Tawuran Warga Kian Mengkhawatirkan

Senin, 01 Desember 2014 - 10:54 WIB
Tawuran Warga Kian Mengkhawatirkan
Tawuran Warga Kian Mengkhawatirkan
A A A
JAKARTA - Tawuran warga di Ibu Kota makin mengkhawatirkan. Mereka tidak segan-segan melukai warga lain hingga merusak fasilitas umum.

Tawuran warga di terowongan Manggarai, Jakarta Selatan, Sabtu (29/11) malam mengakibatkan jalan dari arah Tambak menuju Manggarai maupun sebaliknya ditutup. Warga yang terluka dilarikan ke RSCM dan RS Ibu Tambak.

Polisi yang berusaha membubarkan tawuran bahkan menjadi sasaran pelemparan batu. Aksi tawuran warga di Manggarai kembali terjadi siang kemarin. Akibat itu, operasional bus Transjakarta koridor IV (Pulogadung-Dukuh Atas 2) sempat terganggu. Bus terpaksa memutar jalan untuk menghindari tawuran. Biasanya bus melintasi halte Halimun- Pasar Rumput-Manggarai, kini hanya sampai halte Halimun.

Minggu (30/11) sekitar pukul 01.50 WIB, aksi tawuran juga terjadi di Jalan Otista, Jatinegara, Jakarta Timur. Pengamat sosial budaya dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengaku khawatir dengan konflik antarwarga yang saat ini lebih sering terjadi. Tawuran tidak akan terulang jika pemerintah sudah menyusun kebijakan yang mampu memberikan kenyamanan dan kesejahteraan bagi publik.

“Jika warga di kawasan tersebut mempunyai mata pencaharian tetap dan dalam keseharian disibukkan dengan aktivitas ekonominya masing-masing, warga akan kehabisan energi untuk berkonflik satu sama lain,” ucapnya kemarin. Dia melihat saat ini pemerintah terpecah-pecah untuk mengurusi kepentingan elitenya sehingga pemerintah yang seharusnya mengendalikan dan mengelola kehidupan bernegara tidak hadir di tengah-tengah masyarakat.

“Perhatian terhadap rakyat sudah berkurang. Rakyat pun mencari cara agar mereka bisa bertahan hidup,” kata Devie. Menurut dia, kasus kekerasan yang muncul pasca- Orde Baru identik dengan model kekerasan horizontal atau antarwarga. Persoalannya seperti dendam lama atau perebutan lahan dalam mencari rezeki yang sebenarnya dapat diselesaikan dengan pendekatan sistem.

Pertama , pengaturan lahan parkir yang memang dikelola profesional oleh pemerintah daerah diupayakan ada untuk menengahi pertarungan dua kelompok masyarakat. Bila pemerintah sudah mengambil alih, peluang terjadi klaim kepemilikan zona rezeki bisa diminimalisasi. Kedua, perlu upaya dari RT dan RW untuk memberdayakan para pemuda dari dua kelompok yang bertikai dalam sebuah kerja sosial atau masyarakat.

Akibat minim pemberdayaan para pemuda, tak heran kerap terjadi tawuran di beberapa titik di Jakarta seperti di Jalan Tambak, Manggarai. Tawuran tersebut diduga dipicu aksi lempar petasan oleh salah satu kelompok pada dini hari kemarin. “Ada yang menyalakan petasan dari salah satu warga. Kemudian, saling susul hingga akhirnya saling serang,” kata Kapolsek Tebet Kompol I Ketut Sudarma.

Tawuran dini hari lalu berlanjut hingga siang kemarin. Untuk membubarkan tawuran, sejumlah polisi melepaskan gas air mata ke arah warga. Begitu gas air mata menyasar mereka, warga kocar-kacir menyelamatkan diri dan bentrokan terhenti. “Kami pakai tembakan asap sekitar sepuluh tembakan lebih,” ucapnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, tawuran di Jalan Tambak menyebabkan arus lalu lintas di kedua arah yakni Tebet dan Manggarai terpaksa ditutup. “Tidak ada yang diamankan. Saat ini petugas tengah menggelar pertemuan dengan kedua belah tokoh masyarakat,” katanya. Dalam tawuran itu dua massa saling lempar batu. Selain itu, banyak juga yang menenteng senjata tajam dan membawa tongkat.

Dia belum mengetahui secara pasti penyebab tawuran warga. Tawuran di Jalan Otista, Jakarta Timur, juga belum diketahui penyebabnya. “Kalau yang di Jakarta Timur sudah dibubarkan dan seluruh tokoh masyarakat juga akan bertemu,” ucapnya. Pendekatan dengan semua tokoh masyarakat di lokasi tawuran diharapkan dapat menyelesaikan konflik. “Kita sudah minta masing-masing polres dan polsek untuk mengantisipasi timbul tawuran kembali,” katanya.

Pascatawuran warga, ratusan polisi disiagakan di Manggarai selama 24 jam. Kapolsek Menteng AKBP Gunawan mengatakan, ratusan polisi ini pengerahan dari Polres Jakarta Pusat dan Polres Jakarta Selatan.

“Suasana sudah kondusif. Penjagaan ini untuk mengantisipasi bentrokan susulan,” ujarnya. Terdapat dua pos penjagaan, di Jalan Tambak dan Manggarai.

R ratna purnama/ Helmi syarif
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0994 seconds (0.1#10.140)