Bank Sumsel Babel Usung 3 Fase Hadapi Mea
A
A
A
Tidak terasa lebih kurang dua pekan lagi, Indonesia pada umumnya dan Sumsel pada khususnya akan diha dap kan dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Mau tidak mau, siap tidak siap, semua sektor bisnis akan dihadapkan dengan pasar bebas ASEAN, termasuk pula Bank Sumsel Babel (BSB). Para direksi maupun komisaris Bank Sumsel Babel dengan dinak hodai Direktur Utama Bank Sumsel Babel Muhammad Adil pada Februari 2014 lalu mengklaim memiliki road map sebagai patokan untuk menapak outlook bisnis perbankan di 2015.
Tiga fase strategi telah dikonsep sedemikian rupa untuk meme nang - kan pasar kompetitif 2015 sebagai wujud transformasi membawa pertumbuhan bisnis Bank Sumsel Babel ke arah yang lebih baik lagi. Tiga fase yang akan diimplementasikan guna menghadapi pemberlakuan MEA 2015 antara lain, pertama fase konsolidasi.
Saat ini jebolan Bank Negara Indonesia (BNI) itu terus berupaya me lakukan konsolidasi ke internal Bank Sumsel Babel, baik pengelolaan, layanan, produk, marketing communication , modal, BOPO, dan lainnya. Seiring dengan berjalannya fase konsolidasi, Bank Sumsel Babel yang kedua juga menjalankan fase ekspansi. Ekspansi mulai dari pembiayaan kredit, layanan, jaringan hingga outlet service dengan tetap menjaga likuiditas.
Bank Sumsel Babel telah menyiapkan ancang-ancang untuk mengarungi bisnis tahun 2015 dengan menyiap kan dana ekspansi pembiayaan Rp1,5 triliun atau meningkat 13%- 14% dibanding semester I/2014. Angka yang terbilang besar itu dikhususkan untuk ekspansi kredit pada semester I/2015.
Beberapa program pembangunan yang kemungkinan besar akan dimulai tahun depan begitu banyak, baik program pembangunan berskala nasional maupun daerah. Sudah ada beberapa proyek yang siap dibangun. Di antaranya pembangunan kawasan ekonomi khusus Tanjung Api-Api, pembangunan monorel, pemba ngun an rel kereta api jalur ganda, tol Kayu agung-Palembang, dan berbagai pro yek lainnya. Ini merupakan potensi in ves tasi yang dapat diserap perban kan.
“Target yang kami pasang itu cukup realistis. Dengan kekuatan BSB saat ini yang memiliki 25 cabang, asumsinya satu cabang mampu menyalurkan kredit Rp25 miliar, maka target yang dipasang itu tidak begitu sulit dalam jangka waktu enam bulan ke depan. Tahun 2015 merupakan momentum dimulainya pasar tunggal ASEAN, di mana kondisi ini dapat men jadi peluang besar bagi industri perbankan,” papar Adil.
Untuk memenangkan persaingan, terutama menghadapi MEA, telah disiapkan pelbagai hal antara lain pe ningkatan kualitas perusahaan mela lui konsep good corporate governance (GCG) dan biaya operasional terhadap pendapat an operasional (BOPO) yang dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan per bankan, perhatian terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) hingga pematangan produk.
Dalam peningkatan kualitas SDM, Bank Sumsel Babel mendirikanlear ning center Juni 2014. Pembenahan SDM bukan saja dila kukan di level low , melainkan level middle hingga level top. Pimpinan di visi di ikutkan juga di dalam pelatihan, selan jut nya ke pemimpin cabang, wakil pimpinan cabang, penyelia hingga front liner. Karyawan dan karyawati Bank Sum sel Babel dibekali berbagai ilmu, skill , attitude, marketing , kredit, risk ma nagement , layanan, servis, hing ga beauty class selama 2-5 hari.
