Banjir Rendam Ribuan Rumah di Mamuju

Kamis, 04 Desember 2014 - 11:34 WIB
Banjir Rendam Ribuan...
Banjir Rendam Ribuan Rumah di Mamuju
A A A
MAMUJU - Hujan yang mengguyur Kota Mamuju, ibu kota Sulawesi Barat selama enam jam mengakibatkan ribuan permukiman di seluruh wilayah terendam banjir lebih dari satu meter kemarin. Pusat kota pun nyaris lumpuh.

Sejak musim penghujan tiba, bencana banjir memang mulai membayangi beberapa kawasan Indonesia. Setelah Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera selatan, dan beberapa wilayah di Pulau Jawa yang diterjang luapan air, kini giliran Sulawesi Barat.

Setelah diguyur hujan mulai pukul 06.00– 12.00 Wita, banjir pun melanda Kota Mamuju. Tak pelak, banyak akses jalan utama dan ribuan permukiman yang tersebar di kota kawasan Indonesia bagian timur itu pun terendam air. Sebut saja Jalan Pattana Endeng, Jalan Soekarno-Hatta, Jalan Pattimura, Jalan Diponegoro, Jalan Almalik Pababari, Jalan KS Tubun, Jalan Ahmad Kirang, Jalan Stadion, Jalan Tuna, Jalan Kelapa, Jalan Husni Thamrin, Jalan Monginsidi, digenangi air hingga satu meter.

Selain itu, banjir juga merendam wilayah pemukiman padat penduduk seperti di BTN Axuri, Kompleks Pemda, BTN Ampi, Balaninor, dan sejumlah permukiman lain. Bahkan, banjir yang diawali hujan deras disertai angin kencang itu mengakibatkan sejumlah pagar sekolah dan rumah warga roboh. Luapan air tersebut benar-benar nyaris menghentikan seluruh aktivitas warga ibu kota.

Pengguna kendaraan di jalan raya Kota Mamuju menjadi tampak sepi dan masyarakat juga lebih memilih tidak melakukan aktivitas di luar rumah demi menyelamatkan perabot rumah mereka yang terendam banjir. “Tadi pagi (kemarin) hujan memang deras sekali dan datangnya tiba-tiba. Hampir setengah harian tidak berhenti. Ya, beginilah jadinya, banjir di mana-mana,” kata Suaib, salah seorang warga BTN Axuri.

Dia mengaku banjir tersebut membuatnya tidak bisa berangkat ke kantor. Dia lebih memilih menyelamatkan perabot rumahnya yang terendam air. Apalagi, kendaraan yang biasa dikemudikannya juga tidak bisa keluar karena sulitnya akses jalan yang terendam banjir.

“Banjir ini membuat masyarakat kesulitan melakukan aktivitas kesehariannya karena rumah terendam banjir. Seperti di kompleks perumahan pemerintah daerah yang merupakan tempat permukiman saya, masyarakat berkemas agar barang perabotnya tidak rusak akibat banjir,” kata anggota DPRD Mamuju Ince Irwan Thahir.

Berdasarkan pantau KORAN SINDO, dari beberapa titik banjir, paling parah terjadi di Jalan Soekarno-Hatta, tepatnya dekat Stikes Fatimah Mamuju, Kompleks BTN Axuri, serta BTN Ampi. Ketinggian air sudah sepinggang orang dewasa atau lebih dari satu meter. Tak pelak, banyak kendaraan roda dua dan roda empat yang hendak melintasi di kawasan ini harus balik arah. Meski begitu, tidak sedikit juga yang hendak menerobos untuk melintas, sehingga kendaraan mereka mogok di tengah banjir.

“Saya pikir masih bisa lewat. Ternyata, airnya memang tinggi sekali. Ya, mau diapainlagi kalau sudah mogok seperti ini,” ujar Muksin, salah seorang pemilik kendaraan yang terjebak genangan air. Di depan SMP 2 Mamuju, pagar sekolah itu juga roboh akibat hantaman banjir. Sementara di lingkungan Tambi, Kelurahan Mamunyu, dikabarkan tiga rumah warga roboh akibat banjir yang disertai angin kencang itu.

Anggota DPRD Kabupaten Mamuju lainnya, Arsal Aras, yang juga menjadi korban banjir di Kompleks BTN Axuri, mengakui banjir yang terjadi lebih dari tahun sebelumnya. Bahkan, dia mengaku selama 20 tahun tinggal di Mamuju, baru kali ini terjadi banjir yang begitu parah. “Banjir kali ini memang sangat parah. Biasanya banjir di sini paling tinggi setengah lutut. Kali ini sampai di pinggang,” tuturnya.

Menurut Arsal, kondisi itu tidak terlepas dari adanya penutupan muara sungai di sejumlah titik seperti Sungai Karema dan Sungai Rimuku oleh kontraktor yang membangun jalan arteri Mamuju, PT Akas.

“Penutupan muara sungai dengan timbunan karena sedang dibangun jembatan jalan arteri mengakibatkan banjir dari sungai meluap ke pemukiman penduduk dan tidak terbendung. Tadi (kemarin) saya dari sana guna memantau muara sungai itu. Ternyata muara sungai itu memang tertutup. Setelah saya buka bersama warga, baru air bisa mengalir deras,” tutur Arsal.

Dia berharap banjir yang terjadi tersebut bisa segera surut agar aktivitas masyarakat bisa kembali berjalan. Untuk mencegah banjir yang sama kembali, apalagi ini sudah memasuki musim hujan, dia meminta tidak ada lagi sungai yang ditutup karena banjir akan ala mengancam warga.

Andi indra
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7295 seconds (0.1#10.140)