Pragmatisme Kampus Jadi Sebab Profesor & Doktor Korupsi

Kamis, 11 Desember 2014 - 05:01 WIB
Pragmatisme Kampus Jadi...
Pragmatisme Kampus Jadi Sebab Profesor & Doktor Korupsi
A A A
YOGYAKARTA - Wakil Ketua KPK Busyro Muqodas mengungkap ada 10 profesor dan 200 doktor yang terjebak dalam kasus korupsi. Namun Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gajah Mada (UGM) menolak keterlibatan para akademisi tersebut disimpulkan masifnya praktik korupsi di perguruan tinggi.

Direktur Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM Zaenal Arifin Mochtar menduga hal itu terjadi karena seringkali ada pragmatisme dari pimpinan universitas atau para guru besar sendiri yang membuat tindak pidana korupsi akhirnya terjadi.

"Faktanya saat ini, seluruh kebutuhan universitas sendiri belum bisa terpenuhi dengan cukup. Di sisi lain, keinginan bahkan prestise kepemilikan fasilitas-fasilitas mahal seperti lembaga studi, rumah sakit akademik atau laboratorium membuat para guru besar tersebut menghalalkan segala cara untuk bisa mewujudkannya," ujarnya, Rabu 10 Desember kemarin.

Menurut Zaenal, beberapa cara yang biasanya dilakukan para profesor tersebut ialah bersedia membayar siapapun agar mampu mewujudkan yang diinginkan. Dalam hal ini, praktik korupsi terjadi lebih pada adanya proyek nasional yang pelaksanaannya di bawah naungan universitas.

"Jika melihat kasus-kasus yang sudah terungkap selama ini, biasanya memang ada proyek nasional. Memang ada satu-dua kasus yang membuktikan terjadi praktek korupsi di dalam universitas sendiri. Tapi kasus semacam itu masih sedikit sekali jika dibandingkan dengan kasus proyek nasional," imbuhnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0810 seconds (0.1#10.140)