Bus Berbahan Bakar Kotoran Manusia

Minggu, 30 November 2014 - 11:18 WIB
Bus Berbahan Bakar Kotoran Manusia
Bus Berbahan Bakar Kotoran Manusia
A A A
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) baru-baru ini di Indonesia membuat masyarakat mengeluh. Sebab kebijakan ini setidaknya membuat tarif angkutan umum juga mengalami peningkatan. Tapi di Inggris justru menarik, sebuah bus berbahan bakar kotoran manusia dan sampah makanan resmi diluncurkan pada 20 November lalu.

Bus yang diberi label bio-bus ini menjadi salah satu solusi permasalahan ketersediaan BBM dan transportasi. Tidak perlu menggunakan bahan bakar yang mahal, tetapi cukup dengan bahan bakar alternatif. Bio-bus mengawali debutnya dengan rute Bandara Bristol dan Bath, Somerset, yang berjarak sekitar 32 km.

Walaupun berbahan bakar kotoran manusia, residu yang dihasilkan tidak memberikan aroma bau busuk dan justru ramah lingkungan. Bio-bus yang memiliki 40 tempat duduk ini ditenagai gas biometana dari kotoran manusia dan sampah makanan yang diolah di sebuah pabrik pengolahan di wilayah barat daya Inggris.

Satu tangki gas biometana dapat digunakan untuk berkendara sejauh 305 km. Penggunaan kendaraan dengan energi terbarukan itu tidak hanya meningkatkan kualitas udara, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Selain itu menjadi bukti bahwa kotoran manusia masih dapat bermanfaat.

Gas yang digunakan bio-bus diproduksi di pabrik pengolahan limbah Wessex Water yang dijalankan perusahaan energi GENeco. ”Kendaraan berbahan bakar gas memiliki peran penting untuk meningkatkan kualitas udara kota-kota di Inggris,” ujar Mohammed Saddiq, Direktur GENeco, seperti dilansir Bristol Post .

Keberadaan bio-bus menjadi satu bukti langkah yang lebih maju dari sisi teknologi pemanfaatan gas biometana. Menurut Saddiq, seperti dilansir Dailymail, limbah tahunan yang dihasilkan 40 orang penumpang maksimal dalam bus cukup untuk menjadi bahan bakar perjalanan pergi pulang dari Land’s End ke John O’Groats dan menghasilkan lebih sedikit emisi daripada mesin diesel.

Adapun Charlotte Morton, Kepala Eksekutif Organisasi Pencinta Lingkungan Anaerobic Digestion and Bioresources Association, mengatakan bus tersebut juga menunjukkan bahwa kotoran manusia dan sampah makanan adalah sumber daya yang berharga.

”Makanan yang terbuang atau tidak lagi bisa dikonsumsi manusia sebaiknya dibuang terpisah, dikumpulkan, dan didaur ulang melalui proses anaerobik menjadi gas dan pupuk organik (biofertilizer ), tidak terbuang sia-sia di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau incinerator,” urainya.

Pekan ini, GENeco juga menjadi perusahaan pertama yang mulai mengirimkan gas dari kotoran manusia ke 8.300 rumah sebagai tenaga listrik. Setiap tahun, pengolahan limbah di Avonmouth, Bristol, memproses 75 juta meter kubik limbah kotoran manusia dan 35.000 ton limbah makanan. Prosesnya yang menggunakan bakteri untuk memecah zat dalam kondisi tanpa oksigen diharapkan bisa menghasilkan 17 juta ton biometana per tahun.

Karena itu, saat ini gas olahan dari kotoran manusia telah digunakan untuk menjalankan 80 bus kota. Promotor bio-bus mengatakan bahwa kendaraan ramah lingkungan itu diharapkan dapat mengangkut hingga 10.000 penumpang per bulan. Hal itu memperlihatkan nilai limbah dan masa depan yang berkelanjutan untuk transportasi umum.

Indonesia juga memiliki transportasi berbahan gas seperti Transjakarta. Penggunaan kendaraan ini hasil adaptasi dari Bogota, Kolombia. Terbukti Transjakarta menjadi pilihan masyarakat kota untuk bepergian. Sayang, keadaan ini belum maksimal lantaran terkendala beberapa bus yang rusak dan jumlah bus yang kurang. Hal itu menunjukkan bahwa pengelolaan Transjakarta belum optimal.

Adapun saat ini transportasi menjadi masalah serius di Indonesia. Kurangnya fasilitas transportasi umum yang baik membuat masyarakat banyak memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi sehingga berdampak pada peningkatan jumlah kebutuhan BBM.

Bukan hanya masalah ketergantungan pada BBM, banyaknya penggunaan kendaraan pribadi yang jumlahnya tidak terkontrol juga membuat jalanan macet dan menimbulkan polusi udara. Sebab banyaknya kendaraan tidak ramah lingkungan. Sangat mungkin bio-bus juga dapat diterapkan di Indonesia dan menjadi solusi dari permasalahan transportasi. Selain menggunakan bahan bakar yang murah dan mudah diproduksi, hadirnya bio-bus menjadi sebuah teknologi bermanfaat dari energi terbarukan.

Dina angelina
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4615 seconds (0.1#10.140)