Munas Golkar Jakarta Tak Semeriah di Bali
A
A
A
JAKARTA - Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar yang digelar kubu Agung Laksono resmi dibuka di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, tadi malam.
Namun, pelaksanaan munas ini tidak semeriah dengan Munas Golkar IX di Bali yang diselenggarakan kubu Aburizal Bakrie (ARB). Selain kalah dalam jumlah peserta yang hadir pada pembukaan, munas tandingan yang digelar Presidium Penyelamat Partai Golkar ini hanya dihadiri segelintir elite politik, baik dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH) maupun Koalisi Merah Putih (KMP).
Elite parpol KIH yang hadir hanya tampak Sekretaris Jenderal DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Surabaya, Aunur Rofiq. Bahkan pejabat pemerintah yang diundang juga tidak menghadiri pembukaan munas tersebut.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo yang santer disebut-sebut akan menghadiri pembukaan bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga tidak tampak hingga acara selesai digelar.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio menilai, sepinya pelaksanaan munas berhubung ajakan Agung Laksono dkk tidak cukup direpsons dari DPD I dan II sebagai pemilik suara. Kondisi tersebut kata dia membuat pemerintah dan parpol anggota KIH juga ragu-ragu memberikan dukungan kepada munas tandingan tersebut.
“Kalau pemerintah tetap mendukung Agung maka akan blunder. Pemerintah pasti mencoba melihat siapa yang hadir,” ujarnya tadi malam. Menurut Agung Suprio, dengan melihat fakta pada pembukaan munas tandingan tadi malam, perpecahan Golkardiperkirakan tidak akan meluas karena Agung Laksono tidak cukup didukung oleh DPD I dan II.
“Perpecahan di Golkar ini akan pudar dengan sendirinya,” jelasnya. Bahkan, melihat realitas munas tandingan tersebut, kata dia, pemerintah akan lebih memilih Partai Golkar kepengurusan ARB untuk didekati. Munas yang digelar dalam penjagaan aparat kepolisian ini dihadiri sejumlah tokoh senior Golkar yakni Fahmi Idris dan Andi Matalatta.
Selain itu, hadir anggota presidium yang selama ini menjadi penentang ARB, yakni Agung Laksono, Priyo Budi Santoso dan Agus Gumiwang. Ketiga nama ini juga merupakan calon ketua umum Munas Golkar tandingan. Selain itu, kader Golkar lain yang tampak hadir yakni Agun Gunandjar Sudarsa, Ibnu Munzir, Lawrence Siburian, Zainudin Amali, Ace Hasan Sadzili, Melchias Markus Mekeng dan mantan Ketua DPD I Golkar Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh.
Bendahara Umum DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo menyesalkan adanya tokoh-tokoh Golkar yang terlibat dan hadir dalam penyelenggaraan munas tersebut. “Kita menyesalkan para tokoh Golkar yang terlibat dalam presidium itu karena dengan sadar memecah belah partai,” ucapnya kemarin.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Munas Partai Golkar Jakarta Yorrys Raweyai mengatakan, pihaknya mempercepat munas lantaran adanya dua keputusan yang dikeluarkan pada Munas Bali yakni menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No 1/2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota.
Kedua, keputusan Golkar berada di KMP dan mengharuskan pembentukannya sampai ke daerah-daerah. “Ini ada konspirasi merongrong pemerintah. Percepatan munas karena situasional, kalau kemarin tidak mengeluarkan putusan tersebut, maka tidak akan dipercepat,” katanya kemarin.
Menurut Yorrys, pihaknya akan menciptakan munas yang lebih demokratis. Dari pantauan KORAN SINDOdi arena munas di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, pelaksanaan munas tidak berlangsung semeriah dan sesemarak Munas IX di Nusa Dua, Bali yang berlangsung 30 November-4 Desember.
Tidak banyak atribut partai seperti bendera, spanduk dan baliho para calon ketua umum yang terpasang. Bendera partai hanya terlihat di lingkungan Hotel Mercure, Ancol. Panitia Munas Partai Golkar Jakarta Ibnu Munzir mengklaim peserta munas dari daerah sedang dalam perjalanan ke Jakarta.
“Posisi terakhir, panitia pelaksana menerima pendaftaran 384 peserta,” kata dia di lokasi munas tadi malam. Dia yakin peserta akan bertambah pada hari kedua munas hari ini. “Sebagian peserta ada yang baru sampai, dan ada juga yang mungkin sampainya besok siang,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung kembali menegaskan Munas Golkar Jakarta yang dilaksanakan Agung Laksono dkk tidak sah. Akbar Tanjung menekankan sanksi tegas akan diberikan kepada pengurus maupun kader yang hadir. Dia menyebut sanksi yang akan diberikan ada dua, tergantung tingkat kesalahan yang dilakukan. “Sanksi pertama pemecatan dari kepengurusan partai. Sanksi kedua dipecat sebagai kader Golkar,” kata Akbar kepada wartawan di Samarinda, Kaltim, kemarin.