“Kami berkomitmen untuk mem - benahi SDM. Saat ini kuantitas karyawan Bank Sumsel Babel mencapai 2.500 orang. Mei 2015 ini kami akan sekolahkan 10 karyawan-karyawati, 4 di antaranya disekolahkan ke Inggris, Australia, dan Malaysia. Sementara sisanya disekolahkan di dalam negeri. Investasi SDM ini sangat penting. Makanya, se kitar 20% dana di ambil dari biaya ope ra sional atau seki tar Rp10 miliar untuk menyekolahkan karyawan.
Karyawan ini akan mengikuti pembelajaran di pe - san tren selama 3 pekan guna meng ga - paiattitude baik, di samping kompetensi, dan skill . “Targetnya 2 tahun selesai menimba ilmu,” ujar Adil. Merujuk dari visi Bank Sumsel Babel “Menjadi Bank Terkemuka dan Tepercaya dengan Kinerja Unggul” maka visi-misi itu akan berjalan baik apabila SDM memiliki budaya kerja tinggi. Di akhir tahun ini diterapkan budaya kerja 3 S Bravo. Artinya, solid, service, simple bravo .
“Solid” memiliki makna yang sa ngat luar biasa, soliditas harus ditun jukkan dalam kerja, dan amanah. Be gitu pun untuk “service”, apa pun sifat dalam pelayanan harus akurat, inova tif, trust, kecepatan, dan keramah-tamah an, baik eksternal maupun inter nal. Sedangkan “simple” artinya apa pun yang dikerja - kan diupayakan harus sesimpel mungkin, profesional.
“Jika ketiga unsur itu dapat dijalankan de ngan baik maka akan muncul budaya kerja yang baik. Bravo di sini menun jukkan sebuah kemenangan yakni be comming regional victory . Kami akan dengungkan budaya kerja ini saat HUT Bank Sumsel Babel hari ini,” papar mantan pemain voli andalan Sumsel era 90-an itu.
Dengan kualitas SDM berdaya saing tinggi, infrastruktur jaringan dan pro - duk memadai, service exellent dan lain - nya, pihaknya optimistis dapat me me - nangkan persaingan bisnis per ban kan di awal berlakunya MEA.
Darfian jaya suprana/adv
Mau tidak mau, siap tidak siap, semua sektor bisnis akan dihadapkan dengan pasar bebas ASEAN, termasuk pula Bank Sumsel Babel (BSB). Para direksi maupun komisaris Bank Sumsel Babel dengan dinak hodai Direktur Utama Bank Sumsel Babel Muhammad Adil pada Februari 2014 lalu mengklaim memiliki road map sebagai patokan untuk menapak outlook bisnis perbankan di 2015.
Tiga fase strategi telah dikonsep sedemikian rupa untuk meme nang - kan pasar kompetitif 2015 sebagai wujud transformasi membawa pertumbuhan bisnis Bank Sumsel Babel ke arah yang lebih baik lagi. Tiga fase yang akan diimplementasikan guna menghadapi pemberlakuan MEA 2015 antara lain, pertama fase konsolidasi.
Saat ini jebolan Bank Negara Indonesia (BNI) itu terus berupaya me lakukan konsolidasi ke internal Bank Sumsel Babel, baik pengelolaan, layanan, produk, marketing communication , modal, BOPO, dan lainnya. Seiring dengan berjalannya fase konsolidasi, Bank Sumsel Babel yang kedua juga menjalankan fase ekspansi. Ekspansi mulai dari pembiayaan kredit, layanan, jaringan hingga outlet service dengan tetap menjaga likuiditas.
Bank Sumsel Babel telah menyiapkan ancang-ancang untuk mengarungi bisnis tahun 2015 dengan menyiap kan dana ekspansi pembiayaan Rp1,5 triliun atau meningkat 13%- 14% dibanding semester I/2014. Angka yang terbilang besar itu dikhususkan untuk ekspansi kredit pada semester I/2015.
