Jokowi Dinilai Akan kesulitan Implementasikan Trisakti
A
A
A
JAKARTA - Trisakti menjadi satu ajaran yang otentik dan orisinil warisan mantan Presiden Soekarno yang coba dikembangkan lagi di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK).
Menurut Peneliti Senior Indonesia Public Intitute Karyono Wibowo, tantangan Jokowi mengembangkan ide Soekarno itu dinilai bakal menuai banyak tantangan. Pasalnya, penerapan Trisakti selain ideal juga harus kontekstual dalam kondisi saat ini.
"Untuk mewujudkan program pembangunan yang berbasis pada Trisakti tidak mudah. Tantangannya sangat berat, semakin rumit," kata Karyono saat diskusi bertajuk 'Menatap Masa Depan Indonesia Era Pemerintahan Jokowi-JK' di Gedung Joang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/12/2014).
Karyono menjelaskan, Trisakti sejak kelahirannya menjadi antitesa dari perkembangan kapitalisme dan liberalisme yang dihembuskan Amerika dan Eropa kala itu. Sehingga, kata dia, untuk menangkal hegemoni kapitalisme dan liberalisme yang berkembang itu, Soekarno menegaskan pilihan perjuangan Indonesia melalui Trisakti.
Sekarang, lanjut Karyono, ide pengembangan Trisakti masih sangat relevan. Namun, implementasinya menuntut Jokowi harus mengkontektualisasikan dengan kondisi sekarang.
Dia berpendapat, jika kapitalisme era Soekarno masih diwarnai sistem penjajahan melalui perang, sekarang kapitalisme sudah menjelma menjadi kekuatan modal yang dikuasai asing.
"Sekarang saatnya kekuatan rakyat harus ikut aktif mengawal pemerintahan Jokowi-JK agar on the track dengan falsafah Trisakti," tandasnya.
Menurut Peneliti Senior Indonesia Public Intitute Karyono Wibowo, tantangan Jokowi mengembangkan ide Soekarno itu dinilai bakal menuai banyak tantangan. Pasalnya, penerapan Trisakti selain ideal juga harus kontekstual dalam kondisi saat ini.
"Untuk mewujudkan program pembangunan yang berbasis pada Trisakti tidak mudah. Tantangannya sangat berat, semakin rumit," kata Karyono saat diskusi bertajuk 'Menatap Masa Depan Indonesia Era Pemerintahan Jokowi-JK' di Gedung Joang, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/12/2014).
Karyono menjelaskan, Trisakti sejak kelahirannya menjadi antitesa dari perkembangan kapitalisme dan liberalisme yang dihembuskan Amerika dan Eropa kala itu. Sehingga, kata dia, untuk menangkal hegemoni kapitalisme dan liberalisme yang berkembang itu, Soekarno menegaskan pilihan perjuangan Indonesia melalui Trisakti.
Sekarang, lanjut Karyono, ide pengembangan Trisakti masih sangat relevan. Namun, implementasinya menuntut Jokowi harus mengkontektualisasikan dengan kondisi sekarang.
Dia berpendapat, jika kapitalisme era Soekarno masih diwarnai sistem penjajahan melalui perang, sekarang kapitalisme sudah menjelma menjadi kekuatan modal yang dikuasai asing.
"Sekarang saatnya kekuatan rakyat harus ikut aktif mengawal pemerintahan Jokowi-JK agar on the track dengan falsafah Trisakti," tandasnya.
(kri)