Pembangunan Kilang Jadi Agenda Prioritas

Senin, 01 Desember 2014 - 10:34 WIB
Pembangunan Kilang Jadi Agenda Prioritas
Pembangunan Kilang Jadi Agenda Prioritas
A A A
JAKARTA - Pembangunan kilangkilang minyak akan menjadi agenda prioritas PT Pertamina (Persero).

Langkah tersebut diharapkan menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan kedaulatan energi nasional. Selain itu Pertamina akan menyiapkan strategi pengelolaan Blok Mahakam di Balikpapan, Kalimantan Timur, meningkatkan transparansi, dan berperan dalam pemberantasan mafia migas.

”Ini akan menjadi fokus kami ke depan,” kata Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, di sela-sela acara Pertamina Eco Run di Jakarta kemarin. Dia menjelaskan, saat ini usia kilang sudah tua sehingga merugikan lantaran tidak mempunyai nilai tambah. Karenanya Pertamina akan merevitalisasi kilang-kilang itu dan membuat kilang minyak baru. ”Intinya bagaimana kita bisa mengambil added value sebanyak-banyaknya,” ujar dia.

Doktor strategic management itu menuturkan, kilang minyak merupakan langkah penting untuk menciptakan kedaulatan energi nasional. Selama ini Indonesia dalam kurun waktu yang panjang telah melakukan impor minyak sehingga berdampak pada krisis energi. ”Ini (pembangunan kilang) dilakukan karena importasi berkepanjangan,” katanya. Demi merealisasi pembangunan kilang, Pertamina membuka kemungkinan untuk bekerja sama dengan pihak lain.

”Kalau bisa berinvestasi sendiri ya dilakukan. Kalau tidak kita harus menggandeng mitra,” paparnya. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menuturkan, rencana pembangunan kilang telah mengerucut. Kementerian ESDM telah berkoordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan direksi Pertamina atas rencana pembangunan kilang.

Beberapa hari lalu Kementerian ESDM juga telah berdiskusi dengan Kementerian Keuangan. Hasilnya, Kementerian Keuangan mendukung penuh rencana pembangunan kilang BBM. ”Saya diskusi dengan Menteri Keuangan dan seluruh eselon 1 membahas soal kilang. Membahas baik hilir maupun hulu, kita ingin membuka kembali konsep yang dulu pernah disusun,” urainya.

Menurut Sudirman, terdapat beberapa pekerjaan utama dalam pembangunan kapasitas kilang. Di antaranya melakukan modernisasi kilang BBM dan meningkatkan pengolahan minyak mentah supaya memberi nilai tambah lebih banyak. ”Paralel dengan itu, proyek membangun kilang baru bisa direalisasi,” kata dia.

Mengenai pendanaan, Sudirman mengaku telah menyerahkannya kepada Kementerian Keuangan. Yang pasti Kementerian ESDM diberi wewenang untuk memilih lokasi pembangunan kilang. ”Di mana lokasi paling baik, nanti kita disuruh milih ,” ungkapnya. Dia menambahkan, kecukupan energi merupakan hal paling utama yang harus dipastikan pemerintah. Sudirman yakin, investor masih tertarik dengan keseriusan pemerintah membangun kilang.

”Saat ini kita yang harus jaga agar investor tertarik dengan niat baik kita,” katanya. Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran menyambut baik rencana Pertamina dan pemerintah dalam merevitalisasi dan membangun kilang baru BBM. Menurut dia, paling tidak diperlukan tambahan dua kilang BBM berkapasitas masing-masing 300.000 barel per hari (bph) hingga 2025.

”Ini untuk mewujudkan kedaulatan energi. Perkiraannya pada tahun itu kebutuhan BBM mencapai 703 juta barel per tahun,” ungkapnya. Tumiran menyebut dari total bauran energi nasional, kebutuhan BBM mencapai 25%. Adapun saat ini, konsumsiBBMmencapai 474 juta barel per tahun.

Sementara itu pada 2050 kebutuhan BBM diperkirakan mencapai 1.450 juta barel dengan asumsi bauran energi untuk BBM mencapai 20%. Dengan demikian, jika dikalkulasi, hingga 2050 pemerintah harus membangun 6 kilang BBM dengan masing-masing 300.000 bph. ”Kebutuhan kilang untuk mewujudkan kedaulatan energi meski porsi BBM akan terus dikurangi,” ujarnya.

Ambil Alih Blok Mahakam

Di bagian lain, Dwi Soetjipto mengatakan, Pertamina siap mengambil alih Blok Mahakam. Saat ini tim Pertamina sedang melakukan kajian data di Balikpapan. ”Kami akan cek kembali. Agar benar-benar kalau mengambil alih itu rencana yang lebih baik,” ungkapnya. Dwi menuturkan, akhir pekan lalu telah melakukan rapat dengan jajaran direksi lama Pertamina.

Salah satu yang dibahas dalam rapat itu adalah mengenai pengambilalihan saham Blok Mahakam yang masa kontraknya akan habis pada 2017 mendatang. Dia juga berjanji akan mengedepankan transparansi dalam mengelola Pertamina. Dalam waktu dekat, mantan Direktur Utama Semen Indonesia itu akan bertemu dengan Tim Reformasi Tata Kelola Migas untuk membahas transparansi di Pertamina, khususnya dalam pengelolaan BBM. ”Insya Allah minggu depan,” ungkapnya.

Dia mengatakan, manajemen Pertamina akan terus berkoordinasi dengan Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Hal itu untuk mewujudkan transparansi di Pertamina. ”Kami manajemen Pertamina butuh masukan. Kami akan bekerja sama dengan Tim Reformasi agar transparan,” jelasnya. Pertamina siap membuka seluas- luasnya semua aspek pengelolaan, dari bisnis hulu hingga hilir.

”Bagaimana kita mengomunikasikan, cara proses bisnis seperti apa, kita posisinya di mana, pesaing bisnis kita siapa, itu kita akan buka,” tandasnya. Sebelumnya, Sudirman Said memintaDirutPertaminamembangun strategi yang tepat demi mewujudkan transparansi agar terhindar dari praktik mafia migas. Karena itu, Pertamina mesti bekerja sama dengan Tim Reformasi Tata Kelola Migas.

Dia menegaskan, mafia migas merupakan persoalan sistem dari hulu sampai hilir sehingga kemampuan satu visi harus dibangun bersama-sama oleh pemerintah, Pertamina dan Tim Reformasi Tata Kelola Migas. ”Mafia ini adalah soal sistem proses dari hulu sampai hilir, bahkan distributor swasta. Karena itu (untuk memberantasnya), semua akan jalan bareng,” sebutnya.

Nanang wijayanto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6309 seconds (0.1#10.140)