Potensi Wisata Indonesia
A
A
A
Ada empat prioritas pemerintahan baru dalam memajukan perekonomian Indonesia kedepan. Mulai dari peningkatan produksi pangan, energi, pengoptimalan sumber daya kemaritiman hingga yang tak kalah potensial adalah pariwisata.
Produk pariwisata dapat diartikan sebagai gabungan atau campuran dari fasilitas dan pelayanan seperti yang diungkapkan Manuel Baud Bouvy dan Fred Lawson dalam Tourism & Recreation Handbook of Planing and Design (1998). Dengan itu, objek dan daya tarik wisata (ODTW) yang merupakan bentukan nyata dari produk pariwisata tersebut dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok.
Pertama, ODTW berbasis alam. Kedua, ODTW berbasis pada sejarah dan budaya. Ketiga, ODTW yang berorientasi kepada special interest (minat khusus). Jika merujuk pada tiga kategori tersebut, Indonesialah negeri yang kaya akan objek pariwisatanya, serbaada. Mulai dari wisata yang berbasis alam, sejarah- budaya hingga minat khusus; pelbagai wisata Indonesia sangat terkenal sampai ke mancanegara.
Begitulah negeri zamrud khatulistiwa ini dianugerahi keindahan alam nan elok, menyulut ketakjuban wisatawan domestik dan mancanegara. Beberapa objek wisata di Indonesia yang membuat wisatawan takjub itu antara lain Pulau Dewata Bali, Raja Ampat Papua, Wakatobi, Pulau Komodo, Danau Toba, Candi Borobudur, PulauSipora diMentawai, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Riau.
Selama tiga tahun terakhir, jumlah wisatawan mancanegara selalu meningkat. Dari yang awalnya 7 juta wisatawan mancanegara di 2010 hinga 8,8 juta di 2013, dengan pertumbuhan rata-rata 8,5%. Untuk 2014 dari Januari-Agustus telah mencapai 6.155.553 wisatawan mancanegara dengan pertumbuhan 9,1%.
Bahkan, diakui juga, untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sudah di depan mata itu, sektor jasa pariwisata dianggap paling siap dan percaya diri tenaga kerjanya. Hal ini berbeda dibandingkan dengan tenaga kerja jasa dari sektor lain seperti jasa keinsiyuran, arsitektur, keperawatan, praktisi medis, akuntansi, dan tenaga kesehatan.
Hanya saja Indonesia dinilai masih perlu untuk mencari strategi baru untuk terus mempromosikan tempat wisata andalan. Bisa dengan mengoptimalkan kemajuan teknologi virtual internet. Promosi wisata online dirasakan dapat menjadi alat untuk menarik wisatawan dengan biaya yang relatif murah.
Menggunggah video pariwisata di youtube, misalnya, merupakan solusi cerdas dalam meningkatkan kunjungan wisatawan. Karena dengan mudah calon wisatawan melakukan pencarian di internet untuk menentukan determinasi wisata yang bakal mereka kunjungi. Selain itu pemeliharaan tempat wisata menjadi sangat penting.
Betapa mengejutkan jika wisatawan masih merasakan sulitnya mendapatkan toilet yang bersih, bangunan yang tidak terawat, fasilitas ibadah yang tak memadai, dan masih banyaknya sampah yang berseliweran di tempat-tempat wisata. Alokasi pemeliharaan yang kurang, ditambah dengan budaya setempat yang belum menghargai kebersihan, menjadi list pekerjaan rumah pariwisata kita.
Sungguh ironis memang, karena hal itu hampir marak terjadi di semua objek wisata di Indonesia. Perlu kita insafi bersama, potensi wisata yang maha besar seperti Indonesia kalau tidak dikelola dengan baik, tentunya tidak akan berbuah maksimal.
Produk pariwisata dapat diartikan sebagai gabungan atau campuran dari fasilitas dan pelayanan seperti yang diungkapkan Manuel Baud Bouvy dan Fred Lawson dalam Tourism & Recreation Handbook of Planing and Design (1998). Dengan itu, objek dan daya tarik wisata (ODTW) yang merupakan bentukan nyata dari produk pariwisata tersebut dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok.
Pertama, ODTW berbasis alam. Kedua, ODTW berbasis pada sejarah dan budaya. Ketiga, ODTW yang berorientasi kepada special interest (minat khusus). Jika merujuk pada tiga kategori tersebut, Indonesialah negeri yang kaya akan objek pariwisatanya, serbaada. Mulai dari wisata yang berbasis alam, sejarah- budaya hingga minat khusus; pelbagai wisata Indonesia sangat terkenal sampai ke mancanegara.
Begitulah negeri zamrud khatulistiwa ini dianugerahi keindahan alam nan elok, menyulut ketakjuban wisatawan domestik dan mancanegara. Beberapa objek wisata di Indonesia yang membuat wisatawan takjub itu antara lain Pulau Dewata Bali, Raja Ampat Papua, Wakatobi, Pulau Komodo, Danau Toba, Candi Borobudur, PulauSipora diMentawai, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Riau.
Selama tiga tahun terakhir, jumlah wisatawan mancanegara selalu meningkat. Dari yang awalnya 7 juta wisatawan mancanegara di 2010 hinga 8,8 juta di 2013, dengan pertumbuhan rata-rata 8,5%. Untuk 2014 dari Januari-Agustus telah mencapai 6.155.553 wisatawan mancanegara dengan pertumbuhan 9,1%.
Bahkan, diakui juga, untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sudah di depan mata itu, sektor jasa pariwisata dianggap paling siap dan percaya diri tenaga kerjanya. Hal ini berbeda dibandingkan dengan tenaga kerja jasa dari sektor lain seperti jasa keinsiyuran, arsitektur, keperawatan, praktisi medis, akuntansi, dan tenaga kesehatan.
Hanya saja Indonesia dinilai masih perlu untuk mencari strategi baru untuk terus mempromosikan tempat wisata andalan. Bisa dengan mengoptimalkan kemajuan teknologi virtual internet. Promosi wisata online dirasakan dapat menjadi alat untuk menarik wisatawan dengan biaya yang relatif murah.
Menggunggah video pariwisata di youtube, misalnya, merupakan solusi cerdas dalam meningkatkan kunjungan wisatawan. Karena dengan mudah calon wisatawan melakukan pencarian di internet untuk menentukan determinasi wisata yang bakal mereka kunjungi. Selain itu pemeliharaan tempat wisata menjadi sangat penting.
Betapa mengejutkan jika wisatawan masih merasakan sulitnya mendapatkan toilet yang bersih, bangunan yang tidak terawat, fasilitas ibadah yang tak memadai, dan masih banyaknya sampah yang berseliweran di tempat-tempat wisata. Alokasi pemeliharaan yang kurang, ditambah dengan budaya setempat yang belum menghargai kebersihan, menjadi list pekerjaan rumah pariwisata kita.
Sungguh ironis memang, karena hal itu hampir marak terjadi di semua objek wisata di Indonesia. Perlu kita insafi bersama, potensi wisata yang maha besar seperti Indonesia kalau tidak dikelola dengan baik, tentunya tidak akan berbuah maksimal.
(bbg)