Beberapa program pembangunan yang kemungkinan besar akan dimulai tahun depan begitu banyak, baik program pembangunan berskala nasional maupun daerah. Sudah ada beberapa proyek yang siap dibangun. Di antaranya pembangunan kawasan ekonomi khusus Tanjung Api-Api, pembangunan monorel, pemba ngun an rel kereta api jalur ganda, tol Kayu agung-Palembang, dan berbagai pro yek lainnya. Ini merupakan potensi in ves tasi yang dapat diserap perban kan.
“Target yang kami pasang itu cukup realistis. Dengan kekuatan BSB saat ini yang memiliki 25 cabang, asumsinya satu cabang mampu menyalurkan kredit Rp25 miliar, maka target yang dipasang itu tidak begitu sulit dalam jangka waktu enam bulan ke depan. Tahun 2015 merupakan momentum dimulainya pasar tunggal ASEAN, di mana kondisi ini dapat men jadi peluang besar bagi industri perbankan,” papar Adil.
Untuk memenangkan persaingan, terutama menghadapi MEA, telah disiapkan pelbagai hal antara lain pe ningkatan kualitas perusahaan mela lui konsep good corporate governance (GCG) dan biaya operasional terhadap pendapat an operasional (BOPO) yang dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan per bankan, perhatian terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) hingga pematangan produk.
Dalam peningkatan kualitas SDM, Bank Sumsel Babel mendirikanlear ning center Juni 2014. Pembenahan SDM bukan saja dila kukan di level low , melainkan level middle hingga level top. Pimpinan di visi di ikutkan juga di dalam pelatihan, selan jut nya ke pemimpin cabang, wakil pimpinan cabang, penyelia hingga front liner. Karyawan dan karyawati Bank Sum sel Babel dibekali berbagai ilmu, skill , attitude, marketing , kredit, risk ma nagement , layanan, servis, hing ga beauty class selama 2-5 hari.
“Kami berkomitmen untuk mem - benahi SDM. Saat ini kuantitas karyawan Bank Sumsel Babel mencapai 2.500 orang. Mei 2015 ini kami akan sekolahkan 10 karyawan-karyawati, 4 di antaranya disekolahkan ke Inggris, Australia, dan Malaysia. Sementara sisanya disekolahkan di dalam negeri. Investasi SDM ini sangat penting. Makanya, se kitar 20% dana di ambil dari biaya ope ra sional atau seki tar Rp10 miliar untuk menyekolahkan karyawan.
Karyawan ini akan mengikuti pembelajaran di pe - san tren selama 3 pekan guna meng ga - paiattitude baik, di samping kompetensi, dan skill . “Targetnya 2 tahun selesai menimba ilmu,” ujar Adil. Merujuk dari visi Bank Sumsel Babel “Menjadi Bank Terkemuka dan Tepercaya dengan Kinerja Unggul” maka visi-misi itu akan berjalan baik apabila SDM memiliki budaya kerja tinggi. Di akhir tahun ini diterapkan budaya kerja 3 S Bravo. Artinya, solid, service, simple bravo .
“Solid” memiliki makna yang sa ngat luar biasa, soliditas harus ditun jukkan dalam kerja, dan amanah. Be gitu pun untuk “service”, apa pun sifat dalam pelayanan harus akurat, inova tif, trust, kecepatan, dan keramah-tamah an, baik eksternal maupun inter nal. Sedangkan “simple” artinya apa pun yang dikerja - kan diupayakan harus sesimpel mungkin, profesional.
“Jika ketiga unsur itu dapat dijalankan de ngan baik maka akan muncul budaya kerja yang baik. Bravo di sini menun jukkan sebuah kemenangan yakni be comming regional victory . Kami akan dengungkan budaya kerja ini saat HUT Bank Sumsel Babel hari ini,” papar mantan pemain voli andalan Sumsel era 90-an itu.
Dengan kualitas SDM berdaya saing tinggi, infrastruktur jaringan dan pro - duk memadai, service exellent dan lain - nya, pihaknya optimistis dapat me me - nangkan persaingan bisnis per ban kan di awal berlakunya MEA.
Darfian jaya suprana/adv
(ars)