Sucipto/Helmi syarif/Okezone/Sindonews
Namun, pelaksanaan munas ini tidak semeriah dengan Munas Golkar IX di Bali yang diselenggarakan kubu Aburizal Bakrie (ARB). Selain kalah dalam jumlah peserta yang hadir pada pembukaan, munas tandingan yang digelar Presidium Penyelamat Partai Golkar ini hanya dihadiri segelintir elite politik, baik dari Koalisi Indonesia Hebat (KIH) maupun Koalisi Merah Putih (KMP).
Elite parpol KIH yang hadir hanya tampak Sekretaris Jenderal DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Surabaya, Aunur Rofiq. Bahkan pejabat pemerintah yang diundang juga tidak menghadiri pembukaan munas tersebut.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo yang santer disebut-sebut akan menghadiri pembukaan bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga tidak tampak hingga acara selesai digelar.
Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Agung Suprio menilai, sepinya pelaksanaan munas berhubung ajakan Agung Laksono dkk tidak cukup direpsons dari DPD I dan II sebagai pemilik suara. Kondisi tersebut kata dia membuat pemerintah dan parpol anggota KIH juga ragu-ragu memberikan dukungan kepada munas tandingan tersebut.
“Kalau pemerintah tetap mendukung Agung maka akan blunder. Pemerintah pasti mencoba melihat siapa yang hadir,” ujarnya tadi malam. Menurut Agung Suprio, dengan melihat fakta pada pembukaan munas tandingan tadi malam, perpecahan Golkardiperkirakan tidak akan meluas karena Agung Laksono tidak cukup didukung oleh DPD I dan II.
“Perpecahan di Golkar ini akan pudar dengan sendirinya,” jelasnya. Bahkan, melihat realitas munas tandingan tersebut, kata dia, pemerintah akan lebih memilih Partai Golkar kepengurusan ARB untuk didekati. Munas yang digelar dalam penjagaan aparat kepolisian ini dihadiri sejumlah tokoh senior Golkar yakni Fahmi Idris dan Andi Matalatta.
Selain itu, hadir anggota presidium yang selama ini menjadi penentang ARB, yakni Agung Laksono, Priyo Budi Santoso dan Agus Gumiwang. Ketiga nama ini juga merupakan calon ketua umum Munas Golkar tandingan. Selain itu, kader Golkar lain yang tampak hadir yakni Agun Gunandjar Sudarsa, Ibnu Munzir, Lawrence Siburian, Zainudin Amali, Ace Hasan Sadzili, Melchias Markus Mekeng dan mantan Ketua DPD I Golkar Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh.
Bendahara Umum DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo menyesalkan adanya tokoh-tokoh Golkar yang terlibat dan hadir dalam penyelenggaraan munas tersebut. “Kita menyesalkan para tokoh Golkar yang terlibat dalam presidium itu karena dengan sadar memecah belah partai,” ucapnya kemarin.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Munas Partai Golkar Jakarta Yorrys Raweyai mengatakan, pihaknya mempercepat munas lantaran adanya dua keputusan yang dikeluarkan pada Munas Bali yakni menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No 1/2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota.
Kedua, keputusan Golkar berada di KMP dan mengharuskan pembentukannya sampai ke daerah-daerah. “Ini ada konspirasi merongrong pemerintah. Percepatan munas karena situasional, kalau kemarin tidak mengeluarkan putusan tersebut, maka tidak akan dipercepat,” katanya kemarin.
Menurut Yorrys, pihaknya akan menciptakan munas yang lebih demokratis. Dari pantauan KORAN SINDOdi arena munas di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, pelaksanaan munas tidak berlangsung semeriah dan sesemarak Munas IX di Nusa Dua, Bali yang berlangsung 30 November-4 Desember.
Tidak banyak atribut partai seperti bendera, spanduk dan baliho para calon ketua umum yang terpasang. Bendera partai hanya terlihat di lingkungan Hotel Mercure, Ancol. Panitia Munas Partai Golkar Jakarta Ibnu Munzir mengklaim peserta munas dari daerah sedang dalam perjalanan ke Jakarta.
“Posisi terakhir, panitia pelaksana menerima pendaftaran 384 peserta,” kata dia di lokasi munas tadi malam. Dia yakin peserta akan bertambah pada hari kedua munas hari ini. “Sebagian peserta ada yang baru sampai, dan ada juga yang mungkin sampainya besok siang,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung kembali menegaskan Munas Golkar Jakarta yang dilaksanakan Agung Laksono dkk tidak sah. Akbar Tanjung menekankan sanksi tegas akan diberikan kepada pengurus maupun kader yang hadir. Dia menyebut sanksi yang akan diberikan ada dua, tergantung tingkat kesalahan yang dilakukan. “Sanksi pertama pemecatan dari kepengurusan partai. Sanksi kedua dipecat sebagai kader Golkar,” kata Akbar kepada wartawan di Samarinda, Kaltim, kemarin.
Sucipto/Helmi syarif/Okezone/Sindonews
(bbg)