuk membangun karakter yang kuat tersebut adalah dengan pendidikan karakter. Pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada hard skill, tetapi juga pada soft skill adalah salah satu hal yang dapat membentuk karakter suatu bangsa. Pendidikan yang hanya berorientasi pada hard skill , yaitu menghasilkan lulusan yang hanya memiliki prestasi akademik, harus mulai dibenahi.
Sekarang pembelajaran juga harus berbasis pada pengembangan soft skill (interaksi sosial), sebab ini sangat penting dalam pembentukan karakter anak bangsa sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan, santun, disiplin, dan berinteraksi dengan masyarakat. Pendidikan soft skill (interaksi sosial) bertumpu pada pembinaan mentalitas agar peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan.
Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skill) saja, tetapi juga oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Dalam penerapannya, soft skill tidaklah mudah, sebab banyak tenaga pendidik tidak memahami maksud dari soft skill dan cara penerapannya.
Soft skill merupakan bagian keterampilan seseorang yang lebih bersifat kehalusan perasaan seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Akibat yang bisa dirasakan adalah perilaku sopan, disiplin, keteguhan hati, kemampuan kerja sama, dan lainnya. Keabstrakan kondisi tersebut mengakibatkan soft skill t idak mampu dievaluasi secara tekstual karena indikator-indikator soft skill lebih mengarah pada proses eksistensi seseorang dalam kehidupannya.
Dengan adanya pendidikan karakter melalui cara diubahnya sistem pendidikan di Indonesia menjadi sistem pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada hard skill, tetapi juga pada soft skill, diharapkan bangsa Indonesia siap untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di tahun 2015.
Teguh Tresna Puja Asmara
Mahasiswa Ilmu Hukum, Fakultas Hukum. Universitas Padjadjaran
Salah satu yang dapat dilakukan untuk membangun karakter yang kuat tersebut adalah dengan pendidikan karakter. Pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada hard skill, tetapi juga pada soft skill adalah salah satu hal yang dapat membentuk karakter suatu bangsa. Pendidikan yang hanya berorientasi pada hard skill , yaitu menghasilkan lulusan yang hanya memiliki prestasi akademik, harus mulai dibenahi.
Sekarang pembelajaran juga harus berbasis pada pengembangan soft skill (interaksi sosial), sebab ini sangat penting dalam pembentukan karakter anak bangsa sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan, santun, disiplin, dan berinteraksi dengan masyarakat. Pendidikan soft skill (interaksi sosial) bertumpu pada pembinaan mentalitas agar peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan.
Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skill) saja, tetapi juga oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Dalam penerapannya, soft skill tidaklah mudah, sebab banyak tenaga pendidik tidak memahami maksud dari soft skill dan cara penerapannya.
Soft skill merupakan bagian keterampilan seseorang yang lebih bersifat kehalusan perasaan seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Akibat yang bisa dirasakan adalah perilaku sopan, disiplin, keteguhan hati, kemampuan kerja sama, dan lainnya. Keabstrakan kondisi tersebut mengakibatkan soft skill t idak mampu dievaluasi secara tekstual karena indikator-indikator soft skill lebih mengarah pada proses eksistensi seseorang dalam kehidupannya.
Dengan adanya pendidikan karakter melalui cara diubahnya sistem pendidikan di Indonesia menjadi sistem pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada hard skill, tetapi juga pada soft skill, diharapkan bangsa Indonesia siap untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di tahun 2015.
Teguh Tresna Puja Asmara
Mahasiswa Ilmu Hukum, Fakultas Hukum. Universitas Padjadjaran
(ars)