Iklan dan Eksistensi Produk Lokal
A
A
A
Peran media sebagai institusi sosial, politik, dan ekonomi cukup menghasilkan surplus yang besar. Bahkan, media telah menjadi alat kapitalisme pasar perekonomian di Indonesia. Mustahil dapat bertahan lama jika media tidak disokong sponsor.
Sayangnya, peluang emas yang seharusnya dimanfaatkan pemerintah dan pengusaha untuk mempromosikan produk dalam negeri, justru digarap produk asing di media nasional. Pemanfaatan iklan terutama produk lokal sebagai alat promosi yang ideal, merupakan cara cerdas untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
Efek domino dari media terhadap tren produk masa kini, otomatis berimbas terhadap tingkat keaktifan perdagangan pasar domestik. Sementara itu, media elektronik mudah memasukkan iklan produk asing tanpa memperhatikan dampak eksistensi produk lokal di negeri sendiri. Muncul persepsi menyesatkan untuk mendapatkan produk yang berkualitas dengan cara membeli produk asing.
Tercatat kurang lebih 20 produk asli Indonesia yang disangka produk asing. Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap produk dalam negeri cukup memprihatinkan. Iklan menjadi pangsa pasar yang ideal untuk mempromosikan produk asli Indonesia demi membangun kembali perekonomian bangsa yang mulai terpuruk.
Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal mengakibatkan banyaknya industri lokal yang gulung tikar karena kekurangan modal, hingga akhirnya beralih menjadi distributor produk luar negeri yang lebih memberikan jaminan karena jumlah konsumen yang lebih besar.
Menjelang AFTA 2015, sosialisasi dan pengarahan ketenagakerjaan aktif dilakukan. Namun, hanya segelintir pihak yang peduli dengan nasib industri lokal. Sebenarnya ruang promosi produk di Indonesia khususnya di media televisi mempunyai peluang yang cukup besar.
Jadi, pemerintah jangan hanya menerapkan peraturan yang membatasi kuota barang impor saja, namun juga bentuk hambatan proteksionis dalam promosi melalui media nasional.
Sayangnya, peluang emas yang seharusnya dimanfaatkan pemerintah dan pengusaha untuk mempromosikan produk dalam negeri, justru digarap produk asing di media nasional. Pemanfaatan iklan terutama produk lokal sebagai alat promosi yang ideal, merupakan cara cerdas untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.
Efek domino dari media terhadap tren produk masa kini, otomatis berimbas terhadap tingkat keaktifan perdagangan pasar domestik. Sementara itu, media elektronik mudah memasukkan iklan produk asing tanpa memperhatikan dampak eksistensi produk lokal di negeri sendiri. Muncul persepsi menyesatkan untuk mendapatkan produk yang berkualitas dengan cara membeli produk asing.
Tercatat kurang lebih 20 produk asli Indonesia yang disangka produk asing. Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap produk dalam negeri cukup memprihatinkan. Iklan menjadi pangsa pasar yang ideal untuk mempromosikan produk asli Indonesia demi membangun kembali perekonomian bangsa yang mulai terpuruk.
Rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal mengakibatkan banyaknya industri lokal yang gulung tikar karena kekurangan modal, hingga akhirnya beralih menjadi distributor produk luar negeri yang lebih memberikan jaminan karena jumlah konsumen yang lebih besar.
Menjelang AFTA 2015, sosialisasi dan pengarahan ketenagakerjaan aktif dilakukan. Namun, hanya segelintir pihak yang peduli dengan nasib industri lokal. Sebenarnya ruang promosi produk di Indonesia khususnya di media televisi mempunyai peluang yang cukup besar.
Jadi, pemerintah jangan hanya menerapkan peraturan yang membatasi kuota barang impor saja, namun juga bentuk hambatan proteksionis dalam promosi melalui media nasional.
(bbg)