240.000 Orang Terancam Buta
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) me-nyatakan jumlah penderita buta katarak di Indonesia masih tertinggi di Asia Tenggara, yaitu 1,5 juta per 2 juta penduduk.
Setiap tahun 240.000 orang terancam mengalami kebutaan. ”Mahalnya biaya pengobatan menjadikan masyarakat enggan untuk mengobatinya,” kataMenkes Nila F Moeloek saat membuka acara operasi katarak yang digelar PT Sido Muncul dan RSPAD Gatot Subroto. Hadir dalam acara tersebut Kepala Rumah Sakit RSPAD Gatot Subroto Brigjen TNI Ponco Agus Prasojo, Dirut PT Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat, dan Haerani Kalla.
Lebih lanjut Menkes mengatakan tingginya angka kebutaan tersebut juga disebabkan adanya cuaca di tanah air yang sangat panas. Sinar ultraviolet sangat kuat sehingga berdampak pada kesehatan mata. Karena itu dia mengajak berbagai pihak untuk ikut serta dalam mengurangi angka kebutaan akibat katarak.
Pihaknya juga mengapresiasi Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) dan Sido Muncul yang rutin menggelar operasi katarak secara gratis. ”Bahkan saat ini sudah mencapai operasi pasien yang ke 40.000 orang,” ujarnya. Kepala Rumah Sakit RSPAD Gatot Subroto Brigjen TNI Ponco Agus Prasojo mengatakan penderita katarak memang masih cukup besar di Tanah Air.
Karena itu butuh penanganan yang sinergis dan melibatkan masyarakat. Keikut sertaan swasta seperti PT Sido Muncul harus diperbesar lagi karena bisa membantu masyarakat yang kurang mampu. Direktur Utama PT Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat mengatakan senang dengan semakin luasnya dukungan masyarakat terhadap upaya pemberantasan buta katarak di Indonesia.
Menurut dia saat ini makin banyak organisasi masyarakat maupun lembaga keagamaan yang melakukan bakti sosial katarak dengan memanfaatkan fasilitas yang dimiliki Sido Muncul dan Perdami. Menurut Irwan Hidayat, operasi katarak massal dalam kegiatan tersebut merupakan operasi yang ke- 40.000. ”Program itu sudah berjalan selama tiga tahun. Kami berharap tahun depan bisa lebih banyak dan lebih baik lagi pelaksanaannya,” ujarnya.
Khoirul muzaki
Setiap tahun 240.000 orang terancam mengalami kebutaan. ”Mahalnya biaya pengobatan menjadikan masyarakat enggan untuk mengobatinya,” kataMenkes Nila F Moeloek saat membuka acara operasi katarak yang digelar PT Sido Muncul dan RSPAD Gatot Subroto. Hadir dalam acara tersebut Kepala Rumah Sakit RSPAD Gatot Subroto Brigjen TNI Ponco Agus Prasojo, Dirut PT Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat, dan Haerani Kalla.
Lebih lanjut Menkes mengatakan tingginya angka kebutaan tersebut juga disebabkan adanya cuaca di tanah air yang sangat panas. Sinar ultraviolet sangat kuat sehingga berdampak pada kesehatan mata. Karena itu dia mengajak berbagai pihak untuk ikut serta dalam mengurangi angka kebutaan akibat katarak.
Pihaknya juga mengapresiasi Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) dan Sido Muncul yang rutin menggelar operasi katarak secara gratis. ”Bahkan saat ini sudah mencapai operasi pasien yang ke 40.000 orang,” ujarnya. Kepala Rumah Sakit RSPAD Gatot Subroto Brigjen TNI Ponco Agus Prasojo mengatakan penderita katarak memang masih cukup besar di Tanah Air.
Karena itu butuh penanganan yang sinergis dan melibatkan masyarakat. Keikut sertaan swasta seperti PT Sido Muncul harus diperbesar lagi karena bisa membantu masyarakat yang kurang mampu. Direktur Utama PT Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat mengatakan senang dengan semakin luasnya dukungan masyarakat terhadap upaya pemberantasan buta katarak di Indonesia.
Menurut dia saat ini makin banyak organisasi masyarakat maupun lembaga keagamaan yang melakukan bakti sosial katarak dengan memanfaatkan fasilitas yang dimiliki Sido Muncul dan Perdami. Menurut Irwan Hidayat, operasi katarak massal dalam kegiatan tersebut merupakan operasi yang ke- 40.000. ”Program itu sudah berjalan selama tiga tahun. Kami berharap tahun depan bisa lebih banyak dan lebih baik lagi pelaksanaannya,” ujarnya.
Khoirul muzaki
(bbg)